ukms.or.id – Tren mode fashion dari tahun ke tahun selalu berubah. Tidak terkecuali untuk fashion item yang hampir digunakan oleh setiap wanita di dunia.
Meski tren desain tas selalu berubah setiap tahun, tas tetap bisa digunakan dalam berbagai kesempatan dan memiliki daya tahan yang lama.
Tentu tahan daya sebuah tas bergantung pada kualitas bahannya. Namun, tidak banyak produk tas dalam negeri yang memiliki kualitas bahan yang bagus, Rerata tas berkualitas yang dijual di Indonesia adalah produk impor.
Melihat peluang ini, Aditya Lugina tidak tinggal diam. Didukung dengan hobi dan kecintaannya pada tas kulit, Aditya Lugina menjajal bisnis tas kulit lokal dengan nama Gammara.
Berawal Dari Sang Ayah
Ayah Aditya Lugina adalah seorang pengoleksi tas kulit. Karenanya, ia pun terpengaruh dan turut menjadi pecinta tas kulit.
Rasa cinta tersebut membuatnya penasaran dengan proses pembuatan tas kulit, hingga pada 2010 ia mulai mengumpulkan informasi tentang supplier bahan kulit yang berkualitas.
Dibantu suaminya, ia pun memilih pabrik penyamakan kulit dengan hasil prima, bercorak, dan tidak ada lubang ataupun goresan.
Mulai Berbisnis TAS Gammara
Dengan modal 2,5 juta, Aditya Lugina membeli bahan kulit dari pabrik penyamak kulit yang ada di Tangerang, Cianjur, dan Surabaya.
Karena tidak memiliki latar di bidang desain atau bisnis, ia pun hanya belajar bisnis dan produksi secara otodidak.
Keterbatasan modal pun menyebabkan Aditya Lugina menitipkan bahan kulit untuk dijahit ke perajin lainnya. Namun, karena perajin tersebut juga mengerjakan pesanan orang lain, ia tidak bisa menitipkan bahan dalam jumlah banyak.
Akhirnya pada 2012, ia nekat membangun sebuah workshop dengan dibantu oleh seorang perajin yang telah bertambah hingga tujuh perajin saat ini.
Strategi Penjualan Gammara
Sejak memiliki workshop sendiri, Aditya Lugina bisa memproduksi 250 – 400 tas setiap bulan. Dengan harga 1, 5 – 2,5 juta rupiah, ia berhasil menjual 70% dari jumlah tersebut.
Untuk meningkatkan penjualan, ia membuka butik di Bandung dan rajin mengikuti pameran produk UMKM dan produk lokal lainnya.
Selain itu, seiring perkembangan zaman, ia turut menggunakan media sosial seperti instagram sebagai strategi pemasarannya.
Hasilnya, produk tas yang diberi nama Gammara tersebut, paling laku di pameran. Bahkan, pembeli Gammara di pameran, ada yang berasal dari Taiwan, Dubai, dan Perancis dan menjadi pelanggan hingga saat ini.
Baca juga:
1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu
800 Jenis Usaha Yang Menjanjikan Dengan Modal Kecil
100 Daftar Waralaba Dan Franchise Mulai Dari 1 Juta sd 1 Milyar
Bagi Aditya Lugina, kunci dari bisnis fashion item adalah desain dan kualitas bahan. Karenanya, penting untuk memiliki pusat produksi atau workshop sendiri agar bisa melakukan quality control terhadap produk sebelum dipasarkan.
Dalam menjual produk tas Gamara, ia juga memberikan pelayanan berupa edukasi kepada pembelinya tentang cara merawat tas berbahan kulit dan after sales service seperti jahit perbaikan tali, jahitan, dan risleting gratis seumur hidup.
+ There are no comments
Add yours