DJP Incar Pajak dari Sosial Media, Begini Mekanismenya: Era Baru Pajak Digital!

https://ukms.or.id DJP Incar Pajak dari Sosial Media, Begini Mekanismenya: Era Baru Pajak Digital! Lo pasti gak asing sama media sosial kan? Tapi, tau gak lo, kalau Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ternyata lagi ngincer pajak dari aktivitas di media sosial? Gak cuman buat seru-seruan, ternyata media sosial juga bisa jadi sumber data pajak yang potensial banget, loh. Di tahun 2026, pemerintah bakal nerapin strategi baru buat mengoptimalkan penerimaan pajak, dan media sosial jadi salah satu instrumen utama dalam strategi ini. Jadi, gimana cara DJP ngejar pajak dari dunia maya? Kita bahas deh!

Media Sosial Jadi Sumber Data Pajak Potensial

Jadi gini, dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu bilang bahwa salah satu cara baru yang bakal dipakai adalah memanfaatkan data analitik dari media sosial buat ngegali potensi pajak yang selama ini belum terdeteksi. Itu artinya, apa yang lo posting di media sosial bisa jadi perhatian DJP, bahkan kalo lo gak pernah ngerasa pajak lo diawasi.

Bukan cuma tempat buat posting foto atau cerita kehidupan, media sosial ternyata jadi alat pemantauan kepatuhan pajak yang makin canggih. Lo bisa aja gak sadar, tapi aktivitas digital lo yang sehari-hari itu ternyata bisa jadi indikator buat DJP ngecek apakah lo bayar pajak dengan benar atau nggak. Dalam hal ini, DJP gak cuma fokus ke transaksi konvensional, tapi juga aktivitas digital yang berkembang pesat.

Skema Crawling: Pengawasan Otomatis di Dunia Maya

Sekarang lo pasti penasaran, apa sih skema crawling yang sering disebut sama Hestu Yoga Saksama, Direktur Peraturan Perpajakan I DJP? Jadi gini, skema crawling itu teknik pengumpulan data secara otomatis dari internet, termasuk media sosial, yang dilakukan DJP buat memantau aktivitas wajib pajak. Pakai mesin pencarian, DJP bisa ngecek unggahan yang ada di media sosial—baik itu foto, video, atau status yang menunjukkan kekayaan atau transaksi ekonomi dari pengguna media sosial.

Contohnya gini, misalnya lo pamer mobil mewah di Instagram atau TikTok, otomatis data itu bakal terkait dengan informasi yang ada di sistem perpajakan. Kalau ada ketidaksesuaian antara penghasilan yang lo laporin di SPT dan apa yang lo pamerkan di media sosial, DJP bakal melakukan pendekatan edukasi atau peringatan.

baca juga

Endorsement dan Influencer: Jangan Lupa Bayar Pajak!

Nah, lo yang suka ngeliatin influencer atau konten kreator, mesti paham kalau endorsement yang mereka terima juga jadi objek pengawasan pajak. Banyak banget influencer yang sering dapet pembayaran dari endorsement tapi gak dilaporkan dengan benar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) mereka.

Ini jadi fokus utama DJP juga, bro! Kalo ada potensi pajak yang belum dilaporkan—misalnya dari endorsement atau produk yang dipromosikan—DJP bakal ngambil langkah pembinaan atau penegakan hukum buat memastikan semuanya adil dan sesuai aturan.

Tujuan Utama: Pemerataan dan Keadilan Kepatuhan Pajak

Tapi inget ya, langkah ini bukan cuma buat nambahin target pajak. DJP gak cuma pengen nambah penerimaan negara, tapi lebih ke pemerataan pajak. Artinya, semua orang yang punya penghasilan—baik dari aktivitas konvensional atau digital—harus menjalankan kewajiban pajaknya secara adil.

“Digitalisasi yang berkembang pesat harus diimbangi dengan pengawasan yang memadai agar gak ada ketimpangan dalam beban pajak,” tegas Hestu Yoga. Jadi, intinya, lo yang aktif di media sosial juga punya tanggung jawab pajak yang harus dijalankan dengan transparan.

Kesimpulan: Dunia Digital, Dunia Pajak!

Tahun 2026 bakal jadi tahun yang penting banget buat pajak, bro! DJP udah mulai serius banget ngincar data digital buat meningkatkan penerimaan negara lewat pajak. Gak cuma buat lo yang punya bisnis online, tapi semua yang aktif di media sosial—termasuk lo yang sering posting kehidupan pribadi, itu bisa jadi indikator pajak lo.

Jadi, mulai sekarang, jangan anggap remeh apa yang lo upload di media sosial, ya! Semua transaksi dan gaya hidup lo di dunia maya bisa jadi sumber pajak yang dilihat sama DJP. Pastikan lo selalu lapor pajak dengan benar, supaya gak ada masalah di kemudian hari. Pajak digital? It’s real, bro!

Scroll to Top