ukms.or.id – Jakarta , Bisnis Kendaraan Listrik Prospek EV Makin Mentereng, Industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) terus menggeliat. Selain semakin banyak merek baru bermunculan, industri pendukungnya juga semakin berkembang. Seperti apa kondisi pasar di tiga negara yang menjadi pasar utama?
Kemajuan dalam teknologi baterai, seperti baterai lithium-ion yang lebih efisien dan baterai solid-state yang sedang dikembangkan, meningkatkan jangkauan dan efisiensi mobil listrik. Hal ini mendorong permintaan mobil listrik. Secara umum, ada tiga pasar utama bisnis ini, yaitu Cina, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).
Rho Motion, perusahaan riset pasar melaporkan pada Juni, penjualan mobil full listrik dan plug-in hybrid meningkat sebesar 13% dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh pasar Cina di mana elektrifikasi di wilayah itu tengah terjadi secara masif. Hal tersebut menjadi angin segar bagi industri otomotif secara keseluruhan.
Alasannya adalah di sejumlah wilayah, salah satunya di Eropa, kondisi pasar saat ini sedang mengalami penurunan. Cina menyumbang lebih dari 60% dari total penjualan kendaraan listrik, dengan ketersediaan kendaraan listrik yang semakin meningkat. Charles Lester, Manajer Data Rho Motion mengatakan, peningkatan penjualan yang diraih oleh merek BYD berkontribusi pada peningkatan pangsa pasar domestik PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) di paruh pertama tahun ini.
“Penjualan PHEV di seluruh dunia mencapai 1,4 juta pada bulan Juli, dengan 860.000 unit berasal dari penjualan di Cina, yang mengalami peningkatan 25% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy),” kata Charles.
Di Eropa, penjualan bulanan turun 7% menjadi 300.000 unit, dengan Finlandia, Irlandia, dan Belanda mengalami penurunan. Sementara Italia mencatat peningkatan 34% setelah diberlakukannya insentif pemerintah. Di AS dan Kanada, penjualan PHEV naik 6% menjadi 140.000 unit pada bulan yang sama. Penjualan BYD melonjak di Brasil dengan kenaikan lebih dari tiga kali lipat dibanding Juni 2023.
“Secara keseluruhan, tahun 2024 tidak akan melihat pertumbuhan ambisius yang mungkin diharapkan oleh industri, dan kami telah menurunkan perkiraan kami sebesar 5% menjadi 16,6 juta mobil listrik yang terjual tahun ini. Disparitas regional cukup mencolok,” kata dia.
Charles menilai, permintaan penjualan mobil listrik telah menurun dalam beberapa bulan terakhir setelah mengalami peningkatan dramatis selama beberapa tahun. Hal ini terjadi karena konsumen menunggu model yang lebih terjangkau dan memilih alternatif hibrida. Sementara, penurunan pasar di Cina juga didorong oleh regulasi di Uni Eropa yang baru-baru ini memberlakukan tarif hingga 37,6% pada impor kendaraan listrik buatan Cina.
Penjualan Domestik
Di Indonesia, penjualan EV tak kalah mentereng dibandingkan dengan penjualan secara internasional. Pabrikan dari Cina mendominasi penjualan EV di dalam negeri. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan battery electric vehicle (BEV) alias kendaraan full listrik mencapai 1.984 unit pada Mei 2024.
Sedangkan untuk mobil hybrid electric vehicle (HEV) 4.244 unit dan plug in hybrid vehicle (PHEV) 13 unit. Produk dari merek asal Cina seperti Chery dan Wuling kini menjadi mobil listrik paling laris pada Mei, yaitu Omoda E5 dan Cloud EV.
Kedua model ini saling susul sejak April hingga Mei 2024. Omoda E5 pada April berada di posisi kedua, namun kini merajai penjualan mobil listrik dengan total pengiriman 755 unit. Cloud EV pada Mei harus berlapang dada karena turun takhta ke posisi kedua dengan pengiriman 452 unit.
Di posisi ketiga pada Mei ditempati pabrikan mobil blasteran Cina dan Inggris yaitu MG. Diam-diam MG sudah bisa berada di kasta atas penjualan mobil listrik lewat 4EV sebanyak 330 unit. Di posisi keempat ada mobil listrik mungil besutan Wuling yang terjual sebanyak 145 unit. Produk merek Korea Selatan, Hyundai Ioniq 5 berada di posisi kelima dengan catatan penjualan hanya 66 unit saja.
baca juga
Yannes Martinus Pasaribu, Pengamat Otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai, dominasi pabrikan mobil listrik Cina di Indonesia lantaran keseriusan mereka menggarap pasar tanah air. Pabrikan dari Negeri Panda bahkan mampu menghadirkan EV dengan harga murah yang berkualitas. Semakin diterimanya produk tersebut di Indonesia diperkuat pula dengan desain dan teknologi canggih yang diterapkan di setiap unit kendaraan.
“Mereka mengisi berbagai segmen dari mobil listrik mungil hingga SUV listrik. Hal ini menunjukkan keberagaman produk yang ditawarkan kepada konsumen,” kata dia.
Dari sisi pemerintah, Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia menyambut baik pabrikan asing yang ingin masuk ke pasar Indonesia. Terlebih lagi perusahaan yang membuka pabriknya di tanah air. Hal ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, tetapi juga akan membuka peluang kerja baru serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Pemerintah Indonesia sangat mendorong investasi asing masuk ke negara kita, khususnya di sektor industri otomotif. Kami percaya bahwa kehadiran pabrik EV akan membawa inovasi teknologi dan transfer pengetahuan yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing industri otomotif nasional,” kata dia