Tolak Angin: Kisah di Balik Kesuksesan Produk Obat yang Menasional

Orang pintar, minum tolak angin

Siapa yang tidak tahu tagline iklan tersebut? Tagline  yang selalu ada pada iklan produk obat yang sudah menasional. Ya, produk tersebut adalah Tolak Angin. Obat cair yang dipercayai bisa mengobati masuk angin, penyakit yang tidak kenal musim di Indonesia.

undercover.co.di – Masuk angin adalah sekumpulan gejala yang diderita oleh orang di waktu tertentu atau akibat kondisi tertentu, misalnya cuaca yang tidak menentu, terkena hujan dalam waktu yang lama, udara dingin karena angin malam atau ruangan ber-AC, gangguan pencernaan, dan penyebab sejenis lainnya.

Gejala yang disebut sebagai masuk angin juga beragam, seperti meriang/menggigil, perut kembung, mudah lelah, sering mengantuk, cegukan, diare, pilek, demam, keringat dingin, mual dan muntah, sulit kentut atau bersendawa, hingga kehilangan nafsu makan.

Masuk Angin Kebiasaan Dan Fitrah Manusia

Hampir tidak ada orang Indonesia yang tidak pernah mengalami masuk angin. Apalagi di musim hujan seperti sekarang, lebih banyak orang mudah terkena masuk angin. Gejala masuk angin mungkin tampak tidak parah, namun tentu sangat mengganggu kenyamanan dan menghambat aktivitas jika tidak segera diobati. Karenanya, tidak ada yang bisa menahan masuk angin lebih dari sehari.

Banyak cara hingga obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengobati gejala masuk angin. Mulai dari cara tradisional seperti kerokan di area punggung dan perut, pijat urut, hingga mandi air hangat. Obat-obatan yang diyakini bisa mengobati masuk angin juga beragam, seperti jamu, wedang jahe, termasuk obat sirup yang dijual secara bebas dan sudah lama dipercaya bisa mengobati masuk angin. Salah satu obat cair (sirup) tersebut adalah Tolak Angin.

PT Sido Muncul Sebagai Produsen Tolak Angin

Tolak Angin adalah obat herbal yang diproduksi oleh PT Sido Muncul. Tolak Angin terbuat dari beragam bahan alami seperti kapulaga, adas, pala, kayu manis, pegagan, cengkeh, kedawung, kayu angin, kayu ules, beras, jahe, madu, dan bahan-bahan lainnya.

Tolak Angin bisa mengobati segala macam gejala masuk angin yang disebabkan oleh kehujanan, kurang tidur, hingga terlalu lelah. Beberapa gejala masuk angin yang bisa diredakan dengan Tolak Angin adalah perut kembung, mual, pusing, lesu, demam, pilek, dan meriang.

Selain meredakan, Tolak Angin juga bisa mencegah masuk angin dan menjaga stamina tubuh untuk pekerja malam yang sibuk/lembur, orang yang sedang dalam perjalanan jauh, hingga mabuk perjalanan.

Pertama Kali Product Tolak Angin Meluncur

Sebagai produk yang sudah menasional, dulunya Tolak Angin adalah produk lokal yang tidak begitu terkenal. Tolak Angin kali pertama diracik oleh Rakhmat Sulistyo. Nyonya Rakhmat Sulistyo, yang lahir dengan nama Go Djing Nio, bersama suaminya Siem Thiam Hie, adalah pendiri PT Sido Muncul, perusahaan yang bergerak di bidang obat-obatan tradisional. Namun, keduanya tidak merintis bisnis dengan langsung memproduksi obat tradisional.

Pasangan suami istri, Rakhmat Sulistyo dan Siem Thiam Hie, awalnya merintis usaha pemerahan susu di Ambarawa bernama Melkrey.

Ketika terjadi insiden pada 1928, usaha rintisan yang mulai membesar tersebut, terpaksa harus gulung tikar. Mereka pun pindah ke Solo untuk memulai usaha baru yaitu toko roti yang diberi nama Roti Muncul pada 1930.

Di waktu yang sama, Rakhmat Sulistyo yang ahli mengolah rempah-rempah dan bahan herbal mulai belajar memproduksi obat tradisional yaitu jamu. Tidak lama kemudian, Rakhmat Sulistyo dan Siem Thiam Hie mulai membuka usaha jamu di Yogyakarta pada 1935.

Jamu Sebagai Cikal bakal Tolak Angin

Pada 1941, Rakhmat Sulistyo berhasil membuat jamu yang menjadi cikal bakal Tolak Angin. Ketika kali pertama dijual, jamu tersebut diberi nama Jamu Tujuh Angin. Namun, beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada 1949, Belanda menyerang. Keduanya lalu pindah ke Semarang untuk menyelamatkan diri.

Tanpa terpengaruh dengan keadaan saat itu, Rakhmat Sulistyo dan Siem Thiam Hie mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya mimpi yang jadi kenyataan. Rumah produksi pertama Sido Muncul didirikan di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104, di daerah Mlatibaru, Semarang. Dengan keadaan terbatas, mereka terus mengembangkan usahanya bersama tiga karyawan.

Tidak membutuhkan waktu lama, produk buatan Sido Muncul dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Karena jumlah produksi yang meningkat, dibangunlah pabrik yang sederhana namun lebih besar pada 1951. Semakin lama, nama Sido Muncul semakin dikenal dan produk-produk obat tradisionalnya pun semakin terkenal.

Moderenisasi Pabrik Demi Meningkatkan Kualitas Produksi

Dengan popularitas dan tingkat produksi yang meningkat, Sido Muncul pun melakukan modernisasi pabrik. Yang awalnya pabrik dengan peralatan sederhana, kemudian dibenahi dengan merelokasi pabrik dan mendatangkan peralatan berteknologi modern pada 1984.

Pabrik Sido Muncul mengalami perluasan dan perbaikan dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar sekaligus mempercepat proses produksi.

Pabrik baru Sido Muncul yang lebih luas dengan teknologi mutakhir dibangun di daerah Ungaran dengan luas 7 hektare, yang dilengkapi dengan 1,5 hektare  lahan agrowisata, dan kawasan pendukung lingkungan pabrik. Pabrik tersebut diresmikan pada 2000 oleh Menteri Kesehatan kala itu.

Penghargaan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

Di tahun yang sama, Sido Muncul mendapat penghargaan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik setara dengan Farmasi (CPOB). Dengan penghargaan tersebut, Sido Muncul berhasil menjadi salah satu pabrik jamu yang terjamin dengan standar farmasi.

Dari awal berdiri, Sido Muncul terus melakukan upaya untuk memajukan perusahaan melalui pengembangan kualitas produk. Pembenahan hingga perluasan pabrik senantiasa dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi. Setelah berhasil membangun pabrik baru yang lebih luas, Sido Muncul kembali membangun fasilitas perusahaan yang mendukung proses produksi yaitu pabrik bahan baku pada 2010.

Sido Muncul kini menjadi pabrik obat tradisional, khususnya jamu, yang besar di Indonesia. Bermula dari usaha lokal, Sido Muncul berhasil menjadi perusahaan besar yang konsisten untuk terus berkembang dari tahun ke tahun.

Belajar Dari Sang Pendiri Sido Muncul

Banyak hal menarik yang ada di sepanjang kisah perjalanan perusahaan jamu tersebut, mulai dari semangat wirausaha yang melekat dengan erat di jiwa dua pendirinya, yaitu Rakhmat Sulistyo dan Siem Thiam Hie.

Keduanya selalu mampu membuat usaha  yang berhasil dengan memanfaatkan peluang yang ada, bahkan ketika gulung tikar karena keadaan sekitarnya dan terpaksa berpindah tempat, mereka selalu bisa membuka usaha baru yang berpeluang besar.

Strategi pemasaran yang dilakukan Sido Muncul mungkin terbilang biasa, namun karena dilakukan secara konsisten, hal tersebut mampu meningkatkan produktivitas perusahaan secara signifikan. Salah satunya adalah dengan menggunakan public figure sebagai brand ambassador untuk tiap produknya.

Karenanya, hampir semua produk Sido Muncul, diidentikkan dengan brand ambassadornya meski sudah jarang muncul. Beberapa public figure yang pernah menjadi brand ambassador produk Tolak Angin adalah Nunung, Polo Srimulat, Rheinald Kasali, Lula Kamal, Agnez Mo, hingga Maudy Ayunda.

baca juga

    Di tangan generasi ketiga, yakni Irwan Hidayat, Sido Muncul memiliki beragam jenis produk yang populer di masyarakat, yakni Tolak Angin, Kuku Bima, Kopi Jahe, Permen Tolak Angin, New Hemoroa, Fatraper, Jamu Komplet Sido Muncul, Esemag, Bilberry Carrot, Echinacea, SM Prosta Plus, Suprasy, Kunyit Asam, Sido Muncul Vitamin C1000 mg, hingga Jahe Wangi.



    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top