ukms.or.id – Belajar dari Kesalahan Saatnya Beradaptasi , Perusahaan rintisan mulai kehilangan arah bisnis ketika para investor mengurangi atau menahan suntikan modalnya. Untuk itu, startup perlu mengubah model bisnisnya dan lebih berorientasi pada keuntungan tanpa banyak membakar uang
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 278 juta jiwa dan sebagian besar merupakan kelas menengah serta usia produktif yang melek teknologi. Kondisi ini menjadikan negara ini sebagai pasar yang potensial bagi investor maupun pendiri startup di berbagai sektor.
Selain itu, adanya tren penggunaan teknologi digital dalam setiap aktivitas masyarakat dan besamya penetrasi internet membuat startup menjamur. Layanan yang diberikan juga beragam, mula dan pembayaran, transports online. pengantaran makanan, hingga kesehatan
Tingkat awareness masyarakat pada berbagai sektor startup juga sudah cukup tinggi. Menurut D/S innovate Startup Report 2021- 202201, awareness masyarakat indonesia pada berbagai jenis startup sudah tingg Sudah tentu, marketplace memiliki tingkat awareness yang paling tinggi. Disusulolch payment 60%, lending 61%, dan investment 57%.
Anehnya, transportation/de haling justru lebih rendah dari education technology (each) yang baru naik daun selama pandemi Bahkan, tingkat awareness masyarakat pada healthtech yang begitu populer selama pandemi mash lebih rendah dari sektor investment.
Meskipun memiliki potensi dan pasar yang besar, untuk menjalankan serta mempertahankan bisnis startup dalam jangka panjang tidaklah semudah mencetuskan Idenys.
Berbagai tantangan menguji konsistensi
para pendirinya setelah beberapa tahun perusahaan didirikan. Kondisi semakin berat ketika terjadi krisis ekonomi berkepanjangan seperti sekarang yang memaksa pemodal manahan aliran dananya.
Dengan bisnis model yang mengutamakan pertumbuhan pangsa pasar secara instan melalui promosi dan diskon, industri startup sangat bergantung pada dana Investor.
Berdasarkan hasil riset Masyarakat Industri Kreatif Teknologi informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), permasalahan utama yang dihadapi startup Tanah Air adalah akses permodalan Tercatat, sebanyak 34,1% startup menyatakan bahwa modal adalah persoalan utama mereka. Lalu, 13,3% mengalami masalah regulasi dan 12.9% menghadapi masalah pasar.
Kemudian, sebanyak 12,3% startup di Indonesia memilk masalah strategi 18,7% menyatakan akses sumber daya manusia (SDM) menjadi permasalahan utama mereka, dan 8,8% memiliki masalah terkatalitas Di antara beragam masalah yang dihadapi, MIKTI menilai ada sejumlah aspek yang harus diperbaiki dalam ekostem startup nasional. seperti pendanaan, infrastruktur, jaringan mentor, dan pasar.
Melihat fenomens tersebut, Coach Business Helmy Yahya sependapat bahwa industr
startup memiliki segudang masalah yang perlu diperbaiki. Dia mengkritisi model bisnis yang diterapkan para pendirinya cenderung sergam dengan layanan yang hampir sama Alhasil untuk mendapatkan pangsa pasar dan meraih neraca keuangan positif semakin sulit
baca juga
Helmy menuding pendin startup hanya biss mencetuskan ide-ide brilian untuk membuat usaha baru. Namun, kemampuan tersebut tidak dibarengi dengan pengetahuan dan jam terbang bisnis yang baik. Sehingga mereka harya fokus mengejar target pertumbuhan pangsa pasar tanpa tahu kapan akan mendapatkan untung
“de anak zaman sekarang jago-jago semua, tapi terkadang tidak memikirkan manajemen operasional. Dalam bisnis itu ia bisnis saja tidak cukup, tapi eksekusi itu paling penting Ide bisnis hanya berkontribusi 15% saja. sedangkan sisanya 85% adalah eksekusi yang baik,” ujar Helmy.
Pris yang memiliki julukan Raja Kuisitu melanjutkan, kondisi yang sama juga terjadi pada perusahaan-perusahaan konvensional lainnya, tidak hanya startup. Kendati demikian, tingkat keberhasilan startup melanjutkan bisnis lebih kecil dibandingkan bisnis konvensional. Dia memperkirakan tingkat keberhasilan startup hanya 5% hingga 10%
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, lanjut Halmy, para pendiri startup harus lebih rapi dalam menyiapkan bisnis yang akan dijalankan sebelum mencar pendanaan investor.
Mereka juga tak boleh menggantungkan bisnis pada suntikan dana pemodal. Faktor yang paling penting adalah mereka harus memiliki core banis yang baik dan tidak sekadar mengkuti tren yang tengah berkembang.
“Sebelum mendirikan startup, founder harus memperhitungkan dengan baik model bisnisnya Boleh bakar-bakar uang, tapi jangan terlalu banyak. Kemudian, tidak boleh latsh karena biasanya pendiri startup mencari Investasi dengan perhitungan yang kurang matang. Ke depan tidak boleh lagi ada yang seperti ini,” lanjutnya
Sementara itu, Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (ndat) berpandangan, pendiri startup harus meng-update ketrampilan berbisnis setiap saat dan tidak boleh terlens dengan zona nyaman atau suntikan dana investor.
Pasalnya, selain mencari harga yang murah, konsumen lebih tertarik pada kualitas layanan yang diberikan Kemudian, pendiri startup diminta untuk selektif dalam macari investor.
Mereka harus bisa mencari pemodal yang mau mendana sejak dari awal membangun ekosistem hingga bisa berkembang dan semakin besar Upaya tersebut mempertimbangkan perilaku investor selama ini kerap memaksa performa bisnis positif meskipun ekosistem belum terbentuk. Di sisi lain. Tauhid menila, upays startup untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan sebagai langkah efisien merupakan hal yang lumrah terjadi. Sebab, bisnis ini membutuhkan inovasi-inovasi baru yang bergerak dengan sangat dinamis dan cepat. Sehingga ketika pekerja kalah saing dengan talents-talents baru, maka dengan mudah akan tergantikan.
“PHK itu sangat sens. Sebaiknya disesuaikan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan. Di dunks startup, PHK sangat lumrah terjadi karena tolok ukumnya adalah inovasi karyawannya,” ujarnya.
Rohan Monga, Co-Founder dan Chief Executive Officer PT Zenius menjelaskan, sant ini bisnisnya tengah mengalami kendala berupa tersendatnya dana dari investor. Hal tersebut disebabkan karena kondisi ekonomi makro global sedang tidak bersahabat.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menaikkan suku bunga dikisaran 0,75% hingga 1%. Kebijakan tersebut diambil untuk menetralisasi kondisi inflasi AS yang telah mencapai 8,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau angka tertinggi dalam 41 tahun terakhir
Risiko terbesar saat ini adalah rantai pasokan global yang telah bergeser dari pandemi ke konflik milter Rusia dan Ukraina. serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang disebabkan oleh konflik tersebut. Infis global sampai sekarang masih belum bisa dikendalikan, mulai dari dampak perang. terhambatnya santai pasokan dari China terkait Isolasi COMID-19, hingga langkah Uni Eropa yang menghentikan impor minyak dari Rusia membuat pasar keuangan global merespons negat
“Hal ini juga memengaruhi investor di startup. Saat ini, maraka labih selektif dalam
melakukan pendanaan. Kondisi seperti ini tidak hanya dirasakan di sektor edutech, tapi juga di seluruh industri, terutama startup yang masih mengandalkan dana investor untuk beroperasi.
Banyak startup yang terpaksa harus mengubah strategi bisnis untuk menjadi lebih ramping dan efisien, salah satunya adalah dengan pengurangan tenaga kerja,” kata Rohan.
Sebagai startup yang masih menggantungkan sundkan dana pamodal, Zenius sangat terdampak dan krisis ekonomi yang sedang terjadi. Alhasil langkah ten akhimya terpaksa diambil sebagai jalan terakhir mempertahankan usaha. Tercatat, perusahaan melakukan PHK 200 karyawannya pada akhir Mei 2002.
Seluruh karyawan yang terkena PHK akan mendapatkan pasangan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku. Meskipun begitu, Rohan memastikan kebijakan melakukan efisiensibukan karena adanya perubahan model bisnis yang diambil.
Namun, karena terpengaruh oleh kondisi ekonomi global dan perusahaan harus mengantisipasi dengan mengubah fokus ke arah sustainability. Dia juga masih optimistis, ke depan kondisi ekonomi akan membaik sesua dengan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan menyentuh level 5,1%
“Tidak ada yang bisa memprediksi kondisi ekonomi makro saat ini Pelaku startup, kami harus bisa untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi ekonomi apa pun. Artinya, harus stap dengan segala kemungkinan, termasuk untuk mengambil langkah efisiensi yang bertujuan untuk keberlanjutan bisnis dan profitabilita kata dia.
Rohan menyarankan kepada para pendin startup untuk memanfaatkan kondisi ini sebagai momentum untuk perusahaan berfokus pads keberlanjutan bisnis. Upaya bakar-bakar uang guna meraih simpati konsumen sebaiknya dihentikan atau ditunda terlebih dahulu dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara lebih busk. Selain itu, hal paling penting lainnya adalah komunikasi yang baik dengan karyawannya
Melalui komunikasi yang baik, manajemen bisa mengetahui beban kerja setiap karyawan. Dengan begitu, manajemen bisa mendapatkan wawasan tentang apa yang bisa dikurangi atau ditambah dari pekerjaan seorang karyawan. Bisa juga mengurangi beban pekerjaan yang tidak memberikan dampak signifikan terhadap perusahaan
Perusahaan harus bisa menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat, right man on the night place sehingga, output dan pekerjaan di setiap divisi bisa menjadi lebih efisien. Kami rasa strategi ini lebih bijaksana daripada harus mengeluarkan bays untuk pengeluaran yang bukan merupakan prioritas utama,” tandasmes
Tidak ada yang bisa memprediksi
kondisi ekonomi makro saat ini. Pelaku startup, kami harus bisa untuk
beradaptasi dengan situasi dan kondisi ekonomi apa pun. Artinya, harus siap dengan segala kemungkinan, termasuk untuk mengambil Langkah efisiensi yang bertujuan untuk keberlanjutan bisnis dan
profitabilitas.