Start Up Qlapa

– Start Up Qlapa, Produk Unik Dalam Sekali Klik, Indonesia adalah melting pot atau rumah bagi banyak suku dan budaya yang ada didalamnya.

Keragaman dan kekayaan ini menjadi aset yang tidak ternilai, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan keberlimpahan multikultural yang masih terus eksis hingga sekarang.

Cobalah sesekali berkunjung ke Bali, Lombok, Flores, dan singgah sejenak ke beberapa desa atau pelosok yang ada. Cukup banyak dijumpai karya-karya masyarakat daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing.

Kearifan lokal ini apabila dijaga dan dilestarikan dengan baik, maka bukan tidak mungkin akan menjadi sebuah potensi ekonomi yang berkembang untuk wilayah tersebut. 

Batik, tenun ikat, wayang kulit, sarung, ukiran kayu, kerajinan perak dan kuningan, anyaman bambu, alat musik tradisional, adalah beberapa diantara ratusan kerajinan lokal yang diminati, baik oleh masyarakat lokal maupun internasional.

Bahkan, banyak juga destinasi wisatawan yang selalu diarahkan untuk mengunjungi sentra kerajinan lokal daerah setempat.

Qlapa melirik peluang dibalik animo yang cukup besar ini. Qlapa adalah sebuah situs marketplace online yang berfokus pada aktivitas jual beli khusus untuk kerajinan lokal asal Indonesia.

Lewat situs ini, konsumen dapat secara langsung membeli produk kerajinan dari pengrajin lokal yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sentuhan teknologi seperti ini lebih memudahkan daripada harus menuju lokasi langsung hanya sekedar untuk membeli barang tersebut.  

Kemudahan ini yang diharapkan dapat memberikan nilai lebih pada industri kerajinan lokal yang ada di Indonesia.

Maka itu, Qlapa sebagai platform di bidang kerajinan lokal berupaya untuk mengangkat pemikiran ini ke ranah digital dan sekaligus mencoba menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan pengrajin lokal dengan maksimal.

Dari sisi konsumen, Qlapa berharap dapat membantu mereka dalam mencari produk lokal unggulan yang dibutuhkan hanya dengan berbekal ‘klik’ saja. Tanpa harus menguras biaya perjalanan ke lokasi pengrajin, konsumen sudah dapat berbelanja dengan nyaman dan fleksibel.

Start Up Qlapa : Sepasang Teman Diskusi Satu Visi

Ide menarik untuk mendirikan Qlapa ini tercetus dari pemikiran dua penggagasnya, Benny Fajarai dan Fransiskus Xaverius. 

Benny Fajarai yang lahir di Pontianak, 27 April 1990 ini adalah sosok pria yang dilahirkan dari keluarga sederhana dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang sopir angkutan umum dan sekaligus penjual pisang goreng, sedangkan ibunya bekerja sebagai pengasuh anak.

Pria yang satu ini memang terkenal sebagai sosok yang kreatif dan enggan menyerah, namun tetap memiliki rasa empati.

Satu kisah menarik dari pengalaman hidupnya adalah ketika ia harus terbentur biaya untuk kuliah. Ia pun harus rehat sejenak untuk memikirkan langkah berikutnya agar dapat merasakan bangku kuliah. 

Dari semangat dan kecerdasannya ini, Benny terus mengasah kemampuan dan akhirnya mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di jurusan IT, Binus University.

Lolos di sebuah universitas di jurusan yang cukup populer tidak lantas membuatnya langsung menjalani hidup dengan lancar.

Di tengah perjuangannya menuntaskan perkuliahan, Ia harus tetap berjuang ekstra dengan cara bekerja saukms.or.id/lan sebagai seorang tutor di sebuah lembaga kursus komputer.

Benny sempat membangun kreavi.com, platform startup yang dikhususkan bagi pekerja kreatif di berbagai bidang seperti desainer grafis, developer web, videografer, dan juga beberapa bidang IT lainnya. Di tahun 2015, Ia menjual kreavi.com untuk merintis bisnis startup yang lebih potensial, yaitu Qlapa.

Di Qlapa, Benny akhirnya berpartner dengan Fransiskus, yang sebenarnya sudah sering bertemu dan bertukar ide sejak tahun 2014 silam.

Frans, biasa Fransiskus disapa, adalah seorang engineer mumpuni lulusan sebuah perusahaan teknologi asal Silicon Valley. 5 tahun berkarir di Amerika Serikat, Frans sempat bernaung di beberapa perusahaan seperti Blackberry, Zynga, Castlight dan Homejoy.

Barulah kemudian di tahun 2015, ia kembali ke Indonesia dan menjadi CTO di Qlapa. Frans memang menikmati saat-saat bekerja di Amerika karena kompensasi dan jenjang karir yang ditawarkan sebagai seorang engineer sangat bagus,

namun ia memandang bahwa Indonesia memiliki potensi yang begitu luas untuk dikembangkan yang akhirnya membuatnya kembali ke tanah air.

Menurutnya, teknologi akan sangat membantu dan jauh lebih efektif jika hal ini dimanfaatkan dengan maksimal. Misinya bersama Qlapa adalah memberdayakan kreativitas dan aset lokal dengan sentuhan teknologi.

Start Up Qlapa : Dari Pendanaan Lokal Hingga Internasional

Qlapa tercatat sempat mendapatkan pendanaan seri A oleh Aavishkar Venture Capital dari India sebagai investor utama.

Tidak ada angka pasti yang diinformasikan terkait pendanaan ini, namun Benny selaku CEO Qlapa mengungkapkan bahwa dana yang ada tersebut akan dialokasikan untuk peningkatan layanan dan penambahan talenta yang potensial.

Sebelumnya, Qlapa sempat juga mendapatkan suntikan dana seed funding dari Global Founders Capital (GFC), Kapan Lagi Networks (KLN), dan Budi Setiadharma (Angel).   

Start Up Qlapa: Rumah Digital Bagi Pengrajin Lokal

Dalam perkembangannya, Qlapa berhasil mencatatkan kurang lebih sebanyak 4000 pengrajin yang bergabung dan lebih dari 65000 barang kerajinan terjual melalui platform ini. Hal ini menjadi pencapaian yang sangat baik bagi Qlapa. 

Sepanjang perjalanan satu setengah tahun, Qlapa sudah mengalami peningkatan secara nilai transaksi penjualan dan jumlah pengrajin yang tergabung, serta mendapatkan perhatian dari pasar. Karena itu, Qlapa cukup percaya diri untuk mengembangkan usaha ini lebih lanjut. 

Qlapa sendiri selalu mengontrol kualitas yang ada, seperti misalnya hanya menjalin kerjasama dengan pengrajin-pengrajin terbaik yang memiliki produk unik dan memiliki daya tarik.

Qlapa juga tidak menarik keuntungan terlalu besar dalam setiap kerjasama yang dilakukan, yaitu hanya sebesar 10% dari tiap transaksi yang dijalankan, sehingga Qlapa juga tetap dapat menjual ke konsumen dengan harga yang masih relatif dapat dijangkau.

Sudah banyak insan UMKM yang sangat terbantukan dengan adanya Qlapa di tengah masyarakat Indonesia. Meskipun Qlapa harus menutup kegiatan operasionalnya di tahun 2019, setidaknya ada beberapa hal yang bisa dibanggakan dari platform startup yang ramah UMKM ini. 

Yang pertama adalah konsistensinya dalam menawarkan dan memasarkan produk lokal yang unik dan berkualitas baik.

Dengan menarget pasar kearifan lokal, berbagai barang yang dijual di platform ini adalah yang benar-benar sudah lolos uji kurasi oleh tim Qlapa mulai dari tas, dompet, sabuk, pakaian, aksesoris, hingga dekorasi rumah. Beberapa produk memang khas buatan tangan (hand made), tetapi ada juga beberapa yang diproduksi dengan bantuan mesin seperti furnitur. 

Hal kedua yang menjadi prestasi tersendiri adalah bahwa Qlapa menjadi platform startup dengan niche kerajinan lokal yang berhasil menarik hati investor asing. Artinya adalah bahwa ada potensi yang sebenarnya bisa untuk terus dikembangkan melalui platform ini, terlebih Indonesia yang sarat akan lokalitasnya.

Selain itu, Qlapa juga sempat mengantongi penghargaan. Meskipun persaingan di dunia startup sangatlah ketat, namun dengan nilai diferensiasi yang dimiliki, Qlapa mendapat penghargaan sebagai aplikasi unik terbaik yang diberikan oleh Google Play Awards, dan sebagai startup dengan angka pertumbuhan yang paling menjanjikan yang diberikan oleh Majalah Forbes Asia di tahun 2018.

Kehadiran Qlapa secara tidak langsung juga menjadikan UMKM lebih bersemangat untuk mengembangkan produk mereka dengan jangkauan yang lebih luas lagi.

Banyak UMKM yang sudah merasakan manfaat dari platform Qlapa ini, dan mereka menjadi lebih optimis untuk bersaing dengan produk-produk dari luar negeri. Qlapa menjadi semacam pemersatu visi UMKM di Indonesia.

Kontak

support@qlapa

team@qlapa.com

Telepon: (021) 2256 2088

WhatsApp: 0896 7875 6048

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours