ukms.or.id Sebuah start up baru saja dirilis seorang pengusaha muda bernama Anthony Gunawan.
Wakuliner, atau singkatan dari Wadah Kuliner menjadi platform untuk pesan, antar hingga tips kuliner yang berbasis lokasi.
Bagi pelaku bisnis kuliner, Wakuliner dapat menjadi sebuah kesempatan baru untuk memperluas pasar.
Asal Mula Bisnis Kuliner Wakuliner
Pembuatan Wakuliner didasari pengalaman Anthony yang merasa kesulitan saat memesan makanan karena ia harus berpindah-pindah kota.
Bahkan saat tinggal di kota kecil, ia tak menemukan pemesanan makanan kecuali melalui telepon yang ada pada brosur.
Dari pengalaman tersebut kemudian muncul ide untuk membuat mewadahi bisnis-bisnis kuliner di kota mana pun dalam satu aplikasi.
Modal yang dikeluarkan Anthony untuk merintis Wakuliner tak main-main, yakni Rp 2 miliar.
Namun besarnya dana tersebut sebanding dengan kemajuan pesat Wakuliner yang telah beroperasi di 60 kota Indonesia.
Beberapa kota tersebut termasuk Jabodetabek, Solo, Bandung, Bali, Surabaya, Palembang, Makassar dan lain sebagainya.
Selain itu, jumlah merchant yang bergabung pun telah mencapai 3600 penjual atau pelaku bisnis kuliner.
Anthony terus membesarkan Wakuliner dengan mengajak penjual kuliner untuk bergabung. Ia mengatakan, UMKM menjadi perhatian khusus Wakuliner.
Saat ini pun UMKM lah yang mendominasi merchant Wakuliner.
Harapannya makin banyak pelaku UMKM yang bergabung di aplikasi tersebut.
“Ini adalah singkatan dari Wadah kuliner yang bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada penjual untuk memasarkan produknya lebih luas lagi.
Ke depannya, saya menargetkan 10 ribu penjual atau merchant dan didominasi oleh pelaku usaha UMKM, karena sektor UMKM adalah fokus utama dari Wakuliner,”
Aplikasi Wakuliner
Meski terbilang baru, Wakuliner berhasil menjadi salah satu bisnis start up yang potensial di tanah air. Seperti apa model bisnis Wakuliner? Anthony menuturkan, C2C atau customer to customer menjadi model bisnisnya.
Siapa saja dapat memiliki toko online di Wakuliner untuk menjajakan bisnis makanan ataupun minuman yang mereka miliki.
Adapun dari sisi pembeli, mereka dapat memesan aneka kuliner dalam satu aplikasi di manapun mereka berada. Lokasi pembeli dapat segera diketahui saat mencari kuliner karena aplikasi Wakuliner berbasis GPS.
Bahkan untuk pembayarannya pun tak hanya sistem transfer ataupun kartu kredit, melainkan pembeli juga dapat melakukan COD (Cash on Delivery).
Tak hanya pesan antar, Wakuliner juga memfasilitasi customer dengan fitur lain yang berisi informasi kuliner. Secara rinci, bisnis start up tersebut memiliki tiga fitur layanan, yakni Waku-Antar sebagai fitur antar pesan berbagai jenis makanan,
Waku-Wiku sebagai fitur pemberi informasi kuliner legendaris dan populer, serta Wiku-Katering yang khusus melayani katering harian ataupun untuk acara.
“(Kami) menggabungkan usaha rumah tangga hingga katering event organizer atau profesional,” kata Anthony.
Sang Founder Wakuliner
Aplikasi yang keren pastilah ada orang keren pula dibaliknya. Anthony, sang founder yang juga menjabat sebagai CEO Wakuliner merupakan pemuda kelahiran 1984 yang sukses di negeri Paman Sam.
Ahli IT tersebut bekerja di berbagai perusahaan di AS di antaranya TJX, AV Solution dan Swapsimple. Gajinya bahkan mencapai Rp 200 juta per bulan.
Namun Anthony bersedia meninggalkan kesuksesannya di AS untuk kembali ke tanah air. Terinspirasi dari Tung Darsem Waringin, ia ingin memberi kontribusi untuk Indonesia.
Tung Desem Waringin mengajaknya pulang ke tanah air dengan meyakinkan Anthony bahwa bisnis berbasis IT tengah berkembang pesat di Indonesia.
Ajakan tersebut pun membuat Anthony memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Wakuliner menjadi bisnis start up yang ia pilih begitu kembali ke tanah air.
Banyaknya persaingan di bisnis serupa tak membuat Anthony kecil hati. Ia yakin Wakuliner memiliki prospek besar di kemudian hari.
baca juga
Wow Ada Bakso Beranak… Kok Bisa Ya???
“Saat ini Wakuliner memperhatikan empat hal yaitu customer service, produk yang oke, dan harga yang kompetitif serta promosi. Kami yakin dengan begitu banyak nilai tambah setidaknya masyarakat mau untuk mencoba terlebih dahulu,” tuturnya.
+ There are no comments
Add yours