Menambah Pengalaman Pelanggan

Menambah Pengalaman Pelanggan

Layanan dan kualitas menjadi harga mati bagi pemain transportasi dan otomotif. Kehadiran AI tidak sekadar memberi nilai tambah, melainkan berperan dalam meningkatkan pengalaman pelanggan

Persaingan di industri transportasi dan otomotif kian hari kian ketat. Pelaku industri makin dituntut efisien sembari menjaga kualitas dan layanan yang diberikan. Karenanya, menjaga dan meningkatkan Quality (Kualitas), Cost (Biaya), Delivery (Pengiriman), dan Safety (Keamanan) menjadi faktor penting dalam bagaimana perusahaan melakukan pemasaran mereka.

Di zaman yang makin canggih ini, penerapan AI (Artificial Intelligence) sudah tak terelakkan. Mau tak mau, pelaku industri harus segera menerapkan kecerdasan buatan guna mempersingkat proses dan memberikan produk serta layanan yang lebih baik.

Penerapan AI dalam industri otomotif dan transportasi terus berkembang pesat. Berdasarkan data dari Veritis, pada tahun 2020, sekitar 30% perusahaan di sektor otomotif dan transportasi sudah mulai memanfaatkan AI dalam operasional mereka. Tren ini semakin meningkat dengan proyeksi penggunaan AI mencapai 68% pada tahun 2025 dan hampir seluruhnya, yaitu 98%, pada tahun 2030.

Angka-angka ini menunjukkan keseriusan sektor otomotif dan transportasi dalam menerapkan AI untuk meningkatkan daya saing, memenuhi permintaan pasar, serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang terus maju. (Grafik 1).

Image or Photo Marketeers Max

Data terbaru dari IBM pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 81% perusahaan di sektor otomotif dan transportasi telah aktif mengeksplorasi atau mengimplementasikan teknologi AI. Selain itu, sekitar 73% dari mereka mempercepat investasi di bidang ini dalam dua tahun terakhir. Ini mengindikasikan bahwa sektor otomotif dan transportasi semakin tertarik dan serius memanfaatkan AI untuk mencapai keunggulan kompetitif. (Grafik 2).

Image or Photo Marketeers Max

Penerapan AI di sektor ini berfokus pada aspek QCDS—Quality (Kualitas), Cost (Biaya), Delivery (Pengiriman), dan Service (Layanan)—yang merupakan prioritas utama bagi para pelaku industri.

AI berperan besar dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan di industri otomotif dan transportasi. Teknologi AI digunakan untuk mendeteksi cacat produksi sebelum kendaraan dikirim ke konsumen. AI juga membantu meningkatkan kualitas layanan melalui analisis data perjalanan, prediksi permintaan, dan optimasi rute.

PT Blue Bird Tbk, misalnya, memanfaatkan AI untuk memprediksi permintaan penumpang dan menempatkan armada mereka di lokasi yang tepat dan pada waktu yang sesuai. Andrew Arristianto, Chief Strategy Officer PT Blue Bird Tbk, mengungkapkan bahwa AI memungkinkan mereka mengarahkan armada ke area dengan permintaan tinggi dan memprediksi jumlah kendaraan yang harus tersedia di jalan pada waktu tertentu.

    Hal ini memastikan pelanggan bisa mendapatkan layanan yang cepat dan tepat waktu. Efisiensi biaya juga tercapai, baik dari segi bahan bakar maupun perawatan kendaraan, yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas perusahaan.

    “Saat ini, pelanggan memiliki ekspektasi tinggi terhadap waktu tunggu kendaraan. Dulu, pelanggan bisa menunggu sepuluh hingga 15 menit, tetapi sekarang mereka mengharapkan kendaraan datang dalam waktu kurang dari empat menit. Dengan AI, kami bisa memastikan armada kami tiba tepat waktu, sehingga kepuasan pelanggan tetap terjaga,” kata Andrew.

    Selain itu, Blue Bird juga menggunakan AI dan teknologi IoT untuk memantau kondisi kendaraan secara real-time, termasuk kebutuhan perawatan. Andrew menjelaskan bahwa dengan AI, perusahaan dapat memprediksi kapan kendaraan membutuhkan perawatan sebelum terjadi masalah yang menghambat operasional. Hal ini meningkatkan keselamatan dan memastikan kendaraan selalu dalam kondisi terbaik, mengurangi potensi kecelakaan, dan memberikan ketenangan bagi penumpang.

    Kecepatan pengiriman atau delivery juga mendapat manfaat besar dari AI. Dalam rantai pasokan, AI membantu perusahaan memprediksi permintaan dengan lebih akurat dan mengoptimalkan manajemen inventaris. Di industri otomotif, BMW menggunakan AI untuk menganalisis data permintaan konsumen secara real-time dan menyesuaikan persediaan mereka. Dengan demikian, BMW dapat menjaga ketersediaan komponen yang tepat di seluruh jaringan pabrik mereka, menghindari kekurangan atau kelebihan stok yang dapat berdampak negatif pada biaya dan kecepatan produksi.

    Keamanan merupakan salah satu aspek terpenting di industri otomotif dan transportasi, dan AI membantu meningkatkan keamanan. Volvo, misalnya, menggunakan AI untuk mendukung pengembangan fitur keselamatan seperti deteksi tabrakan otomatis dan peringatan keluar jalur. Dengan teknologi AI, mobil Volvo dapat mengidentifikasi potensi bahaya di jalan dan mengambil tindakan otomatis, seperti mengerem atau memperingatkan pengemudi jika mobil keluar jalur.

    Penggunaan AI di industri otomotif dan transportasi tidak hanya terbatas pada peningkatan kualitas, efisiensi biaya, kecepatan pengiriman, dan keamanan, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi masa depan. Salah satu inovasi terbesar yang sedang dikembangkan adalah kendaraan otonom atau self-driving cars, yang berpotensi mengubah lanskap transportasi secara menyeluruh.

    Tesla dan Google Waymo adalah contoh perusahaan yang tengah mengembangkan teknologi ini dengan mengandalkan AI untuk memungkinkan mobil mengemudi sendiri tanpa intervensi manusia. Kendaraan otonom ini diharapkan dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh human error serta meningkatkan efisiensi transportasi dengan mengurangi kemacetan.

    Selain itu, teknologi AI juga sedang dikembangkan untuk menciptakan sistem lalu lintas pintar di kota-kota besar. Los Angeles dan Beijing, misalnya, mulai menerapkan sistem berbasis AI untuk mengatur lampu lalu lintas secara adaptif berdasarkan volume kendaraan. Teknologi ini memungkinkan pengaturan lalu lintas yang lebih efisien dan membantu mengurangi kemacetan di pusat kota.

    Di bidang logistik, perusahaan seperti DHL menggunakan AI untuk melacak kondisi barang selama perjalanan. Sistem berbasis AI memungkinkan DHL memantau suhu, kelembaban, dan kondisi fisik barang, terutama untuk produk sensitif seperti obat-obatan atau makanan segar. Dengan kemampuan ini, DHL dapat memastikan barang sampai ke tujuan dalam kondisi baik dan tepat waktu.

    Dengan proyeksi peningkatan adopsi AI yang hampir mencapai 100% pada tahun 2030, industri otomotif dan transportasi diprediksi akan semakin berfokus pada aspek QCDS. AI tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga menjadi fondasi penting yang mendukung masa depan industri ini.

    Melalui penerapan AI, sektor otomotif dan transportasi dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing mereka, serta memenuhi tuntutan konsumen akan kualitas dan keamanan. Penggunaan AI juga menunjukkan potensi besar dalam menciptakan solusi berkelanjutan, seperti optimasi rute dan pengurangan konsumsi bahan bakar.

    Secara keseluruhan, AI tidak hanya memberikan solusi bagi tantangan saat ini, tetapi juga membuka jalan menuju inovasi dan transformasi masa depan. Dengan AI, industri otomotif dan transportasi dapat memenuhi tuntutan pasar yang terus berkembang sambil menjaga standar QCDS yang tinggi, yang menjadi kunci keberhasilan di era digital ini.

    “Dengan AI, kami bisa memastikan armada tiba tepat waktu. Dampaknya, kepuasan pelanggan tetap terjaga.”

    Andrew Arristianto – Chief Strategy Officer PT Blue Bird Tbk

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top