AI Dongkrak Performa Bisnis , Perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin pesat. Manfaatnya hampir dirasakan di hampir semua lini kehidupan manusia, termasuk lini bisnis. Seperti apa?
Transformasi digital telah menjadi topik utama di sektor layanan keuangan. Industri keuangan di mana pun kerap menjadi salah satu yang pertama mengadopsi teknologi baru, seperti internet banking hingga blockchain atau yang terkini, kecerdasan buatan alias artificial intelligence(AI). Namun, seiring dengan evolusi teknologi, muncul tantangan-tantangan baru yang semakin kompleks.
Iwan Setiawan,menyampaikan, industri layanan keuangan menghadapi beberapa tantangan yang semakin berat, terutama terkait pertumbuhan, profitabilitas, dan produktivitas. Setelah pandemi, banyak pemain di industri ini berjuang untuk kembali ke tingkat pertumbuhan yang memuaskan.
“Tekanan kepada perusahaan semakin besar. Pada saat yang sama, biaya operasional terus meningkat, terutama di sektor perbankan. Hal ini mengakibatkan margin keuntungan yang semakin tergerus dan membuat profitabilitas sulit dikelola,” kata Iwan
Menurutnya, menemukan leads berkualitas dan pertumbuhan yang sehat juga semakin menantang. Pasalnya, daya beli masyarakat yang terus menurun dan kompetisi yang semakin ketat.
Dengan adanya tantangan-tantangan ini, AI muncul sebagai solusi solusi strategis bagi industri layanan keuangan. Pertama, AI dapat membantu meningkatkan pendapatan melalui targeting yang jauh lebih efektif dan efisien, serta meningkatkan produktivitas tim penjualan.
Kedua, AI juga dapat mengurangi biaya operasional dengan mengambil alih pekerjaan rutin dan administratif. Dengan demikian, AI tidak hanya berkontribusi pada peningkatan pendapatan tetapi juga efisiensi biaya.
Salah satu studi kasus yang menarik adalah implementasi AI di DBS. Mereka berhasil meningkatkan persepsi merek dan menarik generasi muda dengan berbagai inisiatif AI.
“DBS menggunakan asisten virtual untuk memperkuat layanan pelanggan. Bertajuk AI-powered nudges, teknologi ini mendorong pembelian, hingga auto-approval untuk mempercepat proses persetujuan pinjaman. Hasilnya, perusahaan berhasil memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan dan meningkatkan efisiensi operasional,” jelas Iwan.
Di Indonesia, penerimaan terhadap AI di sektor layanan keuangan sudah cukup positif. Sebagian besar pelanggan telah berinteraksi dengan fitur AI, seperti CS Chatbot, biometric authentication, hingga call center berbasis bot. Namun demikian, masih banyak pelanggan menginginkan lebih.
Statistik Penggunaan AI
Berdasarkan survei sebanyak 64% konsumen berharap AI dapat memberikan rekomendasi terkait produk atau layanan keuangan.
baca juga
Di sisi lain, 49,1% responden menginginkan AI untuk menyediakan bantuan terkait manajemen keuangan personal dan 44,7% berharap AI bisa merespons pertanyaan terkait informasi keuangan dengan cepat. Lalu, 35,1% konsumen berharap AI dapat meningkatkan kecepatan pembelian produk atau layanan.
Meski masih banyak konsumen yang memiliki kekhawatiran akan penggunaan AI, Iwan mengungkapkan bahwa teknologi ini masih dipandang positif.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil survei dari MarkPlus (2024) yang mengungkapkan bahwa sebanyak 84,3% responden merasa bahwa mereka masih membutuhkan opsi untuk interaksi manusia dalam pemanfaatan AI.
“Sebanyak 83,3% responden juga menganggap bahwa pemanfaatan AI dalam layanan keuangan penting. Lalu, 83,3% konsumen menantikan inovasi teknologi tersebut dalam layanan keuangan dan 74,6% responden memercayai AI untuk membantu membuat keputusan keuangan,“ papar Iwan.
Agar dapat memanfaatkan potensi AI secara efektif, Iwan menyampaikan bahwa perusahaan di sektor layanan keuangan perlu mempersiapkan beberapa langkah penting. Ada tiga hal utama yang harus dipersiapkan. Pertama, Redesign Customer Experience.
“Pengalaman pelanggan harus didesain ulang dengan memanfaatkan AI untuk memberikan layanan yang lebih personal dan relevan. Nah, karena didesain ulang, otomatis strukturnya akan berubah. Sebab itu, hal kedua yang harus disiapkan adalah Revamp Internal Sales Structure & Process. Hal ini agar sesuai dengan teknologi AI yang diadopsi,” kata Iwan.
Ketiga, Redefine Learning & Growth. Dalam hal ini, perusahaan harus mendefinisikan ulang pendekatan pembelajaran dan pengembangan, memastikan tim memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bekerja dengan teknologi AI.
“Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kepuasan pelanggan. Harapannya, perusahaan kian mampu untuk bersaing di era transformasi digital yang semakin kompleks,” ujarnya.
Tingkatkan Customer Experience
Soca AI, sebagai perusahaan yang berfokus kepada pengembangan AI, menghadirkan inovasi terbaru Genesist dengan keunggulan unik yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas bisnis.
Dalam kesempatan yang sama, Jimmy Yogaswara, Founder & CEO Soca AI memaparkan sejumlah keunggulan yang ditawarkan oleh Genesist dalam membantu proses customer experience.
“Genesist dibangun menggunakan platform LLM, yang kita kembangkan sendiri, which is local. Kemudian, LLM-nya kita kembangkan on top of open models,” ujar Jimmy.
Kemudian, Genesist menawarkan specific domain yang dirancang berdasarkan data yang dimiliki oleh perusahaan sebagai knowledge. Hal ini pula yang menjadi unique selling point (USP) dari Genesist.
“Genesist juga mampu mengintegrasikan data, yakni dengan pool data platform, sehingga AI hanya dapat mengakses data itu. Lalu, juga bisa visualisasi data sehingga lebih mudah,” kata Jimmy.
Dengan beragam keunggulan yang ditawarkan, Jimmy mengatakan, Genesist dapat mengkombinasikan proses generatif AI dan analytical AI sehingga dapat meningkatkan customer experience di industri keuangan.
KUTIPAN
“Pengalaman pelanggan harus didesain ulang dengan AI melalui layanan yang lebih personal dan relevan.”