ukms.or.id/.com – Pendidikan tidak selamanya jadi tolok ukur keberhasilan seorang. Demikian halnya yang dihadapi oleh Sunny Kamengmau (41).
Sunny seseorang pelaku bisnis tas asal Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Merk tas yang diproduksinya cukup di kenal yakni Tas Robita. Tetapi, di balik kesuksesannya Sunny nyatanya cuma mempunyai latar belakang pendidikan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Latar belakang saya datang dari Alor, NTT. Waktu itu umur 18 th. saya datang ke Bali berbekal tamatan SMP lantaran saya terasa tak kerasan sekolah serta mengaukms.or.id/l keputusan untuk pergi merantau serta pada akhirnya saya hingga ke Bali
Sunny Tamatan SD Membawa Tas Robita Dari NTT Ke Pasar Luar Negri
Datang ke Bali berbekal ijazah tamatan SMP, Sunny pada akhirnya bekerja dengan cara serabutan. Di umur yang masihlah muda itu, Sunny pernah bekerja sebagai operator bersihkan mobil serta buruh renovasi hotel. Sampai pada akhirnya ia menetap bekerja di Un’s Hotel yang terdapat di Jalan Benesari, Legian, Kuta.
“Akhir th. 1994 kerja disana Un’s Hotel sebagai tukang kebun. Satu tahun lalu naik pangkat jadi security hingga th. 2000, ” kenang Sunny.
Di sela-sela kesibukannya sebagai security, Sunny meluangkan diri belajar bhs asing seperti Bhs Inggris serta Bhs Jepang dengan cara otodidak. Cara tersebut dikerjakan untuk memudahkan dianya melayani beberapa tamu hotel yang sebagian besar yaitu wisatawan asing.
“Kebanyakan yang datang tamu dari Eropa termasuk juga orang Jepang namun jumlahnya sedikit, ” tuturnya.
Sunny Ubah Nasib dari Tas Robita
Tak diduga, bekerja di Un’s Hotel memberi keuntungan sendiri untuk Sunny lantaran dari sini perjalanan bisnisnya diawali.
Mulai sejak bekerja di Un’s Hotel, Sunny berteman dengan seseorang warga negara Jepang yang memiliki usaha Real Point Inc. bernama Nobuyuki Kakizaki.
Kemahiran berbahasa Jepang yang dipunyai Sunny bikin pertemanan mereka makin dekat sampai Nobuyuki mengajak Sunny bekerja bersama.
Nobuyuki kerap mengajak Sunny untuk beli beberapa barang kerajinan tangan serta aksesori di toko untuk di jual kembali pada Jepang.
Beberapa pelanggannya di Jepang memanglah kerap tak kebagian barang sampai mesti mengaplikasikan system Pre Order (PO).
Pria kelahiran Maxzmur, Alor (NTT) 12 September 1975 ini lalu diajari bagaimana caranya pilih barang berkwalitas sampai langkah mengirimnya ke Jepang.
Itu semuanya dikerjakan Sunny waktu pagi atau siang hari lantaran malamnya ia tetaplah bekerja sebagai security di hotel. Sampai pada akhirnya, mereka berdua mulai menghasilkan tas kulit. Tetapi tas kulit ini belum di beri merk.
“awal kami ada inspirasi buat tas kulit. Mencari ke tempat pengepul di daerah dekat bandara di Kampung Jawa, ” tutur Sunny.
Dari kampung Jawa, pada akhirnya Sunny serta Nobuyuki merasakan satu orang perajin yang dapat bikin tas kulit. Mulai sejak waktu itu produksi tas mulai dikerjakan walau masihlah beberapa cobalah.
“Kami cobalah buat untuk sampel tas kulit. Pada akhirnya sebagian bln. ada tanggapan yang pesan. Pertama kalinya yang pesan dari Jepang. Mungkin saja cuma belasan yang di jual serta satu bulan omzetnya masihlah tak pasti, ” imbuhnya.
Dari penjualan tas kulit itu, Sunny memperoleh gaji penambahan dari Nobuyuki. Hingga pada th. 2003, Sunny serta partnernya membuat CV Realisu dengan brand Tas Robita.
Nama Robita diaukms.or.id/l lantaran partner bisnisnya yakni Nobuyuki Kakizaki sukai dengan ciri-ciri tokoh Nobita di film kartun Doraemon.
Singkat narasi bisnisnya makin berkembang serta alami penambahan cukup tidak kecil. produksi tas meraih 5. 000 pcs tiap-tiap bulannya. Puncaknya berlangsung di mana Sunny serta Nobuyuki sudah mempunyai karyawan sampai meraih 300 orang.
“Akhirnya kami mulai bentuk Tas Robita Saya bangun tempat produksi. Waktu itu karyawan baru 20 orang. CV Realisu dari situ, ” ungkap Sunny.
Asli Handmade Buat Tas Robita Laris di Jepang
Saat di tanya masalah modal awalannya melakukan bisnis, Sunny Kamengmau mengakui kalau ia sekalipun tak keluarkan modal.
“Jadi awal modal tidak ada sekalipun. Saya saat itu motor saja sewa. Lalu credit motor satu tahun lalu. Bahkan juga partner saya itu empat kali pengiriman tak dibayar serta saya mempunyai utang numpuk. Dia (Nobuyuki Kakizaki) lalu keluarkan credit di Jepang untuk merampungkan pembayaran itu, ” kata Sunny.
Walau pernah alami beragam masalah, product Tas Robita begitu disukai pasar Jepang. Menurut Sunny satu diantara penyebabnya paling utama yaitu lantaran orang Jepang begitu sukai pada beberapa produk asli buatan tangan (handmade).
“Tas ini alami berbentuk anyaman. Selain itu, warnanya juga disebut antik ya untuk orang Jepang. Prosesnya juga handmade semuanya. Di Jepang handmade dihargai begitu mahal, ” imbuhnya.
Pemasaran di Jepang diakukan segera oleh Nobuyuki. Kiat yang dipakai adalah lewat cara merekrut sales-sales handal yang pakar jual product.
Lalu Sunny juga teratur lakukan analisa market serta bangun rencana tas type apa yang paling disenangi di pasar Jepang. Jadi sesudah kembali pada tanah air, Sunny selekasnya bikin product tas yang sesuai sama keperluan pasar di Jepang.
“Setiap waktu saya pergi ke Jepang untuk meeting serta mencari tahu market maunya apa. Saya sudah mengetahui apa yang di cari pasar Jepang. Dari mulai produksi, kwalitas, sampai bahan baku mesti bagus lantaran standard kwalitas yang ketat di Jepang, ” tutur Sunny.
Didalam produksi Tas Robita, Sunny mengaplikasikan kebijakan yang cukup ketat. Product tas yang dibuatnya mesti sedemikian prima dari mulai jahitan, type kulit yang dipakai sampai tempelan manik-manik accessories tas. Hal semacam ini dikerjakan Sunny supaya orang-orang Jepang senang dengan kwalitas yang di tawarkan Tas Robita.
Disamping itu, harga jual Tas Robita di Jepang rata-rata di bandrol Rp 4-5 juta untuk ukuran tidak kecil serta Rp 2-3 juta untuk ukuran tidak besar.
Tas Robita Bangkit dari Beberapa Saat Sulit
Tiap-tiap usaha tentu pernah alami saat naik turun. Walau telah mengekspor product ke Jepang akhir ini produksi Tas Robita alami penurunan.
Permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) jadi satu diantara masalahnya. Diluar itu, partner-nya Nobuyuki Kakizaki wafat dunia lantaran penyakit kanker paru-paru.
“Partner saya dua th. lantas (2014) wafat. Dia yaitu motivator saya. ini telah wafat 2014. Omzet juga turun lantaran beliau konsentrasi di penyembuhan. Produksi juga turun dari 3. 500 pcs per bln.. Saat ini mulai sejak dia (Nobuyuki Kakizaki) wafat tempo hari kita produksi 1. 500 pcs per bln., ” papar Sunny dengan suara sedih.
Walau demikian, anak ke-2 dari lima bersaudara ini tak lalu putus harapan. Sepeninggal Nobuyuki Kakizaki, Sunny mulai bekerja bersama dengan istri Nobuyuki yang menggantikan perusahaan di Jepang. Diluar itu, Sunny juga mulai bikin product yang lebih inovatif serta lakukan kontrol produksi yang begitu ketat pada produknya.
baca juga
“Dari mulai penentuan material hingga produksi dicek sama saya segera lantaran saya tahu standard kwalitas kontrol product di Jepang. Saya mengajari staf beberapa cara mengecheck dengan cermat. Jadi sebelumnya barang di kirim, barang telah di-checking. Mulai dari penentuan hingga sistem produksi saya kontrol semuanya, ” papar Sunny.
Bukan sekedar itu, Tas Robita malah memperoleh kompetitor berat yakni product asal China di pasar Jepang. Namun malah dengan tawaran harga yang lebih mahal, Tas Robita dapat menaklukkan tas buatan China yang harga nya lebih murah.
“Pasar kita tidak sama lantaran ini handmade. Beda sekali dengan product China yang berbasiskan pabrik, ” sahutnya.
Bukan sekedar bekerja bersama dengan istri Nobuyuki Kakizaki, Sunny juga lebih memperluas pasar dengan bekerja bersama dengan beragam stakeholder supaya dapat mendistribusikan ke ritel serta outlet di Jepang.
Pada akhirnya ia memperoleh rekanan usaha dari Jepang yang dapat memasukan product tas bikinannya di Toko Inoya, Jepang.
“Dengan Inoya saya segera produksi 800 pcs, ” sebutnya.
Tas Robita Saat ini Incar Pasar Indonesia
Sunny Kamengmau, entrepreneur tas Jepang asal Indonesia nyatanya memiliki aukms.or.id/si lain. Sesudah berhasil jual product Tas Robita di Jepang, dia menginginkan memperoleh berhasil melakukan bisnis tas didalam negeri.
Sunny menyampaikan dianya telah membangun satu butik Robita di Seminyak, Bali. Tujuannya membangun dua butik lagi di Nusa Dua serta Ubud. Sunny tetaplah bakal menggunakan merk Robita, walau di Indonesia merk ini belum sepopuler Jepang. Dia menyampaikan Nobuyuki Kakizaki dari Real Point Inc telah memberinya restu untuk tetaplah menggunakan merk itu sebelumnya wafat.
“Semenjak 2016 kita telah rilis di Bali (Seminyak) dengan kwalitas yang begitu bagus serta aksesori juga datang segera dari Jepang, ” sebutnya.
Dia juga menyampaikan pengalaman bikin serta memasok tas Robita sepanjang 16 th. ke Jepang melahirkan keyakinan diri untuk berjualan sendiri di Bali. Modal usaha di Bali ini 100% dari dompet seseorang Sunny.
Menurut Sunny butiknya di Seminyak benar-benar di desain dengan kwalitas tinggi. Dia berani merogoh kian lebih Rp 100 juta cuma untuk bangun interior seluas 30 mtr. persegi.
Pendirian butik atau toko di Bali ini yaitu obsesi lain Sunny yang menginginkan meningkatkan usahanya, tidak sebatas jadi penyuplai namun juga jual sendiri untuk pasar Indonesia. Dia inginkan Bali yaitu test market bila berhasil, dia bakal meukms.or.id/dik Jakarta.
“Target itu pasti ada, ” tuturnya.
Sunny mengaku kalau perjalanan bisnisnya memanglah tidak selamanya mulus. Tetapi saat di tanya tentang panduan berhasil bisnisnya, Sunny menyampaikan utamanya memegang keyakinan.
“Saya ini kan mengawali dari 0 sama partner, saya setia hingga saat ini. Bahkan juga dalam keadaaan sesulit apa pun saya tak meninggalkan dia serta dia tak meninggalkan saya. Hingga saya tetaplah mempunyai rasa optimis yang tinggi. Masa-masa susah sampai saat ini tengah bangkit, ” kata Sunny.
baca juga
Ia juga mengungkap kalau pemerintah semestinya bisa lebih mensupport industri-industri tidak besar di Indonesia. Ada pergantian regulasi tentang ketentuan impor product kulit juga diyakininya banyak merugikan beberapa perajin kulit.
“Jadi kami harap pemerintah mesti bikin regulasi ketentuan yang betul-betul baik buat membuat perlindungan product kulit di Indonesia ini. Jujur sampai sekarang ini kami dirugikan. Awal-awal kulit murah, namun mulai sejak th. 2014 ke atas pemerintah memperbolehkan ekspor kulit lembaran yg tidak jadi satu product (berbentuk product), ” tutur Sunny.
Sepanjang melakukan bisnis, Sunny juga mempunyai pengalaman yang tidak terlupakan.
Product Tas Robita kepunyaannya pernah dipertunjukkan di halaman paling utama Yahoo Jepang sepanjang 24 jam dengan bebrapa hanya dengan kata lain gratis.
Walau sebenarnya, cost beriklan di halaman itu termasuk cukuplah mahal.
+ There are no comments
Add yours