Mantan TKI Sukses Bisnis Ternak Ayam

ukms.or.id –  Sejak tahun 1997, Abdullah Hadi pergi menjadi buruh di sebuah perusahaan terpal di Korea Selatan. Ia tak pernah menyukai pekerjaannya kecuali hanya ingin mengumpulkan modal untuk usaha. Namun ternyata, ia jatuh bangun menjadi wirausaha sebelum akhirnya sukses membangun bisnis ternak ayam.

Saat memutuskan menjadi TKI, Hadi telah mengalami banyak kesulitan untuk mendapat pekerjaan. Ia bahkan menggadaikan sawah milik orang tuanya seharga Rp 1,2 juta demi mendapat dana untuk bekerja di negeri ginseng. Padahal impiannya sejak dulu adalah menjadi pengusaha.

Tiga tahun bekerja di Korea Selatan, Hadi berhasil menabung uang sebesar Rp 130 juta. Dengan mengantongi uang tersebut, ia pun memberanikan diri untuk pulang ke tanah air. Kembali ke kampungnya di Desa Sukolilo, Pati, Hadi pun merintis bisnis lele.

“Angan-angan saya waktu pulang mau usaha perikanan, karena di daerah saya itu airnya melimpah,” kisahnya

Memulai dengan Bisnis Lele

Dengan modal Rp 130 juta, Hadi merintis usahanya pertama kali dengan menggeluti bisnis lele. Ia membuka lahan dan membuat tambak peternakan lele. Semua uang tabungannya hasil kerja keras menjadi TKI digunakannya sudah. Ia berharap berhasil karena sudah mengeluarkan banyak dana.

Namun takdir berkata sebaliknya. Hadi sangat terpuruk ketika mendapati kegagalan dari bisnis lele yang sangat diharapkannya. Cita-citanya menjadi pengusaha pupus sudah.

“Saya gagal pulang dari Korea. Cita-cita yang saya idamkan pulang dari Korea jadi pengusaha, (ternyata) gagal,” ujarnya.

 

Hadi tak berlama-lama hanyut dalam kesedihan. Ia segera bangkit. Namun ia enggan menjadi TKI kembali. Ia enggan mengais rezeki di negeri asing.

Tanpa modal, ia pun mencari banyak informasi peluang usaha. Keinginannya menjadi wirausaha masih menggebu dalam dirinya.

 

 

 

Program Usaha bagi Mantan TKI

Suatu hari, Hadi berkunjung ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Harapannya dapat memperoleh informasi mengenai bantuan usaha bagi mantan TKI. Hadi pulang tidak dengan tangan hampa. Ia bergabung dengan program pemberdayaan TKI purna yang memberikan bantuan usaha beternak ayam bagi mantan TKI.

Semangat bisnis Hadi kembali bergairah. Ia mengikuti program pemberdayaan tersebut. Di tahun 2005, ia bersama tiga temannya yang juga mantan TKI Korea Selatan bersama-sama membangun bisnis ternak ayam modern.

Mereka telah memiliki konsep yang sangat matang, dari pengolahan limbah, kebutuhan kandang seluas 100 kali 10 meter persegi, hingga konsep membangun ternak modern yang terintegrasi.

Setelah dihitung-hitung, ternyata butuh dana hingga Rp 2 miliar untuk merealisasikan konsep usaha tersebut. Namun BNP2TKI tak sanggup memberi bantuan usaha sebesar itu.

Hadi dan teman-temannya pun kemudian berhasil mendapat pinjaman modal usaha dari bank. Selain itu, mereka pun berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan ternak asal Korea Selatan, dengan PT Super Unggas Jaya (Suja).

 

 

Hadi berhasil meraih impiannya. Ia kini menjadi pengusaha sukses. Bisnis ternak ayamnya berkembang pesat. Tak butuh waktu lama untuk melihat hasil dari bisnis ternak ayam.

Hanya butuh waktu 22 hari hingga ayam siap potong dengan berat 1 kilogram dan 29 hari untuk bobot 1,6 kilogram.

 

Kini Hadi memiliki 24 kandang dengan 600 ribu ekor ayam. Omset yang diraihnya pun sangat besar, yakni Rp 135 juta hingga Rp 180 juta per bulan untuk setiap kandang. Sonagi, demikian Hadi menamai usaha peternakan ayamnya.

 

 

1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu

800 Jenis Usaha Yang Menjanjikan Dengan Modal Kecil

100 Daftar Waralaba Dan Franchise Mulai Dari 1 Juta sd 1 Milyar

 

Hadi berkeinginan agar para TKI dapat pulang ke tanah air dan menjalankan bisnis sepertinya. Karena itulah ia mengajak teman-teman TKI untuk bergabung mengembangkan peternakan Sonagi. Meski tak terjun secara langsung, Hadi mengajak mereka untuk melakukan investasi.

“Saya ingin mereka menjadi pengusaha di Indonesia, tak perlu kembali lagi bekerja di negeri orang,” pungkasnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours