Bisnis Group Djarum

Group Djarum merupakan entitas bisnis paling terkemuka di tanah air. Berawal dari sebuah kios kecil penjualan rokok kretek di kota Semarang, kini usaha rokok tersebut memiliki pabrik rokok terbesar di dunia di Kota Kudus dengan total karyawan lebh dari 75.000 dan menjual produknya ke seluruh dunia. Kini, di tangan generasi ketiga, Grup Djarum terus berekspansi di berbagai sektor mulai perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.

Kiprah Bisnis Group Djarum Dari Generasi Ke Generasi Di Indonesia

Bagaimanakah bisnis ini berawal, kunci sukses menjadi imperium bisnis dan siapa sajakah tokoh bisnis yang ada di balik Group Djarum tersebut? Uraian dibawah ini akan memberikan penjelasan detil sepak terjang Group Djarum dalam industri bisni di tanah air

Berawal dari Toko Rokok Kecil, bahkan Nyaris Bangkrut akibat musibah Kebakaran

Pendiri Djarum, Oei Wie Gwan mengawali usahanya saat membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951. Bakat berdagang yang dimiliki Gwan membuat usahanya makin berkembang dari sekedar kios kecil menjal rokok kretek di Semarang, sampai bisa memproduksi rokok sendiri di Kota Kudus. Nama usahanya berubah menjadi “Djarum” sekaligus menjadi merk dagang dari rokok tersebut.

Oei Wie Gwan memiliki 2 anak, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono yang dididik sejak kecil untuk membantu orang tuanya memajukan usaha rokok keluarga.

Setelah usahanya kia besar, musibah datang tanpa disengaja, yaitu pada tahun 1963 terjadi kebakaran yang hampir memusnahkan seluruh usahanya. Musibah ini sempat memukul usaha rokok Djarum, hingga sang Pendiri Djarum, Oei Wie Gwan meninggal dunia dan tongkat estafet bisnis beralih ke kedua anaknya Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.

Tahun 1972, Awal Mula Djarum dikenal di Mancanegara

Sepeninggal orang tuanya, di bawah kendali dua anaknya, Robert bersaudara, Djarum terus berbenah. Didikan kerja keras orang tua membuat Robert bersaudara cepat adaptasi dan melakukan berbagai terobosan serta modernisasi di pabrik rokok tersebut. Alhasil, pada tahun 1972 Djarum mulai memberanikan diri mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri.

Respon pasar mancanegara ternyata sangat bagus, sehingga tak lama setelah itu Djarum kembali membuat terobosan baru dengan memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin. Sukses dengan produk rokok yang diproduksi dengan mesin, Djarum kembali mengenalkan produk variasi barunya dengan nama Djarum Super pada tahun 1981.

Amerika Serikat merupakan negara dengan market share produk Djarum terbesar di luar negeri. Untuk konsumsi dalam negeri sendiri, produksen rokok ini sanggup memproduksi  48 milyar batang pertahun atau 20% dari total produksi nasional yang menjadikan Djarum sebagai produsen rokok terbesar di dunia.

Sepak terjang Djarum sendiri memaksa Amerika untuk memberlakukan proteksi produk dalam negeri mereka dengan melarang Djarum di ekspor ke sana sejak 2009 bersama dengan rokok kretek lainnya. Sebagai bagian dari proteksi produk, Amerika telah diluncurkannya Dos Hermanos, sebuah cerutu premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia

Robert Budi Hartono, Tokoh Kunci Ekspansi Bisnis Group Djarum

Robert Budi Hartono dicatat dalam beberapa tahun hingga kini sebagai orang terkaya di Indonesia, dan termasuk nomor urut 131 terkaya di dunia. Dengan total kekayaan pribadi (diluar aset perusahaan) sebesar 8,5 Milyar Dollar atau 82.50 Trilyun Rupiah.

Robert Budi Hartono kian leluasa melakukan ekspansi bisnisnya di berbagai sektor mulai dari perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Bank BCA, Hartono Plantations Indonesia, mega proyek Grand Indonesia yang mencakup hotel (renovasi dari Hotel Indonesia), pusat belanja, gedung perkantoran 57 lantai dan apartemen merupakan lini bisnis yang masuk dalam Group BCA.

Di bidang industri eletronik, Group Djarum memiliki Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun, dimana sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Sejalan dengan perkembangan bisnis digital, Group Djarum juga memiliki Ventures Global Prima Digital yang dikelola oleh generasi ketiga Keluarga Djarum termasuk didalamnya akuisisi Kaskus, yang merupakan salah satu situs terbesar di Indonesia sebagai bagian dari pengembangan usaha di bidang digital.

PB Djarum, Dari Sekedar Hobi, Kini Jadi Klub Bulutangkis Terkemuka di Tanah Air

Adalah Robert Budi Hartono yang hobi bermain bulutangkis, naluri bisnisnya ternyata tak bis sekedar menyalurkan hobi tanpa ada prestasi didalamnya. Berawal dari hobi tersebut, Robert mendirikan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum pada tahun 1969. Bukan hanya sekedar kumpulan orang yang hobi bermain bulutangkis saja, kini PB Djarum dikenal sebagai klub papan atas dunia dalam mencetak juara dunia. Salah satu pemain bulu tangkis yang berasal dari PB Djarum adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.

Di Tangan Generasi Ketiga,  Tongkat Estafet Sukses Group Djarum Kini Berada

Tokoh Bisnis Group Djarum

Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono merupakan dua anak kandung pendiri Djarum, Oei Wie Gwan yang sukses mengembangkan usaha ini sekaligus bangkit dari musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1963. Tidak hanya sukses dalam mengembangkan bisnis, Robert Budi Hartono juga sukses mendidik anak-anaknya untuk melanjutkan estafet bisnis keluaga tersebut.

baca juga

    Hanya dari Budi Hartono saja yang memiliki keturunan 3 orang anak yang akan menjadi generasi ketiga penerus Group Djarum yaitu Victor Hartono, Martin Hartono dan Armand Hartono

    Kiprah Bisnis Group Djarum Dari Generasi Ke Generasi Di Indonesia Martin B. Hartono, anak Budi Hartono cukup peka terhadap perkembangan jaman. Generasi ketiga Group Djarum ini kini mulai mengarahkan pengembangan bisnisnya ke sektor teknologi digital dengan mendirikan DP Venture merupakan unit usaha Grup Djarum dan focus di bisnis Internet consumer.

    Kaskus (komunitas terbesar di tanah air), situs belanja populer BliBli.com, Infokost, yang berisi apartemen studio di Jakarta yang dikenal sebagai “kost eksklusif” untuk mahasiswa dan profesional muda lajang dan dan Bolabob, sebuah situs olahraga merupakan beberapa entitas bisnis digital yang kini berada di bawah Group Djarum.

    Selain itu DP Venture juga berkembang dan menjadi pioner sebagai perusahaan yang memberi makan dari internet. Beberapa situs digital yang bergerak di bidang ini adalah Merah Cipta Media, sebuah agen pemasaran digital yang diakuisisi Group Djarum pada  tahun 2010. Salah satu pelanggan utama Merah Cipta adalah Microsoft Indonesia. Kiprah Bisnis Group Djarum Dari Generasi Ke Generasi Di Indonesia

    You May Also Like

    More From Author

    + There are no comments

    Add yours