ukms.or.id – Kolaborasi Kopi dan Wifi, Untung Bisnis Anda Meroket Tinggi , Minum kopi telah menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Bagi para penggila kopi, ‘ritual’ minum kopi mengawali aktivitas seolah menjadi hal wajib. Perilaku inilah yang memantik suburnya bisnis kopi atau coffeeshop.
Di banyak kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan lainnya, menjamur coffeeshop di setiap sudut kota. Jika diperhatikan, hampir tidak pernah sepi peminat meskipun lokasi berdekatan satu sama lain. Benar ungkapan filosofis bahwa secangkir kopi akan menemukan penikmatnya sendiri.
Bagi mereka yang memiliki naluri bisnis, kenyataan ini sungguh menguntungkan. Kedai kopi adalah bisnis yang menjanjikan karena pasar dengan mudah diciptakan atau di-endorse. Tetapi sempatkah Anda mencermati bahwa kedai-kedai kopi kini tidak hanya didominasi kota besar.
Sempatkan berjalan-jalan ke kota-kota kecil di sekitar Anda. Bahwa di banyak kabupaten / kota, kini tumbuh subur kedai-kedai kopi. Menariknya, image warung kopi (dari bilik, meja sederhana, penjual ibu-ibu tua) kini berubah 180 derajat.
Segmentasi Yang Melebar Setelah Inovasi Di Bisnis Kopi
Dan segmen pasarnya pun semakin melebar. Jika di jaman dahulu minum kopi di sebuah warung identik dengan bapak-bapak sepulang kerja di sawah atau pabrik.
Tetapi sekarang, warung atau lebih familiar disebut kedai kopi –ada yang menyebut coffeeshop—digandrungi anak-anak muda. Bukan cafe! Yang harga kopinya diatas rata-rata karena diramu oleh barista ternama. Kedai kopi di kota-kota kecil ini dikelola oleh anak-anak muda, bahkan mahasiswa untuk mengisi waktu luangnya.
Di Jawa Timur saja misalnya, cobalah Anda cermati ke kota-kota kecil seperti Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Madiun, dan kota lainnya.
Betapa setiap sudut jalan ramai anak-anak muda nongkrong pada sebuah kedai kopi. Bisa dibilang setiap kedai seolah menemukan komunitasnya sendiri. Dan yang membuat tercengang, hampir 80 gelas lebih kopi per malam yang tersaji. Ini menurut kedai kopi ‘Babe Jenggot’ di dekat terminal Kediri, Jawa Timur.
Anda tertarik membuka kedai kopi?
Jangan dulu membayangkan tempat yang mewah, peralatan canggih, serta kemampuan meramu kopi ala barista hebat. Siapapun bisa bikin kopi. Besaran komposisi kopi dan gula yang menentukan nikmatnya secangkir kopi. Tentang tempat, bisa di kios kecil, atau di ruang terbuka hingga di trotoar yang diijinkan tentunya. Bahkan banyak yang membuat kedai kopi ‘portable’ alias gerobak yang dapat mobile kemanapun. Inilah trend baru bisnis coffeeshop.
Wifi Penarik Pembeli
Satu lagi yang membuat kedai kopi masakini dikerubuti pembeli adalah tersedianya fasilitas wifi alias internet gratis. Mungkin di kota-kota besar, cafe yang dilengkapi wifi sudah menjadi hal biasa. Tetapi jika kedai kopi, yang buka di tepi jalan, gerobak di trotoar, kios-kios semi permanen dilengkapi fasilitas wifi, baru hal yang luar biasa. Kini banyak ditemukan di kota-kota kecil yang jauh dari cafe mainstream, sebuah kedai kopi ber-wifi. Murah meriah namun terasa ngopi di sebuah cafe berkelas.
Banyak cara untuk menghadirkan jaringan wifi di kedai. Ada yang menggunakan layanan hotspot smartphone, mini wifi portable, hingga langganan speedy dengan biaya bulanan terjangkau. Para pengelola kedai sengaja menggratiskan layanan wifi demi menangguk banyak customer. Oleh karena itu, menemukan penggila kopi yang rela menghabiskan waktu di kedai berjam-jam adalah hal wajar.
Pelajaran menariknya adalah ternyata kolaborasi antara kopi dan wifi mampu mendatangkan untung lumayan tinggi. Apalagi dari sisi analisa bisnis, membuka kedai kopi tidak membutuhkan modal tinggi. Soal tempat bisa diakali dengan nebeng di lokasi yang setrategis.
Bahkan bisa joint dengan pemilik tempat usaha, seperti ruko, gerai seluler, atau selasar waralaba besar. Artinya, tidak perlu sewa tempat, cukup menyediakan dana kebersihan saja. Berikutnya, perlengkapan seperti gelas, cangkir, teko, kompor, dan sebagainya sekedar untuk memanaskan air.
Jika Anda pemula, cukup banyak tersedia kopi plus gula dalam satu kemasan (sachet). Tinggal gunting, masukkan cangkir, tuang air panas, aduk, dan siap disajikan. Harganya sangat terjangkau, yakni antara 2500 hingga 3000 rupiah. Murah kan? Ini harga kopi di kedai pada kabupaten / kota kecil.
Wifi memang memiliki daya pikat tersendiri. Karena segmen pasar kedai adalah menengah ke bawah, tentu wifi sangat berarti. Mereka bisa sepuasnya surfing hingga nonton video online tanpa khawartir kuota habis bahkan anti buffering. Tinggal pesan segelas kopi, langsung bisa mainin gadget sesuka hati. Jika lebih dari 2 jam maka kebanyakan mereka memesan lebih dari segelas kopi.
Inilah trend bisnis kedai kopi masakini. Mengemas jualan kopi dengan layanan wifi merupakan terobosan yang cerdas. Kedai kopi ber-wifi telah merambah ke banyak wilayah kabupaten / kota kecil bahkan hingga pelosok desa. Fenomena ini seolah menegaskan bahwa membuka kedai ber-wifi adalah peluang recommended di tahun 2017 ini. Mudah dilakukan tanpa membutuhkan modal puluhan juta.
Di Tengah Menjamurnya Bisnis Kafe, Kafe IniTawarkan Sajian Camilan Lokal
Tak sedikit kafe yang kini menyediakan menu aneka susu segar. Tapi kafe yang satu ini punya cara sendiri mengolaborasikan susu dan camilan lokal.
Cammo Milk Bar, kafe yang terletak di Jalan H.Asmawi, Beji, Depok adalah salah satunya. Bhagas, salah satu owner kafe ini memang bercita-cita ingin berbisnis kafe dengan konsep yang berbeda. Maka, ia dan dua orang kawannya memilih tema kafe yang menu utamanya aneka susu segar dan ketan.
“Kita pingin ngembangin kuliner lokal. Kita kolaborasikan minuman susu segar dengan menu makanan ketan kukus aneka rasa. Ketan menurut kita kuliner lokal yang bisa diolah dengan berbagai rasa,” jelas Bhagas.
Kafe mungil ini cukup nyaman untuk tempat nongkrong sambil menikmati aneka susu segar dan kuliner ketan yang lezat. Bagi mereka yang tidak makan ketan, tenang saja Cammo Milk Bar menyediakan camilan lainnya.
Di dinding kafe terdapat beberapa gambar grup musik legendaris The Beatles. Tak ada latarbelakang khusus tentang tema kafe yang kental berbau British. Hanya saja para pemiliknya memang menyukai tema tersebut.
Cammo Milk Bar cukup ramai dikunjungi anak-anak muda, terutama di malam hari. Kafe ini memang cocok bagi mereka yang ingin mencari camilan di malam hari. Menariknya, minuman susu di kafe ini disajikan di dalam gelas berbentuk unik dan soal rasa tak perlu diragukan.
Kafe ini bisa memasok antar 40 hingga 60 liter susu segar setiap harinya dari peternakan sapi terdekat. Pemasokan susu dilakukan setiap hari agar susu yang disajikan benar-benar segar. Tak heran jika susu terasa segar dan nggak bikin eneg.
Berawal dari outlet kecil, Cammo Milk Bar berkembang pesat dalam kurun waktu satu tahun tiga bulan. “Awalnya kita tes pasar dulu dengan outlet kecil untuk meminimalkan risiko. Ternyata responnya bagus dan kami dapat banyak masukan untuk melebarkan kafe. Pelan-pelan kita ngumpulin modal untuk ngembangin,” katanya.
Keterbatasan modal menjadi tantangan tersendiri bagi Bhagas dan teman-temannya. Apa lagi soal pemasaran. Mereka pun menyiasatinya dengan mengajak orang-orang terdekat dan warga sekitar untuk berkenalan dengan kafe yang dibangunnya.
Dari mulut ke mulut itulah nama Cammo Milk Bar menyebar. “Kita suka survei kecil-kecilan, nanya saja ke pelanggan dari mana mereka datang. Dari situlah kita bisa tahu sudah sampai mana pasar kita,” ujarnya. Letak kafe yang di tepi jalan besar mempermudah kafe ini ditemukan.
Selain dari mulut ke mulut, Bhagas juga memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kafenya. Twitter dan Instagram menjadi andalan menyebarkan nama Cammo Milk Bar di dunia maya.
Sebelumnya, kafe ini melayani delivery untuk domisili sekitar kafe. Sayangnya untuk saat ini layanan tersebut dihentikan karena menurut Bhagas, dirinya dan teman-teman cukup kewalahan untuk pengembangan kafe.
Ke depannya Cammo Milk Bar berencana untuk membuka satu lokasi lagi masih di daerah Depok. “Untuk saat ini kita mau ngembangin dulu di Depok karena di sini kan belum ada kafe yang konsepnya seperti ini,” jelas Bhagas.
Strategi Pertahankan Bisnis, Kafe ini Tampil Lebih ‘Muda’
Ada kalanya bisnis berjalan tak sesuai harapan. Jika seperti itu, pengusaha harus mencoba strategi bisnis yang baru. Salah satu cara yang ditempuh biasanya dengan rebranding.
Hal itu pula yang dilakukan oleh Bakoel Sangu Cafe & Bistro. Sebelum menjadi Bakoel Sangu Cafe & Bistro, bisnis kuliner ini adalah sebuah rumah makan khas Sunda dengan konsep prasmanan. Selama empat tahun berjalan ternyata bisnis RM Bakoel Sangu tak memenuhi ekspektasi sang pemilik. Hingga akhirnya pengelolaannya diserahkan kepada sang anak dan mitranya.
Berbekal dukungan dari orang tuanya, Syafiq Fadlu Rahman memutuskan untuk me-rebranding bisnis Bakoel Sangu menjadi berkonsep kafe dan bristo. Bakoel Sangu sendiri berarti bakoel nasi atau bakul jajanan, bisa diartikan tempat makan dan jajan.
Tampilkan Kuliner Khas Sunda Bergaya Modern
Bisnis kafe dan bistro terbilang gampang-gampang susah mengingat menjamurnya bisnis ini – terutama di perkotaan, namun pasarnya masih potensial karena semakin meningkatnya jumlah kalangan menengah. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat menyasar pada segmen tertentu.
Kafe dan Bristo yang berlokasi di Jalan Raya Jati Makmur, Bekasi, ini masih menampilkan kekhasan daerah Sunda melalui piihan menunya, tapi dengan konsep yang lebih segar dan modern. Bakoel Sangu Cafe & Resto menyasar ke dua segmen keluarga dan anak muda atau yang biasa disebut Safiq dengan konsep ‘family and friend’.
Memasuki pelataran kafe dan bristo ini, pengunjung akan disambut dengan tempat parkir yang sangat memadai. Ruangan yang cukup luas dan interior menarik menjadikan Bakoel Sangu tempat yang nyaman untuk kumpul keluarga ataupun anak-anak muda nongkrong.
Menu yang disajikan sangat bervariasi – baik makanan camilan maupun makanan berat – dengan harga yang terjangkau. Selain menu makanan khas Sunda seperti Karedok dan Sayur Asem, Bakoel Sangu juga menawarkan varian menu moderen seperti fettucini, coffelatte, sundae cookies dan masih banyak lagi. Dengan menu yang bervariasi, diharapkan Bakoel Sangu bisa mengakomodasi keinginan kedua segmen pasarnya.
Percaya efektivitas word of mouth
Diakui Safiq kegagalan konsep RM Bakoel Sangu adalah pada kegiatan marketingnya yang tidak berjalan dengan maksimal. “Jadi hanya buka, nunggu tamu, tutup,” katanya.
Kini dengan konsep Bakoel Sangu yang baru, safiq dan mitranya gencar melakukan upaya marketing. Selain menempuh cara konvensional yaitu dengan menyebarkan selebaran, Bakoel Sangu juga mulai merambah dunia digital dengan berpromosi via twitter, facebook, path, instagram, website, dan media media lain.
Pembicaraan tentang Bakoel Sangu di media sosial menurut Safiq memberikan dampak paling signifikan dalam mendatangkan tamu ke kafenya. Berbeda dengan bisnis pada umumnya yang hadir di media sosial, dirinya cenderung tidak menggunakanm akun-akun official Bakoel Sangu untuk promo besar-besaran.
“Saya cenderung memilih promo melalui akun-akun pribadi saya dan meminta teman saya untuk membicarakan Bakoel Sangu. Saya masih percaya bahwa pemasaran mulut ke mulut masih paling efektif untuk saat ini, sehingga strategi yang saya lakukan juga dengan menciptakan berbagai event yang digelar di Bakoel Sangu,” jelas pria yang hobi makan ini. Selain aktif menciptakan pembicaraan di ranah digital, Bakoel Sangu juga melakukan pendekatan kepada komunitas.
Kafe dan bristo yang sudah berjalan lima bulan ini cukup ramai pengunjung, terutama jika menjelang weekend. Namun, Safiq merasakan tantangan tersendiri dalam menjalankan bisnisnya ini yaitu dalam hal konsistensi kualitas masakan dan layanan. Dirinya beserta tim terus mengevaluasi dan memperbaiki komponen tersebut karena kepercayaan konsumen menentukan loyalitas mereka dalam jangka panjang.
Melihat respon pasar yang baik saat ini, ke depannya Bakoel Sangu Cafe & Bristo berencana akan melebarkan sayap dengan membuka Bakoel Sangu Cafe dengan konsep yang lebih minimalis dari yang sudah ada sekarang.
baca juga Panduan Bisnis Online – Pengertian, Tips, dan Ide Bisnis Online Terlengkap 2018
Ramaikan Bisnis Kafe, Kedai Poci Unik Usung Penyajian Kopi Dengan Cara Unik
Kafe yang menjamur di mana-mana tak membuat Kedai Poci Unik keder untuk turut meramaikan persaingan. Bagaimana kiatnya menembus pasar?
Kedai Poci Unik berawal dari sebuah kedai tenda kaki lima di seputaran kampus UGM, yang sekarang berubah menjadi kedai dengan konsep kafe. Sedikit kemampuan memasak dan suka kumpul dengan teman-teman menjadi latar belakang yang membuat Yoni Rahardiyanto dan beberapa kawannya memutuskan untuk patungan mendirikan usaha kedai ini.
Kedai Poci Unik mulai beroperasi pada tahun 2006 di mana konsepnya saat itu adalah warung dengan menu ‘bebakaran’ – ayam bakar, tempe bakar, dan sebagainya, dan menu minuman andalan teh poci.
Sesuai dengan namanya, Kedai Poci Unik menampilkan keunikan penyajian kopi dalam poci. “Berawal dari teh disajikan dengan poci, sekarang lebih uniknya kopi juga disajikan dengan poci,” ujar pria yang akrab disapa Yoni.
“Nah itulah uniknya Kedai Poci Unik, konsep kembali ke nuansa desa di mana zaman sekarang itu sudah hilang. Di situ kita menghadirkan kopi dengan poci dan selalu disajikan dengan bara api. Jadi, jangan takut kopi akan cepat dingin. Rasanya sendiri berbeda dengan kopi yang diolah dengan mesin,” jelasnya lebih lanjut.
Tapi tenang saja, buat mereka yang tidak menyukai kopi tubruk dalam poci, Kedai Poci Unik menyediakan varian minuman lain dan berbahan dasar kopi, misalnya saja kopi yang dipadukan dengan buah. “Satu contoh yang paling di minati di KPU –Kedai Poci Unik – adalah KOREAN STYLE kopi yaitu dengan rasa durian,” sebut Yoni.
Hanya dalam satu tahun – sejak pertama kali beroperasi – bisnis kedainya berkembang dan banyak penggemarnya. Kedai Poci Unik kemudian menempati lokasi baru dengan bangunan yang jauh lebih apik. Kafe yang kemudian menempati bangunan di Jalan Anggajaya III, Condong Catur, Yogyakarta ini pun mengusung konsep baru.
Ngopi sambil nonton film jadul
“Kongkow Sambil Nonton Film” itulah konsep Kedai Poci Unik saat ini. Seperti halnya cara penyajian kopi yang tradisional, film-film yang diputar di kafe ini umumnya film-film lawas. “Kita kembali ke film-film lama, kayak Kamis horor kita putarkan Suzana, Rabu ngakak kami putarkan Warkop DKI,” papar Yoni.
Film jadul menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi kafe ini. Diakui oleh Yoni film-film tersebut ditujukan untuk mengobati rasa kangen konsumen akan idola-idola lamanya. Ngopi sambil nonton film jadul bersama kawan-kawan untuk melepas penat, menarik bukan?
Tapi, kafe ini tak melulu memutarkan film lawas. “Untuk ‘Senin romantis’ kami selalu putarkan film-film terbaru. Nggak menutup kemungkinan kami juga menerima request dari customer,” jelas pria alumni Universitas Atmajaya Yogyakarta ini.
Kesuksesan kafenya ini bukanlah tanpa tantangan. Yoni dan kawan-kawannya pernah merasakan pula sepinya pengunjung di masa-masa awal bisnisnya ini beroperasi. “Sulitnya di kala sepi, kita harus selalu sabar dan tetap semangat,” katanya semangat.
Untuk menjaring konsumen, Kedai Poci Unik menggunakan dua strategi pemasaran secara bersamaan, yaitu digital dan konvensional. “Ya agar target kita bisa tercapai, karena tidak semua orang bisa dapat informasi melalui media online. Makanya kita juga menggunakan media tradisional untuk menjangkau semua elemen masyarakat khususnya yang di Jogja,” Jelas Yoni.
Diakui oleh Yoni penggunaan media sosial sebagai sarana berpromosi untuk menjaring pelanggan anak muda cukup menguntungkan mengingat kota Yogyakarta adalah kotanya para pelajar yang di masa kini sangat akrab dengan media sosial.
Selalu tampil berbeda
Berbisnis kafe di kota besar seperti Yogyakarta tentu memiliki tantangan besar mengingat semakin banyak bisnis kuliner yang ‘menyerbu’ kota ini, terutama bisnis kafe. Persaingan ketat tak terelakan.
“Tantangan utama ya pastinya banyak usaha kuliner yang baru, makanya kita terus menampilkan konsep-konsep baru dan unik dari usaha kuliner yang lainnya yang ada di jogja ini,” kata Yoni.
Memperbarui menu minuman adalah inovasi yang akan terus ditawarkan oleh Kedai Poci Unik ke depannya. Selain itu pihak Kedai Poci Unik berencana untuk bekerja sama dengan pihak movie yang nantinya akan mendukung pemutaran film-film terbaru di kafenya.
Harapan Bisnis Kopi Lokal Untuk Mendunia | Kopi memanglah adalah satu diantara komoditas yang unggul di Indonesia.
Mutunya yang mumpuni bikin kopi asal Indonesia begitu laku manis di market dunia. Kopi Luwak yang begitu populer jadi satu diantara contoh begitu potensialnya komoditi kopi untuk jadikan usaha. Tetapi sayang, pengembangan usaha kopi di Indonesia terbatas pada penjualan bahan mentah serta belum banyak menyentuh pada binsis sajian atau hidangan memiliki konsep toko atau cafe elegan.
Umumnya usaha memiliki konsep cafe elegan ini dipunyai oleh pelaku bisnis luar. Starbucks serta Coffe Bean, jadi satu diantara contoh usaha kedai kopi asal luar negeri yang sukses mengekspansi pasar Indonesia. Walau sebenarnya bila Anda ketahui, bahan baku kopi yang di produksi oleh Starbucks umumnya yaitu kopi dari Indonesia. Ini pasti satu hal yang begitu ironis.
baca juga Jasa Pembuatan Website Profesional Dan Google Friendly
Kondisi berikut yang lalu bikin Obi Anindito serta sang isteri Rakhma Sinseria atau yang kerap di panggil Ria untuk lalu bikin kedai kopi dengan membawa nama Indonesia untuk berkibar di negeri sendiri. Dari harapan berikut lalu lahir Coffee Toffee, satu gerai atau kedai kopi asli Indonesia yang sudah berhasil menyaingi kedai-kedai kopi luar negeri.
Seperti apakah perjalanan Ria dalam menggerakkan usaha Coffe Toffe ini sesungguhnya? Tersebut penjelasannya.
Bermula Dari Harapan serta Yang diimpikan
Seperti yang diterangkan terlebih dulu kalau berdirinya Coffee Toffee ini datang dari harapan serta yang diimpikan sang pendiri yakni Obi Anindito serta Rakhma Sinseria yang menginginkan mengangkat kelezatan kopi dalam negeri. Ide serta timbulnya yang diimpikan sang pendiri sendiri nampak waktu Obi masihlah kuliah di negeri Kangguru Australia.
Harapan Bisnis Kopi Lokal Untuk Mendunia Obi yang waktu itu juga bekerja paruh saat sebagai Barista di satu kedai kopi yang populer didunia, begitu suka menggunakan setiap harinya bekerja. Waktu bekerja tersebut, dianya terasa kopi yang dipakai oleh gerai itu berasa dari Indonesia. Lihat hal itu, Obi terasa tergugah, ia memiliki pendapat kenapa bukanlah beberapa orang Indonesia yang semestinya melakukan bisnis serta nikmati kopi-kopi enak asal Indonesia.
Awal Usaha Coffee Toffee
Coffee Toffee dirintis pertama kalinya oleh Odi serta sang istri Ria di Surabaya pda th. 2006 silam. Tepatnya di garasi tempat tinggal yang ada di jalan Dharmahusada 181, Surabaya lahirlah kedai pertamanya. Garasi mobil tempat tinggal itu saat itu di sulap oleh mereka sebagai tempat bersantai untuk nikmati kopi berbarengan beberapa rekannya.
Sambil selalu memantapkan rencana serta kiat, Odi serta Ria selalu menggerakkan usaha kecil-kecilannya itu tanpa ada terpikir mengenai manajemen atau omzet yang bakal mereka peroleh.
Waktu buka kedai kopi pertamanya itu, Odi keluarkan modal awaal sebesar Rp 5 juta. Nama usahanya yang bernama Coffee Toffee ini sendiri di ambil oleh Odi serta Ria lantaran pengucapan yang miliki irama cocok serta mempunyai makna permen cokelat yang sesuai sama yang di tawarkan Coffee Toffee yang juga menghidangkan cokelat sebagai pilihan menu.
Coffee toffee Hadapi Tantangan serta Rintangan
Usaha yang digerakkan Odi serta Ria tak mendadak meraih berhasil seperti saat ini. Sangat banyak tantangan serta halangan yang dihadapi pada bebrapa saat perintisan Coffe Toffe. Walau pernah rasakan saat kejayaan dengan mempunyai 10 booth yang menyebar di Surabaya pada awal usahanya sepanjang 2 th., Coffee Toffee malah alami kebangkrutan pada th. 2008.
Yaitu satu penipuan yang jahat yang bikin usaha Cofee Toffe jadi sekian. Kebangkrutan ini bahkan juga bikin Odi serta Ria mesti jual mobil dan tempat tinggal yang mereka punyai untuk membayar hutang.
Bukan sekedar masalah penipuan yang dihadapi Odi, ketika awal perintisan itu pasangan ini dapat memperoleh tantangan cemoohan serta hinaan dari oknum orang-orang yang menyebutkan kalau usaha Coffe Toffe-nya itu yaitu adalah usaha penipuan sampai pernah usahanya masuk daftar hitam.
Meraih Berhasil Sesudah Bangkit Dari Keterpurukan
Keterpurukan yang dihadapi Odi serta Ria tidak membuatnya putus harapan serta menyerah. Berbekal ketertarikan serta kepercayaan yang kuat, mereka lalu bangkit serta mengatur semuanya yang kurang baik dalam system bisnisnya waktu lalu.
Tidak menginginkan tidak berhasil lagi, pasangan ini lalu serius bikin usaha dengan jadikan Coffe Toffee sebagai tubuh hukum serta membuat rencana hubungan kerja kemitraan.
Kebangkitan Coffe Toffe yang diawali di Jakarta ini jadikan Odi serta Ria setuju untuk konsentrasi serta membagi pekerjaan. Odi bertugas mencari rencana serta berburu kopi ke beberapa daerah sedang Ria sang istri bertanggungjawab mencari info mengenai system kemitraan serta #manajemen.
Dari sinilah Coffe Toffe sedikit untuk sedikit bangkit serta meraih keberhasilan dengan mempunyai 113 café Coffee Toffee sudah menyebar di Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan serta Sulawesi, dengan omzet miliaran rupiah tiap-tiap bulannya. Tidak heran bila lalu Coffee Toffee saat ini bisa disejajarkan dengan brand kedai kopi Internasional seperti Starbucks serta Coffee Bean. Harapan Bisnis Kopi Lokal Untuk Mendunia
Perkembangan Bisnis Waralaba Coffeé Shop Di Indonesia
Bukan rahasia lagi, Indonesia sangat terkenal sebagai negara penghasil kopi. Benar, Negara Indonesia merupakan salah satu jajaran negara penghasil kopi di dunia. Dalam sejarah hingga tahun 2013 lalu, Indonesia berada diurutan teriga di dunia setelah Brazil dan Vietnam sebagai negeri penghasil kopi.
Bisnis kopi pun menjamur. Bukan hanya di warung-warung pinggir jalan, tetapi juga café-café dan mall-mall. Banyak jenis kopi yang ditawarkan. Juga begitu banyak barista-barista yang unggul dalam meracik kemantapan rasa kopi. Nah dari sudut pandang pengusaha, bagaimana bisnis kopi ini? Dan bagaimana perkembangannya di Indonesia? Apakah masih ada peluang untuk membuka toko kopi atau coffee shop? Mari cari tahu.
Kopi Indonesia
Sebagai negara penghasil kopi dalam jumlah yang banyak, pada tahun 2012 Indonesia setidaknya telah mampu memproduksi 748 ribu ton atau setara 6,6 % dari produksi kopi dunia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 601 ribu ton atau 80,4% dari total produksi adalah produksi kopi robusta. Sisanya sebanyak 147 ribu ton (19,6%) merupakan produksi kopi arabika.
Sebagai informasi lebih lanjut, luas lahan yang digunakan untuk sektor perkebunan komoditas kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar (ha). Dengan rincian, luas lahan perkebunan kopi robusta 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika seluas 0,30 ha.
Sementara itu, produktivitas tanaman kopi di Indonesia baru mencapai 700 kg biji kopi/ha/tahun untuk jenis kopi Robusta serta 800 Kg biji kopi/ha/Tahun untuk jenis kopi Arabika. Sedangkan produktivitas negara tetangga kita, Vietnam, yang juga menjadi negara penghasil kopi terbanyak, produksinya telah mencapai lebih dari 1.500 kg/ha/tahun.
Di samping kopi unggulan jenis Kopi Robusta dan Kopi Arabika, kita juga memiliki berbagai macam jenis kopi spesial yang terkenal hingga manca negara. Kopi – kopi tersebut antara lain adalah Kopi Gayo, Kopi Mandailing, Kopi Lampung, Kopi Jawa, Kopi Kintamani, Kopi Toraja, Kopi Bajawa, Kopi Wamena dan juga Kopi Luwak dengan rasa dan aroma yang khas. Rasa dan aroma yang khas tersebut disebabkan oleh indikasi geografis yang menjadi keunggulan Indonesia.
Perkembangan Bisnis Waralaba Coffeé Shop Di Indonesia , Hingga masa sekarang ini, industri pengolahan kopi merupakan salah satu prioritas industri yang terus digalakkan atau dikembangkan lebih lanjut. Bahkan guna mendukung upaya pengembangan industri tersebut, Kementerian Perindustrian sudah menyusun Roadmap Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi di Indonesia.
Pengembangan industri pengolahan kopi di tanah air memiliki prospek yang begitu baik. Saat ini, rata-rata konsumsi kopi masyarakat Indonesia telah menyentuh angka 1,2 dalam satuan kilogram perkapita/tahun. Jumlah yang masih kalah jauh apabila dibandingkan dengan negara-negara pengimpor kopi seperti Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, USA 4,3 kg, Norwegia 10,6 Kg Belgia 8,0 kg, dan Finlandia 11,4 Kg perkapita/tahun. Maka peningkatan konsumsi kopi ini perlu dikembangkan lagi oleh para pengusaha di bidang kopi, salah satunya dengan adanya usaha coffee shop.
Bisnis Coffee Shop
Kita mengenal berbagai macam diversifikasi produk kopi di Indonesia. Peningkatan konsumsi kopi di dalam negeri semakin kiat digencarkan sosialisasinya. Seperti dalam acara Seminar dan Pameran Kopi Nusantara 2013 yang membahas kopi di Indonesia, Menteri Perindustrian menyatakan harapan agar industri pengolahan kopi dapat melakukan diversifikasi produk. Hal ini dapat diartikan bahwa kopi tidak hanya dijadikan sebagai minuman saja.
Perkembangan Bisnis Waralaba Coffeé Shop Di Indonesia
Akan tetapi juga dapat dikembangkan dalam berbagai jenis produk. Contohnya seperti produk perawatan kecantikan (lulur), pharmasi, essen makanan serta promosi sesuai dengan permintaan masyarakat. Hal ini ditujukan agar terjadi peningkatan terhadap konsumsi kopi oleh masyarakat Indonesia. Seperti halnya yang terjadi di negara Brasil sebagai produsen kopi utama di dunia. Brasil telah mampu meningkatkan konsumsi kopi domestiknya hingga 6 kilogram perkapita tiap tahun.
Peningkatan konsumsi kopi ini terbilang cukup signifikan. Kondisi tersebut tak pelak juga terjadi di dalam negeri, coffee shop yang menjamur dari tingkat daerah hingga kota-kota besar memiliki peran penting untuk meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia.
Perkembangan Waralaba di Bidang Coffe Shop
Industri kopi di tanah air dalam 10 tahun terakhir terus berkembang dengan baik. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari semakin bertambahnya produksi kopi olahan yang dihasilkan oleh industri pengolahan kopi, baik skala home industri maupun skala internasional.
Selain itu juga dibantu dengan maraknya Coffee Shop di kota-kota besar. Produk kopi olahan saat ini tidak hanya berupa kopi bubuk tetapi banyak dikembangkan dalam bentuk kopi olahan seperti kopi instant, kopi three in one, minuman kopi dengan berbagai rasa seperti vanilla, coklat, dan lain sebagainya.
Belum lagi di coffee shop dengan berbagai minuman kopi olahan selain kopi espresso kita mengenal kopi latte, juga cappucino.
Peningkatan konsumsi kopi domestik Indonesiaini didukung dengan pola sosial masyarakat dalam mengkonsumsi kopi. Lebih jauh lagi, peningkatannya juga ditunjang dengan harga yang relatif terjangkau, kepraktisan dalam penyajian serta keragaman rasa/citarasa yang sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Animo usaha yang begitu kuat di bidang kopi ini jika ditambah dengan konsisten dan juga fokus maka usaha ini akan sangat menguntungkan.
Kita tahu banyak sekali warung-warung dipinggir jalan yang menyediakan kopi. Selain itu, skala coffee shop juga banyak kita temui di kota-kota besar, seperti yag paling terkenal Starbucks, One Fifteenth Coffee, Yellow Truck Coffee Tea & Co, Coffee Club, Java Bay, Segafredo Espresso, Monolog, Excelso, Kopi Oey, coffee toffee, dan berbagai macam coffee shop lainnya.
Beberapa diantaranya menerapkan sistem franchise, bahkan dalam satu kota bisa terdapat 5 hingga puluhan coffee shop. Memang secara kuantitas, sudah banyak coffee shop yang meracik kopi-kopi dengan kharakteristiknya masing-masing.
Namun pangsa pasar kopi di Indonesia semakin luas, mengingat gaya hidup masyarakat Indonesia yang juga kian membaik.
baca juga
- Panduan Lengkap Pecinta Kopi
- Bisnis Kuliner Perancis Citarasa Indonesia , Bon Appetit
- Baca juga
Editor’s Choice
350 Daftar Waralaba Dan Franchise Mulai Dari 1 Juta sd 1 Milyar
1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu
Panduan Bisnis Online Terlengkap
Bila kita bicara masalah peluang, peluang membuka usaha di bidang coffee shop ini masih sangat terbuka lebar. Karena sekali lagi penyerapan konsumsi kopi di Indonesia masih kecil atau sedikit. Satu tips yang mesti diperhatikan bila ingin ikut “bermain” dalam usaha coffe shop adalah ciri khas.
Benar persaingan dalam binis coffee shop ini seakan memaksa para pengusaha untuk memiliki strategi yang tepat dalam memasarkan bisnisnya. Apalagi jika bisnis tersebut menggunakan sistem franchise dalam pemasarannya.
Pengusaha harus memiliki ciri khas mengingat para konsumen berhak memilih coffee shop mana yang menyediakan kopi terbaik. Salain itu pengusaha juga tidak boleh memungkiri bahwa dalam bisnis coffee shop bukan hanya mengandalkan dari cita rasa kopi saja.
Tetapi, tujuan konsumen datang ke coffee shop adalah pemuas akan suasana yang nyaman dan juga santai. Ditemani dengan iringan musik dan makanan ringan di atas meja. Serta keindahan dan keunikan dari desain coffee shop itu sendiri.
Dan bila dalam sistem waralaba, pengusaha harus memastikan kualitasnya tidak boleh ada yang turun secara kualitas, minimal semuanya harus sama dan bahkan lebih baik dari Perkembangan Bisnis Waralaba Coffeé Shop Di Indonesia .
+ There are no comments
Add yours