Peran Media Sosial Masih Besar

Peran Media Sosial Masih Besar

Generasi Milenial masih mempertahankan gaya hidup belanja online untuk memenuhi kebutuhannya selepas pandemi COVID-19. Shopee menjadi e-commerce pilihan utama Milenial laki-laki dan perempuan dalam berbelanja.

Di Indonesia, Milenial masih menjadi pasar terbesar dengan populasi sebanyak 69,38 juta jiwa atau setara 25,87% dari total populasi. Generasi ini lahir pada rentang tahun 1981 hingga 1996. Sebagai orang yang telah masuk usia produktif, mereka memiliki daya beli yang cukup besar dan menjadi perebutan bagi merek untuk melakukan penetrasi pasar.

IDN Research Institute bekerja sama dengan Advisia mengeluarkan hasil riset terbaru bertajuk Indonesia Millenial Report 2024. Dari hasil penelitian tersebut, sebagian Milenial masih memilih Shopee untuk berbelanja online. Adapun riset ini dilakukan pada 29 Mei hingga 9 Juli 2023 dengan metode kuantitatif yang melibatkan 560 responden.

Responden yang terlibat dalam penelitian ini menggunakan sistem random sampling di sepuluh kota dan aglomerasi di Indonesia. Dari hasil penelitian, Shopee digunakan oleh milenial laki-laki sebanyak 42% dan perempuan 51%. Kemudian diikuti oleh Tokopedia yang digunakan milenial laki-laki 36% dan perempuan 31%.

Lazada berada di urutan ketiga dengan digunakan oleh milenial laki-laki 8% dan perempuan 6% yang diikuti oleh Blibli sebanyak 8% laki-laki dan 4%. Uniknya, aplikasi media sosial yang tengah naik daun TikTok Shop berada di urutan terakhir dengan digunakan 5% laki-laki dan 7%. (Grafik 1)

Image or Photo Marketeers Max

Dari penelitian ini, perempuan generasi Milenial cenderung tertarik pada pembelian pakaian dan produk kecantikan, mencerminkan fokus pada pribadi penampilan dan ekspresi diri. Di sisi lain, laki-laki generasi Milenial menunjukkan kecenderungan untuk memperoleh barang- barang dan elektronik yang berhubungan dengan hobi, minat memanfaatkan tren dengan memberikan diskon besar dan promosi tanpa memungut biaya platform.

Secara terperinci, berdasarkan jenis barang yang dibelanjakan secara online, produk fesyen, kecantikan, perlengkapan rumah, food & beverage (F&B), dan buku lebih banyak dibeli milenial perempuan dengan persentase 37%, 27%, 11%, 8%, serta 4%. Sedangkan generasi Milenial laki-laki membeli produk elektronik, perlengkapan olahraga, dan hobi. Masing-masing kategori tersebut memiliki persentase sebesar 18%, 6%, serta 21%.

Terlepas dari gender, baik generasi Milenial laki-laki maupun perempuan menunjukkan tren pengeluaran yang sama, dengan mayoritas melaporkan pengeluaran kurang dari Rp 500 ribu per bulan untuk belanja online mereka. Data ini menggarisbawahi popularitas e-commerce di kalangan generasi Milenial Indonesia, begitu juga dengan mereka yang memiliki pendekatan keuangan bijaksana untuk pembelian online dalam batas anggaran tertentu.

    Temuan lain dari penelitian ini adalah terkait dengan alasan Milenial membeli barang secara online. Gratis ongkos kirim atau ongkir menjadi kunci untuk menarik minat Milenial cek out barang secara daring.

    Dari penelitian ini, sebanyak 50% responden mempertimbangkan harga yang lebih murah dibandingkan toko lain baik offline maupun online. Kemudian, diikuti oleh faktor lain berupa kualitas produk dan review dari pengguna lain dengan persentase 23%. (Grafik 2)

    Image or Photo Marketeers Max

    Berdasarkan temuan tersebut, Mukti Wibawa, Fasilitator Exclusive MarkPlus Institute menjelaskan, Milenial masih tertarik belanja online lantaran kekuatan e-commerce yang membuka akses pada jutaan produk, kapan saja, dan di mana saja. Hal ini mendorong Milenial melakukan belanja emosional atau impulsive buying karena merasa senang. Mereka merasa lebih baik atau membantu untuk rileks, melarikan diri dari rutinitas dan bersantai dengan belanja daring.

    Mukti menyebut, konsumen Milenial berbelanja dengan alasan emosional lebih dari segmen demografi lainnya atau sebesar 75% dari satu waktu. Sebaliknya, konsumen Milenial yang punya niat untuk belanja hanya 25% dari satu waktu. Dengan kata lain, Milenial lebih rentan terhadap pembelian impulsif.

    “Ketika masuk ke situs belanja online, banyak konsumen menggunakan keranjang belanja digital mereka untuk fungsi lain selain melakukan pembelian langsung. Misalnya, 74% konsumen menggunakan keranjang belanja sebagai daftar keinginan untuk menyimpan barang-barang yang mungkin mereka beli di kemudian hari. Selanjutnya, 56% orang menggunakan keranjang belanja mereka untuk membandingkan belanja antar-item sebelum memutuskan apa yang akan dibeli,” kata dia.

    Menurutnya, dalam melakukan pembelian, Milenial selalu mengikuti perkembangan tren terkini di media sosial sesuai dengan kategori yang mereka minati. Ketika sudah merasa senang dengan produk yang digunakan mereka cenderung mau memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk menggunakan produk yang sama secara sukarela.

    “Walaupun faktor emosi memainkan peran penting dalam perilaku belanja online konsumen Milenial, mereka juga memiliki niat atau tujuan tertentu,” ujarnya.

    Terpengaruh Influencer

    Faktor lain yang mempengaruhi Milenial untuk tetap melakukan belanja online yakni karena adanya dorongan atau rekomendasi dari orang-orang berpengaruh atau influencer di media sosial. Strategi influencer marketing sangat efektif digunakan terutama untuk produk-produk lifestyle.

    Myre Gustam, Country Lead impact.com menuturkan, berdasarkan hasil penelitiannya bertajuk The Power of Influence – E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia, sebanyak 87% Gen Z dan Milenial melakukan keputusan pembelian lantaran mendapatkan rekomendasi dari influencer di media sosial. Mayoritas dari mereka mendapatkan rekomendasi produk dari YouTube dan Instagram. Tercatat, tingkat penggunaan kedua platform ini sebanyak 91%.

    Selain itu, TikTok juga mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan tingkat penggunaan mencapai 86%.  Perlu ditekankan bahwa angka- angka ini jauh melampaui penggunaan Facebook, yang saat ini hanya mencapai 76%.

    “Konsumen Indonesia, terutama Milenial memiliki sikap yang terbuka dan menerima terhadap kehadiran teknologi ini,” tutur Myre.

    Konsumen Indonesia, khususnya Milenial, punya sikap terbuka pada kehadiran TikTok.

    Myre Gustam, Country Lead Impact.com.

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top