Ceres , Ahlinya Toping Rasa Cokelat

ukms.or.id/ – Anda pecinta kuliner? Pasti tidak asing dengan Ceres atau yang biasanya disebut “meises”. Ceres terkenal sebagai pelengkap atau toping  untuk menambah rasa coklat dan mempercantik hidangan seperti kue tart, pisang cokelat, pisang keju, hingga martabak manis.

Karena Ceres sangat terkenal, banyak orang yang salah kaprah menganggap semua produk meises bermerk Ceres. Faktanya, Ceres adalah sebuah merk dagang untuk produk bahan makanan meises.

Meises atau meses, adalah cokelat butir yang berbentuk kecil dan lonjong. Biasanya, meises digunakan sebagai teman makan roti, penghias dan penambah rasa pada aneka macam kue, hidangan snack olahan pisang seperti pisang goreng, pisang keju, pisang coklat, martabak manis, hingga untuk taburan pada es krim. Namun, nama produk yang banyak disukai anak-anak tersebut bukanlah meises.

Sejarah menyebutkan, budaya memakan roti dengan meises bukanlah milik orang Indonesia.

Belanda diduga menjadi penyebar budaya tersebut dan menyebut produk olahan coklat tersebut dengan nama hagelslag. Hagelslag sangat digemari oleh gadis-gadis kecil Belanda yang disebut meisje.

Dari sebutan yang merujuk pada gadis-gadis Belanda tersebutlah, istilah meises, meisyes atau meses, digunakan oleh orang Indonesia untuk memudahkan penamaan hagelslag.

Produsen Meises Ceres

Pelopor produsen meises tersebut adalah seorang pengusaha Belanda yang mendirikan pabrik yang berskala rumahan (home industry)  bernama NV Ceres di Garut, Jawa Barat. Perusahaan tersebut tidak hanya memproduksi meises dengan merk Ceres, melainkan juga memproduksi aneka olahan coklat lainnya. Ketika Jepang mulai menguasai Indonesia, ia buru-buru menjual perusahaannya dengan harga murah pada 1942.

Pabrik coklat yang sudah populer tersebut dibeli oleh seorang berkebangsaan Burma, Ming Chee Chuang. Ia menetap di Indonesia, tepatnya di Bandung karena menjadi pelarian di negeri asalnya. Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, Chuang dapat mengelola NV Ceres dengan tenang. Ia pun mengganti nama perusahaan tersebut dengan PT Industri Ceres pada 1950.

Tidak lupa, ia melakukan perubahan dan pengembangan pada produk olahan cokelat perusahaannya, yaitu Ritz (biskuit wafer coklat), Silver Queen, dan Ceres. Untuk melakukan perubahan pada produk selain meises Ceres seperti Ritz dan Silver Queen, tidak mudah.

Produk biskuit wafer coklat Ritz, sudah diklaim oleh PT Nobisco Food, namun PT Industri Ceres dapat mempertahankannya karena produk dengan merk Rits sudah dirintis oleh pengusaha Belanda sebelumnya. Olahan cokelat Silver Queen juga dihasilkan dari keterbatsannya teknologi dalam membuat produk coklat batangan pada masa itu.

Chuang yang tidak menyerah, mencari solusi lain hingga menghasilkan adonan coklat yang dicampur dengan kacang mede dan terciptalah produk cokelat batangan yang kuat dan diberi nama Silver Queen.

Tantangan Yang harus Dihadapi Ceres

Masalah tidak berhenti sampai di situ saja. Beberapa waktu setelah Chuang berhasil melakukan perubahan dan pengembangan produk perusahaannya, pemerintah Indonesia membuat kebijakan yaitu Program Benteng. Program tersebut menjadi respon akibat banyaknya perusahaan yang menguasai sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa itu, adalah milik orang asing.

Pengusaha maupun penggiat bisnis orang non-Tionghoa atau non-Arab, masih terbilang sedikit, dan pebisnis asli Indonesia pun diberi fasilitas khusus.

Chuang, yang bukan asli Indonesia tidak mendapatkan fasilitas yang menguntungkan dari Program Benteng tersebut. Meski demikian ia tetap berusaha menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Seakan tidak ingin kalah dengan pebisnis lokal, Chuang akhirnya berhasil meningkatkan popularitas Ceres. Produk perusahaan Chuang yang awalnya hanya didistribusikan di Garut, berhasil meluas hingga ke Bandung pada sekitar pertengahan 1950-an.

baca juga Puyer Bintang Toedjoe No. 16, Obat Multiguna Asli Buatan Lokal

baca juga

    Berkah Konfrensi Asia Afrika untuk Coklat Ceres

    Kerja kerasa Chuang pun terbayar dengan diakuinya ia sebagai produsen yang ahli membuat cokelat enak. Hal itu terbukti pada 1955, yaitu ketika diadakannya Konferensi Asia-Afrika (KAA), Chuang mendapat banyak pesanan produk cokelat untuk hidangan pada acara besar tersebut.

    Sebuah kehormatan yang menguntungkan baginya, sehingga ia pun memindahkan pabriknya dari Garut ke Bandung. Bahkan, Ir. Soekarno yang menjabat sebagai Presiden kala itu, hanya mau membuat cokelat buatan Chuang. Padahal, cokelat buatan Chuang dibuat dengan cara yang sederhana dengan bahan kakao, gula, dan susu yang diaduk pada suhu yang tepat menggunakan alat pemanas cokelat.

    Saat Regenerasi Perusahaan Dari Pabrik Ceres

    Selayaknya sebuah perusahaan, selalu ada regenerasi kepemimpinan. Min Chee Chuang menyerahkan perusahaannya kepada anak tertuanya, yaitu John Chuang. Pada masa itu pula, perusahaan Ceres mendirikan kantor pusatnya di Singapura. John Chuang tidak mengelola perusahaan warisan keluarganya tersebut seorang diri, ia dibantu dengan saudaranya yaitu Joseph Chuang dan Willian Chuang.

    John Chuang menjadi CEO yang mengelola dan mengendalikan perusahaan dan mengatur keuangan, Joseph Chuang menjadi pengelola hubungan masyarakat (humas) dan  menjalin komunikasi dengan peritel, dan William Chuang mengelola food service  dan proses produksi di pabrik.

    Tidak lama kemudian, anak-anak Chuang membangun perusahaan baru yang lebih besar dengan nama Petra Foods, yang berkantor pusat di Singapura pada 1984. PT Ceres menjadi salah satu anak perusahaan utama Petra Foods. Pengembangan dan pembaruan pun dilakukan, hingga pada 1987 generasi Chuang menjadi distributor merk ketiga di Indonesia. Perluasan bisnis pun semakin meningkat di tahun berikutnya.

    Petra Foods memulai bisnis dengan memproduksi dan mengolah cokelat di Filipina pada 1988, dan melakukan pengadaan bahan baku di Thailand pada 1989.

    Berawal dari produk meises rumahan, kini Ceres menjadi produk olahan cokelat yang tidak pernah sepi peminat. Banyak orang yang setia menggunakan Ceres sebagai bahan pelengkap makanan karena kualitasnya yang diyakini lebih baik daripada produk meises sejenis.

    Berdirinya Petra Foods

    Petra Foods sebagai perusahaan inti Ceres pun selalu melakukan berbagai untuk meningkatkan perkembangan dan kemajuan perusahaan. Untuk mengembangkan kualitas rasa dan variasi produk, Petra Foods melakukan kerja sama dengan pihak asing seperti Jepang dan negara lainnya.

    Strategi pemasaran untuk meningkatkan popularitas produk juga selalu diperhatikan. Penayangan iklan televisi, produksi cokelat di event terterntu seperti Valentine Day, hingga aksi kepedulian sosial pun dilakukan untuk menarik minat masyarakat dan mengokohkan eksistensi produk di pasaran coklat.

    Saat ini, jarang ada orang Indonesia yang tidak menyukai cokelat. Meski demikian, cokelat bukanlah kebutuhan pokok sehari-sehari dan tingkat konsumsinya pun masih terbilang rendah. Karena itu, Petra Foods melalui Ceres akan terus berupaya untuk meningkatkan konsumsi cokelat dengan mempertahankan posisinya sebagai produsen dan distributor cokelat yang berkualitas di dunia.

    baca juga

      Bagaimana? Termotivasi untuk makan coklat hari ini?

      Berbagai produk Ceres, mulai dari meises Ceres, cokelat Silver Queen, Silver Queen aneka varian rasa, dan  Silver Queen Chunky Bar bisa dengan mudah Anda dapatkan di toko makanan, mini market, hingga super market terdekat. Selain memakannya langsung, Anda juga bisa menjadikannya sebagai topping atau penghias dan penambah rasa untuk makanan favorit Anda. Dengan mengonsumsi coklat, Anda tidak hanya akan mendapatkan rasa unik yang nikmat, tetapi juga berbagai manfaat lain seperti untuk kesehatan jantung, kulit, dan mengurangi rasa depresi. Jangan lupa makan cokelat hari ini, ya



      Leave a Comment

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Scroll to Top