Apa yang tergambar di benak Anda ketika mendengar kata adaptif dan inovatif?
Apakah anda berimajinasi tentang bagaimana mendapatkan pelanggan dengan cara yang unik dan berbeda dari bisnis lainnya?
Ya, seperti itulah gambaran umum dari pengertian waralaba adaptif dan inovatif.
Trik marketing adaptif dan inovatif ini terus diusahakan oleh pelaku bisnis waralaba.
Tidak ada alasan untuk hal ini karena bisnis waralaba memang mewajibkan pelakunya untuk terus dapat beradaptasi dan berinovasi.
Inilah yang pernah dilakukan oleh Domino’s Pizza.
Mereka meluncurkan slogan “30 menit atau gratis”.
Begitulah gambaran pelayanan pesan antar yang mereka persembahkan.
Ini karena mereka berpikiran bahwa pelayanan adalah cara untuk memenangkan hati pelanggan.
Selain itu, pizza juga sebaiknya dinikmati dalam keadaan hangat.
Konsisten pada Tagline
Bukan hanya sekedar meningkatkan daya jual, Domino’s Pizza juga telah memikirkan resiko atas konsekuensi tagline yang dicanangkannya.
Pendiri Domino’s Pizza, Tom Monaghan, mengakui bahwa sebelumnya Ia telah mengukur kemapanan bisnis dengan tagline tersebut.
Domino’s Pizza mengussung konsep kesederhanaan sebagai kekuatan mereka.
Inilah yang disinyalir sebagai aspek pendukung janji mereka dapat tertunaikan secara sempurna.
Adaptif: Konsekuensi Terhadap Tagline
Bukan berbisnis namanya jika tidak memiliki pesaing. Inilah yang dirasakan oleh Domino’s Pizza pada tahun 1987.
Mereka tetap berdiri di atas konsep kesederhanaan dengan menyediakan pilihan menu terbatas dan ukuran yang terdiri dari dua macam, besar dan kecil.
Sementara itu, pesaing mereka, Papa John’s dan Pizza Hut terus mengembangkan produk mereka dalam berbagai variant rasa, ukuran, dan bentuk.
Keadaan tersebut semakin membuat posisi Domino’s Pizza tergeser hingga meengalami penurunan permintaan.
Menanggapi hal tersebut, Domino’s Pizza muncul dengan pilihan rasa dan ukuran yang bermacam-macam.
Apakah Diperbolehkan Untuk Mengubah Konsep Bisnis dalam Berwaralaba?
Memikirkan keadaan yang terjadi, mengubah konsep bisnis dianggap sebagai solusi agar bisnis tetap berdiri kokoh.
Inilah yang disebut dengan adaptif dalam berbisnis. Tepatnya, adaptif dan inovatif itu sejalan.
Jika “membanting stir” membuat bisnis mampu bertahan, tidak masalah untuk mengubah konsep.
Mereka pun berkehendak untuk mengubah konsep tanpa menganggap itu benda keramat yang tidak boleh diganggu gugat.
Akan tetapi, keunikan bisnis haruslah menjadi nilai tambah agar tetap di lirik oleh masyarakat.
Menebar Jaring dengan Transaksi Online
Lagi, Domino’s tidak berhenti dengan memperbanyak menu.
Bisnis makanan cepat saji tersebut memberikan pilihan kemudahan berbelanja dengan transaksi online.
Hal tersebut dilandasi oleh penggunaan internet dan aplikasi yang tidak pernah absen dari kehidupan manusia saat ini.
Lebih lagi, pesaing-pesaing bisnis di luar sana terlebih dahulu sudah menerapkan sistem online dengan program diskon menarik atau istilahnya dikenal dengan bakar duit.
Tidak hanya terkesan kuno, bertahan dengan konsep lama akan membunuh bisnis secara perlahan.
Sehingga, amat sangat tidak bijaksana jika bisnis tidak menyertakan teknologi sebagai sarana pengembangan diri.
baca juga
Bermitra dengan Aplikasi Online Lainnya
Selain menawarkan pilihan pesan antar via transaksi online, bisnis waralaba akan lebih dikenal dengan memanfaatkan aplikasi food delivery lainnya seperti Gojek dan Grab.
Keluhan sudah dapat dipastikan terjadi dikarenakan harga produk mengalami kenaikan.
Kebijakan lain pun diturunkan dengan memilih menu-menu tertentu pada pilihan aplikasi tersebut.
baca juga
Editor’s Choices
1000 Ide Bisnis UKM Modal Kecil
Daftar 600 Bisnis Franchise
800 Jenis usaha yang menjanjikan Dengan Modal Kecil
Panduan Bisnis Franchise
500 Master Franchise
Ini adalah hal yang dianggap wajar dan sah-sah saja. Pilihan kemudahan bertransaksi menjadi sesuatu yang patut dipertimbangkan karena pebisnis sebaiknya telah mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumennya.