http://ukms.or.id/ – Tahun 2020, pemerintah menargetkan bahwa Indonesia harus masuk ke dalam negara ekonomi digital.
Untuk mendukung upaya ini, pemerintah menerapkan beberapa strategi termasuk dengan mendorong para pelaku bisnis untuk beralih atau setidaknya belajar memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung proses bisnis.
Hal ini menjadi pekerjaan yang sulit lantaran jumlah UKM yang sudah memanfaatkan teknologi internet baru berkisar di angka 8 % dari total UKM yang terdaftar.
Meskipun masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah yaitu minimal 50%, namun dampak teknologi internet terhadap keberlangsungan UKM sudah cukup terasa.
Salah satu UKM yang bisa berkembang bahkan berhasil naik kelas dengan memanfaatkan teknologi internet ini yaitu Busana Mandiri Corporation yang didirikan oleh seorang anak muda bernana Rifki Ali Hamidi.
Rifki Ali Ahmadi bawa Busana Mandiri Corp mencapai omzet 100 juta Rupiah berkat Teknologi Internet
Rifki Ali sendiri sudah mengalami banyak kegagalan dalam menjalankan bisnis sejak tahun 2010.
Sebelum mengenal teknologi internet, Rifki tercatat sudah tujuh kali gagal sebelum mendirikan Busana Mandiri Corporation.
Dari usaha ketujuh yang didirikan oleh Rifki ini sudah berhasil mendulang omzet hingga 100 juta rupiah.
Awal berbisnis dan Perkenalan dengan Teknologi Internet
Bagai ditakdirkan untuk menjadi seorang pebisnis, Rifki sudah mulai meminati dunia wirausaha ketika ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Pada waktu itu sebagai anak Yogyakarta memilih untuk memulai usaha batik sebagai kegiatan sampingan di samping kegiatannya sebagai anak sekolah.
Untuk memulai usahanya tersebut ia mula-mula mempekerjakan empat orang penjahit untuk membuat batik yang kemudian ditawarkan kepada teman-temannya.
Karena belum banyak berpengalaman mendirikan bisnis, usaha pertamanya mengalami kebangkrutan dan menyisakan hutang sebesar 250 juta Rupiah karena perhitungan bisnis yang meleset.
Pada waktu itu ia mengira bahwa respons baik teman-temannya merupakan sinyal positif produknya diterima dengan baik.
baca juga
Karena naluri bisnisnya, Rifki kemudian menanggalkan kuliahnya dan langsung beralih menjadi penjual batik dari pintu ke pintu.
Dari keputusannya tersebut, karirnya sebagai wirausaha terus berkembang.
Rifki mengungkapkan bagaimana ia bertemu dengan temannya sesama pebisnis online yang sudah sangat berhasil.
Dari temannya tersebut, Rifki akhirnya mempelajari cara berbisnis dengan menggunakan internet.
Ia pun rela untuk meninggalkan rumahnya yang berada di Kulonprogo, Yogyakarta untuk menetap di Muntilan, Jawa Tengah demi belajar.
Pada waktu itu, Facebook menjadi aplikasi pertama yang digunakan oleh dirinya untuk mengembangkan usaha.
Meski sudah mempelajari internet, nyatanya upaya bisnis yang dijalankannya tidak langsung berjalan mulus.
Ia sempat kehilangan akun yang biasa ia gunakan untuk berjualan hingga terkena penipuan.
Menghadapi kenyataan tersebut, Rifki tidak patah arang dan tetap berniat untuk terus membesarkan usahanya.
Barulah pada tahun 2016. Rifki berhasil menancapkan namanya sebagai salah satu pebisnis dengan masa depan cerah setelah berhasil membawa usahanya mencapai omzet 100 juta Rupiah.
Pada tahun itu pula, Rifki menamai bisnisnya menjadi Busana Mandiri dengan status berbadan hukum.
baca juga
Sudah Memiliki Pabrik Sendiri
Setelah berhasil mencatatkan rekor omzet untuk pertama kalinya pada tahun 2016, Rifki Ali terus membenahi manajemen bisnisnya agar terus mencatatkan pertumbuhan.
Untuk mengoptimalkan penjualan dari media sosial, Rifki Ali mengikutsertakan beberapa karyawannya ke dalam berbagai kelas-kelas digital marketing.
Dari berbagai kelas yang diikuti tersebut, Rifki kemudian mengembangkan strategi untuk mengoptimalkan penggunaan iklan Facebook.
Rifki mengungkapkan bahwa iklan Facebook merupakan medium yang paling efektif untuk mengembangkan bisnis karena hampir mencakup seluruh kelompok usia.
Hal ini juga sesuai dengan target pasar yang dibidik Rifki yang mengedepankan kelompok umur usia 20 tahunan ke atas.
Dari upaya ini Rifki berhasil membawa bisnisnya menuju tingkat tertinggi dengan mempekerjakan 150 karyawan.
Tidak tanggung-tanggung ia juga berhasil mendirikan pabrik khusus untuk produk-produk batiknya yang diperlengkapi dengan teknologi terkini.
Tidak berhenti di situ, Rifki juga menerapkan digitalisasi untuk portal pemesanan bagi calon pembeli untuk efisiensi proses.
Untuk target ke depan, Rifki berencana dalam lima tahun usahanya dapat menembus hingga ke luar negeri alias ekspor.
baca juga
Kiat Bertahan di Sektor Online
Keberhasilan Rifki dalam membesarkan CV Busana Mandiri melalui teknologi internet membuatnya mendapat banyak apresiasi.
Rifki pun sempat mendapat undangan untuk menghadiri acara temu wirausaha dan menjadi salah satu pehttp://ukms.or.id/cara di acara yang diselenggarakan oleh iNews TV beserta dengan Bank BTPN.
Di acara tersebut, Rifki tidak ragu-ragu untuk membagikan pengetahuannya mengenai berbisnis online.
Menurutnya salah satu hal yang harus ditekankan oleh para pemilik UKM untuk menjalankan bisnisnya secara online adalah keberanian.
Keberanian, ungkap Rifki menjadi penting karena dunia onllne juga memiliki persaingan yang sama kerasnya dengan berjualan di media tradisional.
Setelah memiliki mindset yang benar, Rifki meminta para pebisnis UKM yang siap online untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial.
Rifki mencontohkan bahwa media sosial tidak hanya dapat digunakan untuk berjualan barang saja, namun bisa digunakan untuk menyediakan informasi hingga membantu proses penyelesaian keluhan konsumen.
Lebih lanjut lagi Rifki juga mengutarakan kesuksesannya berbisnis dari internet berkat kebiasaannya untuk terus mempelajari perkembangan tren pemasaran digital.
baca juga
Prospek Teknologi Internet bagi UKM untuk Masa Mendatang
Salah satu ekonom dari lembaga Insitute for Development of Economy and Finance (INDEF) Bhima Yudistira mengungkapkan bahwa tahun-tahun mendatang akan menjadi tahun bagi mereka yang sudah memanfaatkan teknologi.
Menurutnya lanskap ekonomi ke depan akan beralih kepada digitalisasi karena masyarakat sudah mulai teredukasi dengan baik.
Hal ini juga didorong oleh meningkatnya orang Indonesia yang berstatus kelas menengah atau Emerging Affluent menjadi sekitar 141 juta jiwa pada tahun 2020.
Selain itu UMKM juga harus bisa memanfaatkan kemunculan berbagai startup yang dapat menunjang kinerja seperti sistem pembukuan digital, e-commerce, hingga teknologi finansial.