Tumbuh Konsisten Setiap Tahun

Tumbuh Konsisten Setiap Tahun. Industri barang bergerak cepat atau fast moving consumer good (FMCG) di Indonesia tumbuh konsisten setiap tahun baik dari sisi nilai bisnis maupun jumlah konsumen. Untuk memenangkan persaingan, merek dituntut memiliki inovasi dan mampu mendengarkan kebutuhan pasar.

Sektor FMCG memiliki karakteristik penjualan cepat dengan barang yang dibeli secara rutin. Bisnis ini memberikan margin keuntungan yang relatif rendah. Kendati demikian, persaingannya sangat ketat lantaran banyak merek yang menawarkan produk serupa.

Pada sektor ini, produk sering kali merupakan pembelian impulsif dan loyalitas merek bisa berubah-ubah. Hal ini terjadi seiring dengan begitu banyak pilihan yang tersedia.

Perusahaan riset pemasaran, Compas.co.id mengeluarkan hasil penelitian terbaru bertajuk FMCG Report 2023. Dalam laporan tersebut, nilai industri FMCG diperkirakan mencapai Rp 58,3 triliun pada tahun 2024. Jumlah tersebut meningkat tipis sebesar 3% dibandingkan tahun 2023 (year-on-year/yoy) sebesar Rp 57,6 triliun.

Peningkatan nilai transaksi tersebut diiringi dengan naiknya jumlah pengguna. Sejak tahun 2012 hingga 2022 terjadi kenaikan konsumen yang signifikan. Tercatat, pada tahun 2012 konsumen produk FMCG sebanyak 23,1 juta orang. Sedangkan tahun 2023 jumlahnya mencapai 70,5 juta orang. Grafik 1.

Image or Photo Marketeers Max

Hanindia Narendrata, Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Compas.co.id menuturkan, secara umum tren permintaan produk FMCG tidak jauh berbeda setiap tahun. Sama halnya dengan tahun lalu, penjualan FMCG masih akan didominasi oleh produk-produk kecantikan dan kosmetik. Kemudian, diikuti dengan food and beverage (F&B), kesehatan, serta ibu dan anak.

Narendrata menyebut, berdasarkan laporan FMCG Report 2023 yang datanya diambil dengan metode crawling dan merekam seluruh transaksi di e-commerce secara near real-time, nilai penjualan meningkat tipis 1,03% atau meningkat Rp 576 miliar dibanding tahun sebelumnya. Jumlah transaksi juga turut meningkat, mencapai 1,56 juta transaksi meningkat 2,75% atau bertambah sekitar 42 juta transaksi dibanding tahun lalu.

“Sektor FMCG menghasilkan nilai penjualan terbesarnya pada kuartal IV tahun 2023 yang mencapai Rp 16,2 triliun. Kemudian diikuti dengan nilai penjualan di kuartal I dengan nilai sebesar Rp 14,8 triliun, kuartal II sebesar Rp 13,5 triliun, dan kuartal III yang menghasilkan Rp 13 triliun,” kata Narendrata.

Adapun kontributor terbesar penjualan FMCG yakni produk perawatan dan kecantikan dengan persentase 49% atau senilai Rp 28,2 triliun. Kemudian, disusul makanan dan minuman sebesar 20,4% atau Rp 11,8 triliun, kesehatan 18,7% atau senilai Rp 10,7 triliun, dan terakhir kategori ibu dan bayi dengan 11,9% atau senilai Rp 6,8 triliun.

baca juga

    Dari seluruh kategori itu, terjadi kenaikan dan penurunan penjualan. Secara terperinci, pada kategori kecantikan dan perawatan naik 16% atau meningkat Rp 3,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya dan kategori makanan dan minuman naik 9% atau meningkat Rp 932 juta dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Kenaikan pada kategori kecantikan dan perawatan ditopang oleh produk parfum yang nilai penjualannya mencapai Rp 2,6 triliun atau meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan pada kategori makanan dan minuman, makanan beku menjadi produk yang paling diminati dengan nilai penjualan mencapai Rp 1,1 triliun atau meningkat 9% dari tahun sebelumnya,” ujarnya.

    Sementara itu, pada kategori ibu dan anak mengalami penurunan 2% atau senilai Rp 81 juta dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini diduga terjadi karena fenomena boikot produk memberikan dampak yang cukup signifikan.

    Penurunan yang lebih signifikan terasa di kategori kesehatan sebesar 12% atau senilai Rp 1,2 triliun. Pengumuman mengenai endemik diperkirakan menjadi penyebab terjadinya penurunan kesadaran penggunaan alat-alat pendukung kesehatan pada tahun 2023. Grafik 2.

    Image or Photo Marketeers Max

    Gurihnya bisnis FMCG nampaknya tidak serta-merta bisa dinikmati oleh merek lantaran banyaknya pemain dengan menawarkan produk yang sama. Sebab, perang harga tidak selalu menjanjikan kemenangan. Sehingga diperlukan inovasi dan diferensiasi kuat agar bisa mendapatkan perhatian konsumen.

    Belajar dari Lemonilo, merek mi instan olahan alami yang mampu menantang merek besar dengan kuatnya inovasi dan transparansi. Pada tahun 2016, Lemonilo mengukuhkan dirinya sebagai FMCG innovator masuk sebagai a mindsetter dengan komitmen untuk menjadi pelopor produk olahan alami bermanfaat bagi masyarakat yang makin tertarik pada gaya hidup lebih sehat.

    Fokus pada produk pilihan lebih sehat menjadi ciri khas Lemonilo, membedakannya dari pemain besar di pasar yang sudah ramai. Dengan menawarkan opsi makanan transparan dan bebas bahan tambahan pangan berbahaya, merek ini membuktikan kualitas dan transparansi adalah kunci dalam mempertahankan posisinya di pasar yang kompetitif.

    “Kami memahami pentingnya keterlibatan dengan pelanggan dalam pasar yang sudah ramai ini. Dengan mendengarkan kebutuhan pasar lokal dan berkolaborasi dengan supplier lokal, kami tidak hanya mendukung ekonomi lokal, tetapi juga memastikan produk-produk kami sesuai dengan misi, yakni fokus pada kesehatan dan gaya hidup lebih sehat,” kata Nasrullah, Head of Marketing Communication Lemonilo.

    Selain itu, Lemonilo juga memiliki fokus khusus pada segmen pelanggan yang peduli dengan kesehatan, termasuk Gen Z. Merek ini menyadari bahwa generasi muda ini sangat memperhatikan aspek kesehatan dan keberlanjutan.

    “Kami selalu berinovasi untuk menghadirkan produk-produk dan informasi yang relevan, tidak ada yang ditutup-tutupi untuk memenuhi kebutuhan mereka atas product knowledge yang transparan,” ujarnya.

    Dengan strategi ini, Lemonilo berhasil merebut simpati masyarakat dan menjadi salah satu brand FMCG dengan produk mi instan goreng yang paling diminati. Pencapaian luar biasa ini terbukti melalui hasil survei yang dilakukan oleh Compas pada tahun 2022 dengan judul “Data Penjualan Mie Instan Goreng Terlaris di Shopee dan Tokopedia Periode Januari 2022.”

    Dari hasil survei, Lemonilo meraih peringkat keempat dalam daftar mi instan goreng terlaris dengan volume penjualan mencapai 6,3%. Ini tidak hanya mencerminkan dominasi Lemonilo di pasaran, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa merek tersebut mampu mengungguli pemain-pemain besar yang telah lama mengukir jejak dalam industri mi instan.

    Pada kategori makanan dan minuman, makanan beku menjadi produk yang paling diminati.

    Hanindia Narendrata
    Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Compas.co.id

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top