Bagaimana Memulai BISNIS MILK ICE Dengan Mudah ?
Ini salah satu minuman paling sehat milk ice berbahan dasar asli susu sapi,kenapa susu sapi bukan susu kaukms.or.id/ng bahkan bukan susu bubuk atau susu kental manis? Karna kandungan susu sapi lebih tinggi vitamin dan jelas lebih enak + murah.
MODAL BISNIS MILK ICE
Susu sapi cair dan media penjualan box bongkar pasang jadi bisa dibawa pulang etalase box nya.
PEMASARAN BISNIS MILK ICE
Bisa dijual dimana saja terutama tempat ramai seperti taman rekreasi atau lapangan olahraga bahkan sekolah.
BAHAN dan ALAT BISNIS MILK ICE
BAHAN :
- Susu Sapi Cair
- Gula Pasir
- Madu
- Coklat Batangan
- Strobery
- Melon
- Jeruk
- Madu
- Biskuit Oreo
- Sirup (strowbery,melon dan jeruk)
- Mesis
- Es batu
ALAT :
- Blender
- Cup+tutup
- Pipet
- Plastik
- Toples
- Boot Milk
- Termos es
- Cangkir takaran
CARA MEMBUAT BISNIS MILK ICE
Masukan susu 50 ml lalu gula satu sendok the kemudian es batu
setengah gelas atau secukupnya dan masukan toping (ex:coklat
terlebih dulu potong dadu ukuran 1cm x 1cm) lalu
blender.Siapkan pada cup lalu taburi mesis tutup beri pipet.
Untuk pembuatan topping rasa stroberry,cukup masukan satu buah
strowbery dan satu sendok makan sirup strawberry.
PENGHITUNGAN
Nama Barang Satuan Harga (Rp)
- Susu Sapi Cair 4 liter 40.000
- Gula Pasir 1 kg 12.000
- Madu 50ml 15.000
- Coklat batang 1 15.000
- Stroberry 15 buah 5.000
- Melon 250gr 10.000
- Jeruk 250gr 10.000
- Sirup 3 botol 30.000
- Biskuit Oreo 1 bks 10.000
- Mesis 250gr 10.000
- Es Batu 5buah 10.000
- Blender 1buah 300.000
- Cup+tutup 100pcs 100.000
- Pipet 100pcs 50.000
- Toples 5pcs 20.000
- Termos Es 1 50.000
- Cangkir Takaran 1 5.000
- Boot Milk 1 700.000
- Teko Susu 1 5.000
- Total 1.397.000
baca juga Bisnis UMKM Kue Berbentuk Maneqin dan Social Media
PENYUSUTAN ALAT
Nama Barang Harga Waktu Biaya Penyusutan
- Blender 300.000 60 bulan 5.000
- Toples 20.000 36 bulan 600
- Cangkir Takaran 5.000 36 bulan 150
- Teko Susu 5.000 36 bulan 150
- Boot Milk 700.000 60 bulan 12.000
- Total 17.900
Dari data diatas didapat biaya penyusutan:
17.900 : 30 hari = 600 per hari
Dari data diatas didapat pendapat :
100 cup X 8.000 = 800.000 per hari
LAPORAN LABA
Modal Bahan 367.000
Biaya Penyusutan 600
Pendapatan 800.000
Laba 432.400
Bagaimana Memulai BISNIS MILK ICE Dengan Mudah ? Dari modal diatas dan pendapatan perhari bisa mengembalikan modal dalam waktu dua
minggu saja.Bisnis kecil yang dapat dilakukansiapapun bahkan anak sekolah tetapi
menjanjikan.Waktu penjualan pun bisa kapan saja karna minuman ini cocok diminum
kapanpun dan dimanapun.Jika anda sudah memiliki café,minuman ini dapat jadi menu baru
yang dapat diminum siapa saja bahkan anda bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.
KESIMPULAN Rencana BISNIS MILK ICE
Minuman susu sapi ini mungkin sudah menjamur dimana-mana bahkan banyak varian rasa
yang lebih nikmat dan dengan penyajian yang lebih menarik.Andapun bisa melakukannya
jika anda memiliki modal lebih,anda bisa membeli alat press minuman agar minuman anda
lebih menarik dan tidak gampang tumpah,dijamin akan balik modal dalam waktu satu bulan.
Anda pun bisa lebih kreatif dengan menambahksn varian rasa baru serta topping baru seperti
rasa kurma dan toping kacang diselingi susu kental manis coklat.Anda tidak perlu khawatir
laba yang anda dapat berkurang karna semakin banyak varian yang anda sajikan,anda akan
semakin dapat banyak konsumen.Anda juga bisa menerima pesanan untuk acara ulang tahun
anak agar pendapatan dan penjualan anda meningkat.
BISNIS KREASI UNIK KUE SOSIAL MEDIA
Facebook, Instagram, Path, Whatsapp, dan Blackberry Messenger, seluruhnya bertekstur renyah dengan rasa yang manis dan gurih. Ya, media social ini berbeda. Bukan untuk ajang eksistensi di dunia maya, melainkan untuk mengisi perut. Yumm…!
Dibalik kue-kue kering berbentuk logo media social ini adalah Yuyun. Idenya berawal dari tingginya pengguna media social di Indonesia. Jadilah kue lebaran unik ini diproduksinya. Inovasinya dimulai sejak tiga bulan yang lalu. Menjelang lebaran, kue media sosialnya laris manis di pasaran. Pembelinya tak hanya warga Yogyakarta, tapi juga Samarinda, Jakarta hingga Palembang.
“Enggak anak muda, nggak mahasiswa, nggak orang tua, itu kan sukanya kan medsos ya, berkomunikasi lewat media social. Ini adalah cara bagaimana saya menyampaikan biar media social ini bisa saya buat kue kering tahun ini.” Tutur Yuyun mngenai alasannya memilih logo media social sebagai andalan jualan kue keringnya.
Pesanan melimpah, keuntungan pun berlipat. Sejak awal mencoba, Yuyun telah memproduksi tujuh ratus lusin kue kering. Dari usaha rumahannya ini, Yuyun akhirnya mempekerjakan lima orang karyawan. Omzetnya pun mencapai ratusan juta rupiah.
Selain rasa khas kue kering yang manis gurih, pembeli tertarik memborong karena bentuknya yang tak biasa. “saya langganan membli cookies di sini karena memang cookiesnya mengikuti perkembangan zaman, kekinian banget. Bentuk-bentuknya unik-unik, sperti yang terbaru ini, karakter-karakter medsos, seperti Facebook, Instagram.” Tutur Dona, pelanggan yang sedang memborong kue di gerai milik Yuyun.
youtube.com/watch?v=4gB5ZcLBl7k&app=desktop
Bisnis UMKM Kue Berbentuk Maneqin dan Social Media Tak hanya kue kering berlogo media social, Yuyun juga menjual kue dengan karakter kartun. Kue-kue keringnya juga bisa dipesan sebagai hantaran untuk orang terkasih. Ingin menghidangkan kue kering unik saat lebaran? Gerai Yuyun dapat dikunjungi di daerah Karang Kanjen, Yogyakarta. Harganya mulai dari tiga puluh lima ribu rupiah per toples, dan sesuai dengan bentuknya, Yuyun juga memasarkan kue-kue keringnya di media social seperti Instagram dan Facebook.
BISNIS KREASI UNIK KUE MANEKIN
Manekin atau patung peraga busana pasti sudah biasa dijumpai di jalan-jalan pusat perbelanjaan. Apalagi ketika ingin membeli baju, yang pertama dilihat adalah ketika baju itu dipajang di satu manekin. Pasti akan lebih menarik karena akan lebih terlihat bentuk dan desainnya. Jadi akan mudah untuk bisa membayangkannya, bukan?
Namun, bukan manekin seperti itu yang akan membuat anda lebih tertarik melainkan manekin unik yang bisa dimakan. Perancang yang membuatnya tentu bukan perancang busana, tapi dia adalah seorang “perancang kue”.
youtube.com/watch?v=srjizvsAY_Y&app=desktop
Kalau manekin yang biasa ada di dalam toko baju boleh dipegang, tapi tidak bisa dimakan. Tetapi kalau manekin unik dan lembut ini bisa dimakan. Disini kita bisa mendesain pakaian sesuai selera dan ukuran yang diinginkan, bukan untuk dipakai melainkan untuk dimakan. Inilah kue berbentuk manekin atau patung peraga busana, lengkap dengan gaun cantiknya.
Keunikannya membuat kue ini menarik para pembeli, salah satunya Aini. Bukan satu kali saja dia memesan kue manekin. Selain untuk pribadi, kue ini sering Aini pesan untuk keluarga maupun kerabatnya. “Soalnya unik. Soalnya kan jarang yang pesan yang kayak gitu-gitu. Lucu aja, aku suka.” Jawab Aini ketika ditanya kenapa menyukai kue manekin ini.
Kali ini Aini memesan kue manekin dengan desain gaun pesta. Pertama kali, pembuatnya akan membuat sketsa desain baju, layaknya seorang desainer yang merancang pakaian. Daya tariknya bukan hanya dari ide dan bentuk kue, namun kualitas rasanya pun berhasil memikat peminatnya. “Di sini beda banget. Dari krimnya aja beda. Di sini rasanya enak banget. Pokoknya beda.” Tambah Aini mengenai kue yang pernah dia jajal.
Kue manekin muncul saat tahun 2012. Kue berbentuk patung peraga ini menjadi trend di negeri Paman Sam. Toko kue Sugar Ruinzy di Amerika Serikat menjadi pelopornya. Kemudian di tahun 2013, trend ini berkembang hingga ke Negara Inggris. Hal ini yang menginspirasi Prima Perdana untuk membuat kue serupa. Tahun 2014, bisnis toko kue Lamia miliknya, Ia kembangkan dengan desain unggulan kue manekin.
Dalam prosesnya, Prima juga menggoreskan bakat menggambarnya untuk mendesain kue sesuai pesanan pelanggan. “Kita mendesain kue berdasarkan requirement dari customer. Beda dengan pembuat kue, dimana hanya membuat aja dengan contoh-contoh yang sudah ada. Kalau kita, setiap kita membuat kue, walaupun itu sama mannequin cake atau tas, kita selalu membuat yang berbeda.” Desain khusus bagi setiap pelanggan menjadi nilai tambah bagi produk bisnisnya. Itu sebabnya kue buatannya selalu berbeda-beda.
Kue manekin menggunakan bahan roti sebagai dasarnya. Proses pembuatan awalnya tak banyak berbeda dengan kue pada umumnya. Setelah bagian dasar selesai, kue dilapisi lelehan coklat di setiap bagiannya. Lapisan ini berguna agar bahan dasar kue lebih mudah dibentuk.
Setelah bentuk dasr kue selesai, waktunya untuk menghias. Tahap ini perlu ketelitian agar setiap detail hiasannya sesuai desain awal, dan tentunya serupa dengan manekin busana asli. Semua hiasan ini menggunakan pasta gula atau fondant jadi aman untuk dikonsumsi. “Semua bisa dimakan. Karena kita nggak pakai pengawet, jadi setelah diantar, biasanya setelah tiga hari sudah basi.”
Untuk ukuran kue yang besar atau seukuran manekin biasa, butuh waktu satu minggu untuk menyelesaikannya. Mulai dari gambar sketsa desain hingga proses pembuatan. Dalam membuat satu kue, Prima hanya dibantu oleh satu orang asistennya. Ini dilakukan agar setiap kue manekin pesanan telah lolos pengawasannya.
Bentuknya unik tak seperti kue pada umumnya. Itu sebabnya Prima memeragakan kepada pelanggannya cara untuk memotong kue buatannya, agar tetap mudah untuk dinikmati.
Dibalik bentuknya yang cantik, kesulitan untuk membuat kue manekin ini serupa bentuk aslinya menjadi tantangan Prima. Seperti membuat patung peraga aslinya, ukuran dan tingginya mulai dari tujuh puluh sentimeter. Inilah salah satu produk unggulannya.
“tantangannya adalah bahwa kita harus membuat semirip mungkin dengan apa yang diinginkan oleh customer. Sedangkan bahan dan lain-lainnya itu sangat terbatas. Karena kita mengutamakan bahwa semuanya edible.”
Untuk kue manekin, Prima menawarkan beragam jenis ukuran. Ada yang ukuran kecil, mulai dari dua puluh lima sentimeter hingga tiga puluh sentimeter. Harganya itu dibanderol tujuh ratus lima puluh ribu rupiah. Sementara ukuran besar yang menyerupai bentuk asli dibanderol dengan harga enam juta rupiah hingga dua belas juta rupiah, tergantung kerumitan desain baju dan bentuknya.
Menjadi perancang kue sudah dilakoni Prima sejak tahun 2012. Bakatnya membuat kue sudah mulai dia asah sejak usia lima tahun. Tidak ada pendidikan khusus yang ia jalani untuk membuat deretan kue dengan bentuk unik ini. Buah karyanya bisa dijumpai di toko kue miliknya di daerah Jati Padang di Jakarta Selatan.
BISNIS KERAJINAN TAS UNIK
Tas cantik telahir dari tangan seorang kreatif bernama Rini Hastuti. Yang uniknya lagi adalah setiap karya yang dibuatnya diperlakukan seperti anak sendiri. Seperti apa kreasi Rini ini? Rasa penasaran anda akan terjawab setelah melihat gambar di bawah ini dan membaca artikelnya.
Muda dan kreatif mungkin itu yang bisa digambarkan dari seorang Rini Hastuti, gadis berusia 23 tahun pemilik brand tas dan dompet handmade, Hasta La Vista. Di kamar kosnya, Rini mengasah keterampilan menjahitnya secara otodidak. Sebagai seorang crafter, Rini punya cirri khas tersendiri pada produknya, yaitu penggunaan kain linen dengan motif vintage. Untuk bahan baku kain linen, Rini mengimpor kain dari luar negeri seperti Negara Jepang dan Amerika Serikat.
“Untuk inspirasi dari produk Hasta La Vista, aku biasanya lihat dari music, film, dan internet. Karena basic-nya aku suka vintage, hal itu memengaruhi dalam setiap produk-produk yang aku bikin. Dan setiap produk Hasta La Vista selalu mempunyai namanya mereka sendiri.” Ungkapnya saat ditanya tentang keunikan produknya.
Nama Hasta La Vista berasal dari bahasa Spanyol yang artinya “selamat tinggal”. Menurut Rini, ucapan selamat tinggal ini ditujukan untuk produk yang sudah laku terjual. Karena Rini selalu menganggap setiap produknya seperti anaknya sendiri.
Tekun dan ulet menjadi kunci keberhasilan Rini dalam menjalankan bisnisnya yang sudah mencapai tahun ke dua. Dalam sebulan, Rini dapat mengerjakan tiga puluh tas sekaligus yang dibanderol dari harga seratus lima puluh ribu sampai empat ratus ribu rupiah.
Dalam memasarkan produknya, Rini memanfaatkan peran media social seperti Facebook, Blog, dan Instagram. Ia juga rajin memantau dan mengupload kreasi terbaru serta berbagi ilmu di blog pribadinya. Bisnis UMKM Kue Berbentuk Maneqin dan Social Media
Bisnis Kotak Hadiah dari Elita Sari Anggraini
Krisis moneter 1998 memaksa perusahaan tempat Elita bekerja gulung tikar. Sembari mencari pekerjaan baru, ia mengandalkan uang pesangon dari perusahaan. Ketika pesangon habis, otaknya berputar mencari jalan keluar. Hingga kemudian ia bergabung dalam pelatihan kader yang diselenggarakan Bapemas (Badan Pemberdayaan Masyarakat).
Tahun 2009 Elita mulai berkenalan dengan Klinik UMKM Provinsi Jatim, P3ED, dan Dekranasda.
Menyadari tidak mempunyai dasar pengusaha atau penyuka seni, putri pertama pasangan Ahmad Arif dan Ismiyah ini tidak menyia-nyiakan jaringan yang dimilikinya. Ia menimba ilmu, pengetahuan, dan pengalaman dari pelatihan serta praktisi yang mengajarinya.
“Awal produksi saya perlihatkan produk ke Klinik UMKM. Saya diberitahu kekurangan-kekurangan produk saya. Memang menyakitkan, tapi ternyata sangat bermanfaat untuk kualitas produk selanjutnya,” kenang Elita.
Gift box menjadi pilihan Elita karena modal dan pesaing yang sedikit. Tidak seperti usaha lain yang membutuhkan modal dana, selera seni, serta tenaga ekstra.
Pembuatan gift box lebih efisien karena tidak menggunakan listrik. Bahan yang diperlukan hanyalah kertas, lem, gunting, cutter, dan sebagainya. Terlebih, balik modal dalam usaha pembuatan kotak relatif lebih cepat. Bersama sang adik, Adhityaning Widyasari yang juga disapa Wiwid, Elita berhasil mendirikan dan mengembangkan usaha gift box-nya hingga saat ini.
“Dulu daripada merangkai parcel sendiri, saya memilih beli parcel jadi. Makanya teman-teman kaget saya bisa bikin kotak,” kata Elita saukms.or.id/l tertawa. Membuat kotak kemasan memang tidak bisa dilakukan sembarang orang. Kesalahan dalam mengukur berakibat kotak menjadi jelek. Elita yang mengaku bukan termasuk orang yang telaten pun banyak belajar membuat kotak yang rapi. Hingga saat ini, banyak pelanggan yang menyukai produk Ondo Mohen karena kerapian produknya.
Bisnis UKM Kreatif yang Simple , Kotak Hadiah Selain kerapian, ketepatan waktu pengerjaan juga membuat para pelanggan kembali datang ke Ondo Mohen. Karena itulah demi menjaga kualitas, Elita tidak segan menolak pesanan ketika pesanan sedang penuh. Pasalnya, kualitas produk tidak akan terkontrol jika pengerjaannya terburu-buru. Dalam penjualannya, Elita mengandalkan pesanan dan konsinyasi ke ruang pamer milik Dinkop dan UMKM Jatim dan milik P3ED.
Besar Karena Pelanggan
Adagium ‘jangan menilai buku dari sampulnya’ kurang mengena jika diberlakukan dalam penjualan produk. Dalam pemasaran, packaging atau pengemasan produk menjadi salah satu faktor daya tarik pembeli. Itulah yang dibidik Elita dengan usaha kotak kemasannya.
Diakuinya, faktor yang membuat usahanya dapat bertahan lama adalah pelanggan. Pelanggan tidak hanya menjadi ‘sumber penghasilan’, melainkan juga menjadi sumber inspirasi dan inovasi dalam pembuatan kotak. Ketika menerima pesanan, ia mendengarkan kemauan pelanggan. Ia juga berupaya menanggapi masukan dan keluhan dari para pelanggan.
Gift box produksi Ondo Mohen
Dalam perjalanan usahanya, Elita pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan dengan pelanggan nakal. Pelanggan itu memesan 500 biji kotak dan menjanjikan DP (down payment) seminggu kemudian. Ternyata janji itu meleset. Sejak saat itu, untuk memastikan keseriusan pelanggan, ia mewajibkan pelanggan membayar down payment (uang muka) 50 persen dari total pesanan.
“Entah saudara atau teman, kalau pesan harus memberikan DP. Kalau tidak memberi DP, tidak akan dikerjakan,” tegas Elita yang juga menjadi UKM binaan Sampoerna ini.
Meski terbilang UKM lama, usaha yang berlokasi di daerah Ketabang Ngemplak ini jarang terpilih seleksi mengikuti pameran. Pasalnya, gift box tidak seperti aksesoris, batik, atau usaha kerajinan lain yang bisa menampakkan ciri khas. Pembuatan gift box yang cenderung mengikuti permintaan pelanggan juga membuat produk Ondo Mohen sulit dikenali secara sekilas. Walaupun produknya ‘tidak tampak’, namun produknya tetap dicari banyak orang. Seiring dengan diwajibkannya pemberian kemasan pada produk UKM, kotak kemasan Elita pun laris manis.
“Kami ‘kan siluman, tidak tampak tapi selalu dicari. Jadi, walaupun saya tidak pernah ekspor langsung, tapi kotak saya sudah ikut (produk yang dikirim) ke luar negeri,ha.. ha..” kata Elita bercanda.
Ia berargumen, ekspor bertujuan untuk menyasar negara yang berpenduduk banyak. Indonesia yang mempunyai banyak penduduk dan usaha kecil menengah sudah cukup baginya. Elita pun tidak terlalu beraukms.or.id/si melebarkan usahanya ke luar negeri. “Kalau UKM se-Surabaya dan Sidoarjo pesan ke kami, itu sangat mencukupi, tidak perlu ekspor,” tutur Elita.
Lebih Menghargai Uang
Jika dulu ketika menjadi karyawan menerima gaji bulanan, ketika menjadi pengusaha Elita bisa menerima penghasilan beberapa kali dalam sebulan. Meski lebih sering menerima penghasilan, hal ini malah membuat Elita lebih menghargai uang sesedikit apapun itu. Menjadi pengusaha juga membuat perempuan lebih berdaya dan memberikan manfaat bagi orang lain.
“Jadi karyawan kita rajin atau tidak kadang bos tidak tahu. Kalau jadi pengusaha ketika kita rajin akan dapat uang, kalau tidak rajin tidak dapat. Pembalasannya itu lebih kontan,” tutur Elita yang dibantu tim berjumlah total enam orang ini.
Untuk menjaga semangat dan mood dalam kondisi baik, keluarga dan tim lah yang menjadi penyemangat Elita. Ia bersyukur mempunyai keluarga yang sangat mendukung pekerjaannya dan bekerja bersama tim yang solid. Saat ini, omset yang diperoleh Ondo Mohen telah mencapai angka Rp 20 juta.
“Alhamdulillah bisa buat beli sabun sampai bisa menyewa rumah produksi,” ungkap Elita penuh syukur.
Untuk mengoptimalkan laba, Elita berpesan kepada pengusaha pemula untuk tidak meminjam kepada perbankan sebagai modal. Dulu di awal usaha Elita sempat meminjam kepada bank karena diberikan kemudahan. Dalam beberapa tahun, ia belum bisa menikmati hasil usahanya dan lebih terbebani dengan hutang bank. Ia mengatakan bahwa ada perhitungan khusus sebelum pengusaha memutuskan untuk meminjam dana kepada perbankan, salah satunya dengan memastikan laba bersih yang diperoleh minimal sama dengan suku bunga bank. Bisnis UKM Kreatif yang Simple , Kotak Hadiah
Di akhir perbincangan, Elita berkeinginan untuk menciptakan produk yang lebih mempunyai ciri khas. Dirinya juga berkeinginan bisa membuat produk yang bisa dipamerkan di rumah produksinya. Ia berharap para pelaku UKM akan semakin sadar untuk memperbaiki kualitas pengemasannya, sehingga usaha gift box miliknya juga akan berkembang. (ulviyatun ni’mah)
- Biodata:
Nama : Elita Sari Anggraini
TTL : Surabaya, 12 Oktober 1970
Orangtua : Ahmad Arif – Ismiyah
Pendidikan : SMAN 2 Surabaya
Aktivitas : Pemilik usaha gift box “Ondo Mohen”
Prestasi : Juara Pahlawan Ekonomi Surabaya tahun 2015
Bisnis Kreatif UMKM , Bros Menawan dari Kulit Bawang
kulit dan batang bawang tak hanya menjadi sampah. Di tangan Maslikah, kulit dan batang bawang disulap menjadi bros dan aneka kerajinan yang mampu mendulang rupiah. Dengan mengusung nama UKM “Merah Putih”, produk Maslikah telah berhasil memasuki salah satu toko ritel terbesar di Indonesia. Seperti apa?
Bila dilihat dari kejauhan, tak ada yang menyangka bahwa bros, bunga kering, dan berbagai pajangan yang dijual Maslikah terbuat dari kulit bawang putih. Secara sekilas, memang tak ada yang berbeda dengan bunga kering berbahan plastik. Tapi, bunga kering made in Maslikah ini tentunya lebih alami dan lebih indah.
Membuka usaha kerajinan berbahan limbah bawang bermula saat ia merasa sayang dengan banyaknya limbah bawang di lingkungan sekitarnya. Maklum saja, para tetangganya banyak yang berprofesi sebagai pembuat krupuk, penjual mie, dan kacang goreng. Semua makanan itu menggunakan bawang putih sebagai bumbunya. Tak ayal, banyak limbah kulit bawang yang dihasilkan dari usaha rumahan tersebut. Lalu terciptalah ide dari Maslikah untuk membuat aneka bahan kerajinan dari limbah kulit bawang.
Ide yang didapat Maslikah yang sempat menjadi perajin kain perca ini pun orisinil. Dia belajar secara otodidak untuk mengolah kulit dan batang bawang itu menjadi kerajinan bernilai seni. Trial and error pun dilakoni istri dari Syuaib Effendi ini. Hingga pada akhirnya terciptalah produk-produk seperti sekarang ini.
“Coba-coba saja dulu itu. Ya saya cari caranya sendiri, tidak pernah ikut pelatihan. Ternyata jadi seperti ini,” katanya saukms.or.id/l memperlihatkan limbah bawang yang telah ia ubah menjadi bunga cantik.
Bisnis Kreatif UMKM , Bros Menawan dari Kulit Bawang Untuk mengolah aneka kerajinan kulit bawang ini, Maslikah melakukan pemilahan dulu. Selanjutnya, batang dan kulit bawang dikeringkan sampai dua bulan. “Jangan sampai kena matahari karena bisa sobek. Kalau batang, diiris kecil-kecil. Kalau kulit bawangnya digunting dan dibentuk seperti kelopak bunga,” kata Maslikah menjelaskan secara detail.
Untuk memproduksi sehari-hari, Maslikah dibantu sang suami. Dalam sehari, mereka bisa membuat tiga lusin bunga kering berbentuk bros dan bunga bertangkai. Setelah jadi, bunga-bunga itu dijual dalam bentuk lusinan dan eceran. Harga yang dibanderol pun tidak mahal, hanya Rp 2500 hingga Rp 10 ribu per tangkai.
Lantas bagaimana dengan perawatannya? Maslikah menjelaskan, perawatan bunga berbahan kulit dan batang bawang ini tidaklah sulit. Cukup memakai kuas atau sikat gigi untuk menghilangkan debu yang menempel di kelopak-kelopak bunganya.
Usaha ini dimulainya pada tahun 2010. Hingga kini, telah banyak perkembangan yang dialami Maslikah. Untuk meningkatkan kemampuan dan jejaring bisnisnya, Maslikah tergabung dalam Pahlawan Ekonomi Surabaya. Program tersebut merupakan program Pemerintah kota Surabaya untuk para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Surabaya.
Untuk bergabung ke dalam Pahlawan Ekonomi, Maslikah awalnya kerap mengikuti lomba-lomba, baik di tingkat RW, kecamatan, hingga kota. Mulanya ia hanya ingin memperkenalkan produknya, tapi ternyata produknya terpilih menjadi jawara di beberapa perlombaan itu. Bahkan, pada tahun 2014, produk Maslikah menjadi salah satu dari 14 pahlawan ekonomi Surabaya bidang kerajinan tangan.
Dari kemenangan itu, Maslikah semakin kaya pengalaman. Ia sering diajak mengikuti pameran demi pameran di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, ia juga memiliki kesempatan mengikuti pelatihan yang mendatangkan tutor Chairul Tanjung, salah satu pengusaha sukses Indonesia yang juga sempat menjadi Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden SBY itu. Setiap minggu sekali, Chairul Tanjung memberi pengarahan kepada para pelaku UKM yang tergabung dalam Pahlawan Ekonomi Surabaya.
Usai mengikuti program tersebut, Maslikah berhasil melebarkan sayap usahanya. Produk-produknya kini juga dipasarkan di Gorontalo dan Korea. Salah satu pencapaian besar yang diraih pelaku UKM.
Secara pribadi, Maslikah mengucapkan rasa terimakasihnya yang mendalam kepada Pemkot Surabaya. Pemkot dinilainya sangat mendukung bisnis yang digelutinya ini. Setiap minggu, Pemkot Surabaya rutin memberikan motivasi dan pelatihan. Bahkan, Pemkot juga telah memberikan bantuan bedah rumah.
“Dulu rumah saya jelek, sekarang alhamdulillah sudah dibantu Pemkot,” ujarnya.
Dalam menjalankan usaha pengolahan kulit dan batang bawang putih ini, Maslikah tidak mengalami kendala berarti. Penyediaan bahan bakunya pun relatif gampang. Hanya saja, ia kesulitan mencari perajin yang telaten. Untuk membuat kerajinan seperti ini, memang dibutuhkan ketelatenan yang cukup tinggi. Maslikah mempunyai harapan besar agar usahanya semakin maju dan lancar, serta banyak dikenal orang. Mari kita sama-sama doakan ya!.
- DATA USAHA:
Nama Usaha : Mawar Putih
Pemilik : Maslikah
Alamat : Tanah Merah IV/6 Kenjeran Surabaya
Tlp : 085100922242 – 085731654256
Raup Ratusan Juta dari Bisnis Kerang
Perjuangan tidaklah instan. Itu yang dibuktikan Suwarni, pemilik UD Mutiara Kerang. Usaha yang bergerak dalam mengolah kerajinan berbahan kulit kerang itu dirintis sejak 20 tahun lalu. Perjalanan yang panjang telah dilalui. Hingga kini, usaha yang didirikan Suwarni bersama sang suami, Syamsul itu mulai menunjukkan hasil. Tak kurang dari ratusan juta rupiah berhasil ia raup. Seperti apa perjalanannya?
Suwarni tak pernah menyangka, usaha yang dia dirikan pada dua dekade lalu mampu bertahan hingga saat ini. Ide awalnya hanya sederhana. Rumahnya yang berdekatan dengan pantai membuatnya tak asing dengan banyaknya kerang. Ia bersama suami pun berpikiran untuk mengolah limbah kulit kerang menjadi berbagai kerajinan yang beraneka ragam. Mulai dari bros, kotak tisu, gelang, gantungan kunci, dan sebagainya.
Untuk memasarkan hasil karyanya, Suwarni memiliki toko sekaligus ruang pamer di dekat pantai Camplong, tepatnya di Jl. Raya Taddan, Camplong, Sampang, Jawa Timur.
Ia juga kerap dibantu pemerintah mengikuti pameran di berbagai tempat, salah satunya dalam event pameran Hari Keluarga Nasional tahun 2016 tingkat Provinsi Jawa Timur di Lamongan. Pameran yang digelar pada 20 Juli 2016 itu menjadi kesempatan Suwarni untuk unjuk gigi. Ia pun tak segan turun langsung meladeni para pembeli. Bahkan, jika calon pembeli hanya bertanya harga, ia pun menjawab dengan ramah.
Di sela-sela kesibukannya melayani pembeli, Suwarni yang juga akrab disapa Bu Syamsul ini menceritakan perjalanan usahanya. Jika dulu ia bersama suami yang mengerjakan produksi sendiri, kini ia mampu menggaji lima orang pegawai. Bahkan, mesin yang awalnya hanya punya satu, kini telah berkembang menjadi tujuh mesin untuk grenda, dan beberapa mesin pengeplong. Ia bersyukur mampu mengembangkan usaha hingga seperti saat ini.
Raup Ratusan Juta dari Bisnis Kerang Salah satu pihak yang sangat membantu eksistensi usahanya adalah Pemkab Sampang. Pemerintah mempunyai peran besar dalam melakukan peukms.or.id/naan dan memberikan akses pameran. Selain mengikuti pameran di Lamongan, ia juga kerap diajak pameran di Jakarta, Jaukms.or.id/, Denpasar, dan daerah lain. Suwarni senang mengikuti pameran demi pameran. Karena pameran menjadi ajang pengenalan produknya kepada khalayak yang lebih luas.
Selain membuka toko dan mengikuti pameran, Suwarni juga rutin mengirim produknya ke berbagai daerah. Di antaranya wisata Telaga Sarangan di Magetan, Jawa Timur, Pangandaran di Jawa Barat. Ia juga sering mengirim produknya ke Kalimantan dan Batam. Dari semua cara pemasaran produk tersebut, Suwarni mampu meraih omset hingga Rp 150 juta. Omset ini naik drastis ketika musim lebaran.
Ia kemudian menjelaskan detail pendapatannya di daerah saat lebaran tahun ini. Di Pangandaran, Rp 75 juta, di Jatijajar Rp 50 juta, di Telaga Sarangan Rp 100 juta. “Waktu lebaran kemarin dapat Rp 225 juta dalam seminggu,” katanya. Omset yang cukup besar untuk UKM seperti Mutiara Kerang. Meski demikian, Suwarni tetap bertahan dalam kesederhanaan. Ia sama sekali tidak menampakkan gaya hidup glamour.
Untuk dapat bertahan hingga 20 tahun, Suwarni membuka rahasianya. Ia selalu berusaha menjaga kualitas produk. Untuk lem, benang, dan bahan baku lain dipilih yang berkualitas bagus.
Terbukti, dalam pengiriman ke luar pulau pun, barang yang dikirimnya masih mulus tanpa cacat. Meski kualitas terjaga, namun, harganya masih sangat terjangkau. Barang-barang produksi Mutiara Kerang dibanderol dari Rp 2 ribuan untuk bros atau gantungan kunci berukuran kecil, hingga Rp 750 ribu untuk pajangan dari kerang berukuran besar.
“Produk kami dibawa ke Batam pakai pesawat barangnya tidak ada yang pecah. Itu karena kami selalu memakai kualitas bahan baku terbaik.
Dalam menjalankan usahanya, Suwarni masih menemui kendala bahan baku. Selama ini bahan baku dia peroleh dari Sampang, Sumatera, Sulawesi, dan dari daerah-daerah lainnya di Pulau Jawa. Bahan baku yang diperolehnya hanya dalam jumlah terbatas. Karena itulah untuk sementara ia memilih untuk berfokus pada pasar yang ada, bukan membuka cabang di tempat lain.
“Kalau mau buka cabang, sepertinya belum. Sekarang saja saya masih kewalahan memenuhi permintaan,” katanya. Ke depan, Suwarni berharap agar usaha yang dirintisnya dapat lebih lancar dan lebih sukses di kemudian hari. Sehingga pendapatan yang diperoleh pun semakin banyak. Raup Ratusan Juta dari Bisnis Kerang
Data Usaha:
Nama Usaha : Mutiara Kerang
Pemilik : Suwarni dan Syamsul
Alamat : Jl. Raya Taddan Camplong, Sampang
Tlp : 081357222677
Meraup Untung Dengan Konsisten Berbisnis Kerudung
Kebanyakan kita buka usaha awalnya menggebu-gebu. Euforia bahasa anak sekarang. Tetapi setelah berjalan satu atau dua bulan ternyata sepi, mulai keluan muncul dan ogah-ogahan. Ingat, disinilah konsistensi kita diuji. Hanya mereka yang konsisten dengan frame bisnis awal yang mengangguk sukses.
Sepele dan tak terpikirkan!
Dua hal itulah terkadang kunci kesuksesan sebuah bisnis ukm atau usaha. Terkadang peluang dapat muncul dari hal-hal sepele dan tidak terpikirkan. Bahkan gurita bisnis besar sekalipun, berawal dari ide sepele. Kerudung, mungkin kebanyakan kaum perempuan muslim merupakan perangkat keseharian yang sepele. Bahkan nyaris tak terpikirkan jika kerudung selain memiliki sisi reliji juga sisi bisnis jika frame kita; dunia usaha.
Telah banyak gerai kerudung atau vendor kerudung ternama yang muncul saat ini. Bahkan harganya bisa ratusan ribu hanya untuk satu kerudung. Pernahkah kita berpikir jika kerudung telah menjadi ‘perangkat’ wajib wanita muslim? Sehingga jika dianalogikan –bagi kaum muslimah—kerudung ibarat ‘makanan’ yang harus ada setiap hari. Nah! Jika harga kerudung selangit, akankah kaum muslim yang –maaf—kurang berkecukupan tidak boleh stylis?
Pikiran inilah yang menggoda Rahma Yuanita, perempuan asal Sidoarjo, Jawa Timur ini untuk menggeluti dunia kerudung. Awal tahun 2005, ketika itu masih mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya, Rahma coba-coba membuka usaha kerudung. Dia bersama saudara dan teman akrabnya membuka usaha kerudung dengan brand; El Yoan. Entah apa makna filosofi nama tersebut, yang jelas bersama El Yoan, kini bisnis kerudungnya semakin menanjak. Apa rahasianya?
Pekan peretama di bulan Ramadhan 2017 ini, saya berkesempatan menemui dan diundang Rahma Yuanita –yang kini telah berputra satu—di sebuah coffeeshop tak jauh dari gerainya di kawasan Sidoarjo Kota. Diantar seorang teman, saya menemui ibu muda owner El Yoan untuk berbuka puasa bersama. Konsep bisnisnya menarik, itulah yang membuat saya tertarik untuk menguliknya.
“Terlalu banyak brand kerudung di Tanah Air ini,” katanya setelah kami menyantap menu pembuka berbuka puasa.
“Jika terlalu banyak, kenapa Rahma masih ngeyel bisnis kerudung? Bukankah kompetitornya adalah kakap di bidangnya?” tanya saya. Rahma malah tersenyum menanggapinya.
“Tidak ada bisnis yang baru. Mau jualan apapun, semua sudah ada yang menjual. Mulai baju, peralatan rumah tangga, hingga otomotif dan kuliner. Semua sudah banyak yang melakukan,” jelasnya enteng.
“Lantas apa yang membuah Rahma bertahan?” tanya saya.
“Ternyata kunci bisnis itu adalah konsisten dan inovatis. Hanya itu,” jawabnya tegas.
Sejenak obrolan berhenti karena kami harus menyantap makanan lainnya.
“El Yoan adalah bentuk konsistensi dan apa inovasinya?” tanya saya tak sabar.
“Wah, jadi buka rahasia dapur nih?” balasnya berkelakar.
“Mungkin sedikit resep saja untuk mereka yang ingin terjun di dunia bisnis seperti Rahma,” bujuk saya.
“Okey! Sebelum menuju dua hal tersebut, perlu saya tegaskan bahwa jika kita terjun ke dunia bisnis, mau usaha apapun, jangan takur kompetitor. Itu kunci!” tukasnya.
“Selanjutnya?”
“Kebanyakan kita buka usaha awalnya menggebu-gebu. Euforia bahasa anak sekarang. Tetapi setelah berjalan satu atau dua bulan ternyata sepi, mulai keluan muncul dan ogah-ogahan. Ingat, disinilah konsistensi kita diuji. Hanya mereka yang konsisten dengan frame bisnis awal yang mengangguk sukses. Sekali kita mengaukms.or.id/l segmen tertentu dengan barang atau brand tertentu, pertahankan hingga titik darah penghabisan,” ucapnya saukms.or.id/l tersenyum tetapi sangat mendalam.
“Itu kunci suskes El Yoan?” celetuk saya.
“Salah satunya. Sejak berdiri tahun 2005, saya tidak pernah beranjak dari bisnis kerudung,” jawabnya.
“Selain konsistensi?”
“Inovasi. Ya! Mempertahankan brand harus dengan inovasi. Untuk bisnis kerudung ini, kalau hanya menjual saja, tentu akan kalah dengan brand yang lain. Jadi inovasi itu pola pikir yang tidak mainstream,” tegasnya.
“Apa makna tidak mainstream?”
“Dalam layanan misalnya. Pelanggan atau mereka yang baru mengenal El Yoan, kami berikan banyak pilihan. Contohnya, bahwa El Yoan juga memberikan layanan pemesanan sesuai keinginan pelanggan,” jelas Rahma.
“Ini yang menarik.”
“Bahkan mereka bisa memilih desain sendiri atau mencoba memilih desain yang kita tawarkan. Bentuk, pilihan warna, bahkan jenis kain, pembeli bisa menentukan. Itulah asyiknya membeli kerudung di El Yoan,” ucap Rahma setengah promosi.
Jujur, saya semakin tertarik dengan pola pemasaran yang digarap El Yoan ini. Bisnis kerudung telah menjamur dimana-mana. Namun gerai yang memberikan layanan pemesanan belum ada yang melakukan; hanya di El Yoan. Ini tentu terobosan baru bisnis kerudung
“Hingga saat ini jika boleh tahu, pemasarannya sampai kemana saja, Rahma?” tanya saya lagi.
“Beberapa kota di Jawa Timur, seperti Malang, Surabaya, Jombang, dan Sidoarjo sendiri,” ucapnya.
“Untuk luar daerah?”
“Kami telah masuk ke Jogyakarta, bahkan Jakarta,” lanjutnya lagi.
“Bandung?” tanya saya bercanda.
“Dalam proses…,” tukasnya singkat.
Tanpa terasa sudah satu jam lebih ngobrol dengan Rahma Yuanita yang sukses bisnis kerudung dari Jawa Timur. Catatan penting untuk kita bahwa kompetitor akan mampu kita taklukkan hanya dengan menjaga konsistensi dan selalu memiliki daya inovasi. Nah! Anda tertarik berbisnis, apapun itu? Lakukan dua hal tersebut.
+ There are no comments
Add yours