ukms.or.id/ – Orang Indonesia yang pernah mengalami penyakit batuk, pasti mengenal Laserin. Namun, tidak banyak yang mengetahui asal usul Laserin.
Bahkan, beberapa orang menganggap Laserin adalah obat impor. Kenyataannya, Laserin adalah produk obat asli Indonesia, yang berasal dari Tanah Minang. Bagaimana sejarah obat batuk Laserin yang sudah dikenal luas saat ini? Berikut kisahnya.
Seperti produk lokal sebelumnya, terutama produk obat, Laserin berawal dari obat yang dibuat untuk konsumsi keluarga. Pembuatnya, Muliani Widjaja (almh) meramu beberapa bahan seperti jahe, sirih, cengkeh, hingga kayu manis.
Karena obat tersebut manjur di kalangan keluarga, masyarakat di sekitarnya pun ingin mencoba. Pada 1931, Laserin menjadi populer di kalangan masyarakat sekitar dan kemudian mulai diproduksi dalam skala kecil secara home industry. Pasar utamanya belum seluas saat ini, yaitu masih di wilayah asal pembuatnya, Padang, dan seluruh wilayah Sumatera Barat.
Awal Mulai Brand Laserin mulai dikembangkan pada tahun 1974
Dengan popularitas dan efektivitas yang terbukti, Laserin digemari oleh banyak orang. Jumlah produksi pun semakin meningkat dan penjualan pun naik dengan pesat. Pada 1947, keluarga Muliani Widjaja memutuskan untuk mengembangkan bisnis obat herbalnya dengan berpindah ke ibukota, Jakarta. Kemudian, ia pun mendirikan sebuah perusahaan farmasi di Jakarta yang diberi nama PT Mecosin Indonesia di Jakarta pada 1962. Perusahaan farmasi yang memproduksi Laserin dalam skala lebih besar tersebut juga mulai berkonsentrasi pada ethical product.
Awal perkembangan bisnis obat batuk herbal di Jakarta tidak serta merta mulus. Produksi Laserin pernah terhenti pada 1963 – 1965 karena situasi politik yang tidak menentu. Tidak lama kemudian, ketika sistuasi sudah membaik, PT Mecosin mulai bangkit kembali. Permintaan pasar yang maningkat dan produk-produk yang dihasilkan yang semakin banyak, membuat PT Mecosin beralih menggunakan automatic machine (mesin otomatis).
Proses produksi yang dilakukan dengan mesin juga mendapat pengawasan melalui quality control berdasarkan persyaratan dan ketentuan dari perusahaan farmasi yang ada pada sertifikan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Meski demikian, bahan baku yang digunakan tidak berubah, tetap mempertahankan resep keluarga di awal pembuatan menggunakan tanaman herbal alami.
Penasaran dengan informasi lengkap kandungan dalam Laserin? Berikut adalah keterangan kandungan, dosis, dan khasiat pada obat batuk Laserin.
Kandungan:
- Buah Kardamon 0,15 gram
- Cengkeh 0,6 gram
- Daun Saga 0,3 gram
- Daun Sirih 1,8 gram
- Jahe 6 gram
- Herba Euphorbiahirta 0,15 gram
- Sari Akar Manis 0,015 gram
- Daun Hibiscus 0,15 gram
- Minyak Permen 0,15 gram
- Mentha Arvensis 0,15 gram
Dosis:
- Dewasa, 1 -2 sdm, tiga kali sehari
- Anak-anak 1 -2 sdt, tiga kali sehari
Manfaat:
Membantu meredakan batuk, muntah, sakit perut, masuk angin, dan melegakan pernapasan.
Dilansir dari swa.co.id, Irawati Tirtodinoto (Product Manager PT Mecosin Indonesia) menyatakan bahwa Laserin memiliki kekhasan baik dari bahan dan rasa. Rasa yang dihasilkan dari perpaduan tanaman herbal seperti jahe, sirih, cengkeh, kayu manis, hingga akar pakis, bisa menciptakan rasa yang manis, hangat, dan mampu melegakan tenggorokan serta aman untuk ibu hamil sekalipun. Hal inilah yang membedakan Laserin dengan obat batuk lainnya yang berbahan baku kimia.
PT Mecosin Sebagai Perusahaan Brand Laserin
Masyarakat beberapa generasi mengenal Laserin sebagai obat batuk herbal alami yang aman dikonsumsi siapa saja tanpa efek samping dengan khasiat yang sudah terbukti. PT Mecosin senantiasa berkomitmen menjaga dan meningkatkan mutu produk dengan melakukan pemilihan bahan baku herbal alami yang berkualitas dan melakukan product development.
Pengembangan produk melalui penelitian dilakukan dengan mempertahankan formulasi bahan-bahan alami, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Laserin juga menjelma sebagai brand extension yang diyakini memiliki kekuatan untuk produk-produk lain yang dikembangkan.
Namun, sebuah bisnis pasti akan mengalami surut suatu waktu dan tidak terduga. Sebagai bisnis obat lokal, membuat PT Mecosin perlu berupaya untuk mempertahankan eksistensi dan kepercayaan masyarakat terhadap Laserin.
Jika dulu Laserin merupakan obat yang bersifat universal untuk segala usia, kini PT Mecosin melakukan terobosan baru. Untuk memperluas pangsa pasar sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen secara spesifik, PT Mecosin memproduksi Laserin dalam dua varian, yakni Laserin Madu khusus untuk Anak.
Startegy Marketing Branding Laserin
Strategi yang disebut sebagai differentiated marketing tersebut merupakan hasil dari kajian kondisi masyarakat yang menghasilkan kesadaran bahwa ada potensi market anak-anak dan perbedaan kebutuhan antara konsumen dewasa dan anak.
PT Mecosin juga melakukan inovasi dalam pengemasan produk. Laserin dikemas dalam botol berukuran 30 ml dan 110 ml sejak 1980an. Lalu berkembang, dengan kemasan 60 ml dan 225 ml pada 1990. Keempat kemasan tersebut masih ada hingga sekarang, hanya ada perubahan dari proses finishing packaging hingga perubahan kemasan bahan plastik menjadi PET berdasarkan standar pemakaian obat. Lalu, dengan perkembangan adanya Laserin Madu untuk anak, kemasan Laserin Madu juga tidak jauh berbeda dengan Laserin untuk dewasa, yaitu botol ukuran 30 ml, 60 ml, dan 110 ml.
Selain inovasi dalam pengemasan, PT Mecosin juga berupaya dalam pengiklanan. Dengan popularitas yang sudah meluas, tidak sulit membuat Laserin semakin dikenal. Pada 1991 – 1992 dan 1996 – 2002, Dewi Yull dipercaya menjadi brand ambassador Laserin. Ia juga menjadi artis terlama yang menjadi brand ambassador Laserin, tak heran jika Laserin diidentikkan dengan dirinya. Beberapa public figure yang pernah menjadi brand ambassador Laserin adalah Nungki Kusumastuti, Cyndi Cenora, Anjasmara, Dian Nitami, dan beberapa lainnya hingga 2003.
Sekarang, Laserin tidak memiliki brand ambassador. Namun, Laserin tetap meningkatkan eksistensinya di masyarakat dengan mengadakan event istimewa seperti acara hiburan hingga kegiatan sosial, pada waktu-waktu tertentu di beberapa tempat secara kontinyu. Hal ini diyakini mampu mndekatkan kebeeradaan Laserin dengan konsumen.
baca juga
Target Penjualan Laserin
Soal harga, PT Mecosin juga menyesuaikan dengan target pasar. Pada 2011, penjualan Laserin rata-rata per bulan bisa mencapai 2,1 juta botol dengan harga Rp 3500 – RP 4000. Nilai tersebut bisa mengalami kenaikan harga hingga 10% tiap tahun. Hingga akhir 2017 lalu, harga tersebut berubah yaitu Rp 4500 – Rp 16.500 untuk Laserin Syrup dan Rp 5000 – Rp 17.800 untuk Laserin Syrup dengan Madu.
Satu hal yang bisa disimpulkan dari kisah perjalanan bisnis obat lokal Laserin adalah bahwa segala jenis usaha/bisnis yang sudah berjaya, tidak bisa sukses selamanya. Untuk itu, meski sebuah produk telah dikenal luas dan bermanfaat bagi banyak orang, seorang pebisnis harus bisa membuat produknya tetap bertahan dan bisa lebih lama dikenal dan dirasakan manfaatnya.
baca juga Panduan Bisnis Online – Pengertian, Tips, dan Ide Bisnis Online Terlengkap 2018
Tentu membangun perusahaan yang bisa memproduksi dalam jumlah besar adalah langkah penting yang pasti bisa menunjang perkembangan dan kemajuan sebuah produk. Namun, prinsip untuk tetap berpegang pada warisan yang membawa produk tersebut berjaya, harus selalu diingat. Dan jangan lupa, untuk melakukan inovasi dan kreasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
+ There are no comments
Add yours