ukms.or.id – Pisang, siapa yang tidak tahu buah lokal kegemaran banyak orang ini?
Di tengah maraknya bisnis kuliner yang bermunculan, pisang tidak luput dari perhatian.
Ada banyak pengusaha sektor UKM yang menjadikan pisang sebagai bahan baku produk mereka, mulai dari keripik pisang, sale pisang, hingga yang terbaru adalah nugget pisang.
Ketika beberapa pengusaha baru berlomba membuat kudapan olahan pisang sesuai dengan tren, ada seorang pengusaha sukses yang memilih konsisten dengan jenis kudapan olahan pisang tradisional.
Pisang Goreng Madu , Karena Ibu
Daripada mengikuti perkembangan zaman, Nanik Soelistiawati, perempuan asal Madium ini, memilih untuk tetap membuat pisang goreng.
Sebelum menjadi pemilik toko Pisang Goreng Madu Bu Nanik, ia adalah seorang pengusaha katering pada 1994.
Ia menyediakan 1200 – 2000 porsi makanan untuk karyawan dari beberapa hotel. Pada paket katering tersebut, ia sertakan juga buah-buahan.
Saat mengolahnya, Nanik sering membuang pisang yang kondisinya tidak bagus.
Karena merasa sayang, ia pun menggoreng pisang-pisang tersebut.
Berhubung ibunya mengidap diabetes, ia mengganti gula dalam adonan tepung pisang goreng dengan madu.
Ia pun iseng menyertakan pisang goreng madunya ke dalam paket katering. Tidak disangka, banyak yang meminta Nanik untuk menyertakan pisang goreng lagi ke dalam paket katering.
Karena warnanya hitam, pelanggannya menyebutnya pisang goreng gosong.
Pisang Goreng Madu Dari Pelengkap Menjadi Produk Utama
Meski bentuknya tampak gosong, rasanya tidak pahit sama sekali.
Warna hitam yang menempel pada pisang goreng madu adalah akibat dari caramelize madu ketika digoreng.
Pisang goreng madu buatan Nanik pun disukai banyak orang, hingga beberapa karyawan hotel memesan pisang goreng madu secara khusus.
Dengan modal percaya diri, Nanik mencoba menjajakan pisang goreng madunya sebagai produk utama dimulai dengan menjualnya di depan rumah.
Tapi, ternyata tetangga dan orang sekitar lingkungan rumahnya tidak tertarik dengan pisang goreng yang tampak gosong tersebut.
Promosi Pisang Goreng Madu
Tidak laku di rumah, bukan berarti tidak laku di tempat lain. Nanik tetap mencoba menjajakan pisang goreng madunya ke tempat lain. Satu di antaranya melalui bazaar yang diadakan di beberapa tempat di Jakarta Barat pada 2009.
Setahun setelahnya, yakni pada 2010 Pisang Goreng Madu Bu Nanik pun menjadi populer.
Semakin banyak orang yang menyukai pisang goreng buatan Nanik dan memesannya untuk acara-acara penting mereka.
baca juga
1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu
350 Daftar Waralaba Dan Franchise Mulai Dari 1 Juta sd 1 Milyar
50 Usaha Rumahan di Indonesia
Panduan Bisnis Online Terlengkap
900 Pebisnis Start Up Bisnis Digital Di Dalam Dan Luar Negri
Sebagai seorang pengusaha, Nanik tentu ingin memiliki usaha yang berpeluang menguntungkan. Namun, ia harus memilih agar usaha tersebut bisa berjalan maksimal.
Akhirnya, pada 2014, Nanik memilih untuk fokus dengan usaha pisang goreng madu dan melepas usaha kateringnya.
Meski begitu ia tetap melayani pemesanan snack box untuk berbagai acara.
Kini, ia memiliki toko offline yang berada di Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Selain pisang goreng madu, ia juga menjual aneka macam produk makanan lainnya, seperti nasi bakar, sukun goreng, bakwan, martabak granat, nasi pecel, sambel bawang, dan sebagainya.
+ There are no comments
Add yours