Kreatif dan Produktif , Dunia marketing merupakan dunia kreatif. Namun, kreativitas tidaklah cukup. Ide-ide kreatif dalam marketing plan harus bisa dieksekusi dengan baik di tingkat operasional. Semua ini harus berpijak pada data.
Data memainkan peranan penting dalam eksekusi sebuah strategi pemasaran. Data ini juga bisa digunakan untuk menerapkan ide-ide kreatif yang biasanya datang dari departemen marketing di tingkat operasional. Di sini, kreativitas harus bisa diimbangi dengan produktivitas.
Kolaborasi antara keduanya memastikan bahwa ide-ide kreatif dari tim marketing dapat direalisasikan dengan baik oleh tim operasi. Contohnya, tim marketing dapat memperoleh wawasan real-time tentang proses operasional. Sementara itu, tim operasi dapat lebih memahami ekspektasi dan umpan balik dari pasar. Keberhasilan kolaborasi ini terlihat dalam berbagai aspek bisnis, mulai dari peluncuran produk baru hingga kampanye pemasaran yang viral.
Pemasar bisa memanfaatkan marketing analytics yang tidak hanya membantu dalam memahami perilaku konsumen tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan strategis untuk departemen lainnya. Marketing analytics memberikan data yang mendalam mengenai preferensi dan kebutuhan pelanggan, memungkinkan tim marketing untuk merancang kampanye yang lebih efektif dan personal. Sementara itu, tim operasi dapat menggunakan data ini untuk mengoptimalkan rantai pasok, mengatur stok barang, dan memastikan pengiriman tepat waktu.
Kolaborasi ini dapat dimulai dengan integrasi sistem antara marketing dan operasi, di mana data dari setiap departemen dapat diakses dan dianalisis secara bersama-sama. Dengan demikian, kedua tim dapat berkomunikasi secara efektif dan menyelaraskan tujuan mereka. Dalam sebuah perusahaan e-commerce, misalnya, data dari kampanye marketing dapat memberikan informasi penting tentang produk yang paling diminati konsumen.
Tim operasi kemudian dapat memastikan ketersediaan produk tersebut di gudang dan mengatur pengiriman dengan efisien. Sebaliknya, jika tim operasi mengetahui adanya keterlambatan dalam pengiriman barang, mereka dapat segera menginformasikan tim marketing untuk menyesuaikan promosi atau memberi tahu pelanggan mengenai keterlambatan tersebut.
baca juga
Selain itu, penggunaan alat analytics yang canggih dapat membantu tim marketing untuk melakukan segmentasi pasar yang lebih tepat dan personalisasi konten. Hal ini tidak hanya meningkatkan efektivitas kampanye marketing tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan. Marketing analytics juga memungkinkan perusahaan untuk mengukur ROI (return on investment) dari setiap kampanye secara akurat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk mengidentifikasi strategi mana yang paling berhasil dan mana yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, anggaran marketing dapat dialokasikan dengan lebih efisien dan tepat sasaran.
Penerapan strategi kolaboratif ini telah terbukti meningkatkan kreativitas dan produktivitas dalam berbagai perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan fesyen yang mengintegrasikan data penjualan dari toko fisik dan online berhasil meningkatkan efisiensi rantai pasoknya dan mengurangi waktu pengiriman barang. Kampanye marketing yang didukung data ini juga mampu menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Hal ini juga dibuktikan dari riset yang dilakukan ArenaCalibrate. Dalam riset tersebut, ada beberapa hal yang menunjukkan mengapa marketing analytics menjadi penting. Dalam survei tersebut, 77% pimpinan dari perusahaan B2B menilai analisis data adalah bagian dari lima hal yang perlu dikembangkan. Selain itu, 87% pemasar menilai banyak data yang kurang dimanfaatkan dalam pemasaran. Selain itu, 40% merek berencana untuk menambah bujet untuk pemasaran yang berdasarkan pada data. (Grafik 1).
Grafik 1. Alasan Marketing Analytics Penting
Inilah juga yang dilakukan oleh UNIQLO Indonesia. Merek fesyen ini rajin menggunakan analisis data dari tim pemasaran yang kemudian disampaikan kepada tim operasional. Terlebih, merek ini membuat produk-produk slow fashion yang siklus produknya akan berlangsung cukup lama dan membutuhkan presisi dalam pembuatan dan pemasarannya. Data-data ini diperoleh mulai dari komentar konsumen di media sosial hingga ulasan produk yang disampaikan konsumen di marketplace. Data-data tersebut diolah menjadi insights. Temuan tersebut juga disampaikan kepada tim operasional untuk melakukan perbaikan mulai dari sisi penjualan atau pengembangan kualitas produk hingga life cycle dari sebuah produk.
“Insight-insight marketing bisa membantu departemen-departemen lain juga untuk lebih presisi dan berdampak dalam melakukan pekerjaannya,” ujar Karissa Adhyaningrum, Digital Marketing Lead UNIQLO Indonesia. Untuk tim pemasaran, tim operasional juga memberikan insight dari hasil pertemuan dengan konsumen. Menurut Karissa, staf yang ada di toko turut membantu membangun insight dengan bertanya kepada konsumen seputar produk. Insight yang terbangun nantinya akan digunakan tim pemasaran untuk menentukan tipe komunikasi apa yang cocok untuk memasarkan produk tertentu. Misalnya, lebih baik menekankan fungsi atau gaya dari sebuah produk.
Hal serupa juga dilakukan oleh PT Sasa Inti. Saling tukar insight dilakukan guna memperkaya kreativitas masing-masing divisi, baik operasional maupun pemasaran. Terlebih di Sasa, operasional juga memiliki tim kontennya sendiri. Fungsi tim konten pemasaran pada operasional adalah sebagai corporate communication. Konten ini lebih berfokus pada isu-isu seperti lingkungan, masyarakat, hingga bahan baku. Sementara itu, konten yang diproduksi tim pemasaran berfokus untuk menangkap tren-tren yang terjadi. Tukar insight ini menjadi penguat keduanya. Dengan fokus yang berbeda, tren yang ditangkap pun juga berbeda. Ketika disinergikan, insight dari keduanya menjadi penguat ketika tim operasional dan marketing membangun kampanye yang sama, seperti bagaimana produk-produk merek dapat mencegah terjadinya stunting.
“Apa yang dihadapi orang operasional kan berbeda dengan yang dihadapi orang marketing. Trennya pun juga berbeda,” kata Rida Atmiyanti, Head of Stakeholder Relations. Intinya, kolaborasi antardepartemen memungkinkan marketing plan bisa tereksekusi dengan baik. Alasannya, tidak mungkin perencanaan marketing ini berdiri sendiri dalam silo. Marketing plan harus bisa dieksekusi dengan baik di tingkat operasional. Semua akan bisa dilaksanakan dengan baik bila perencanaan itu dilandaskan pada data.
“Insight-insight marketing bisa digunakan oleh departemen-departemen lain untuk melakukan pekerjaannya secara lebih tepat dan berdampak.”
Karissa Adhyaningrum – Digital Marketing Lead UNIQLO Indonesia.