Makanan Vegan Kian Digemari

Makanan Vegan Kian Digemari

Bisnis makanan dan minuman selalu menjadi perbincangan hangat di dunia nyata maupun dunia maya. Makanan sehat, salah satunya vegan menjadi yang paling banyak dibicarakan di media sosial dan mampu memengaruhi gaya hidup.

Bagi seorang pemasar, perubahan tren konsumsi dan gaya hidup masyarakat menjadi aspek yang sangat penting dalam menentukan strategi penjualan. Sukses atau tidaknya penjualan dapat ditentukan dari kecepatan pemasar melakukan adaptasi dengan perilaku konsumen. Media sosial menjadi salah satu tools yang sangat efektif digunakan untuk memprediksi perubahan perilaku konsumen.

Brandwatch, salah satu perusahaan riset pasar berbasis media sosial melaporkan hasil penelitian terbaru yang memotret percakapan netizen terkait dengan tren kuliner. Sebanyak lebih dari 165 juta percakapan online global yang membahas kebiasaan makan dan minuman, pengalaman restoran, serta wawasan pengiriman makanan direkam dalam penelitian ini. Adapun rentang waktunya dilakukan sejak 1 Juni 2022 hingga 31 Mei 2023.

Dari hasil penelitian didapatkan fakta bahwa makanan yang berbahan sayur-sayuran atau vegan menjadi topik yang paling banyak dibicarakan netizen. Tercatat, pada periode tersebut percakapan yang menggunakan hashtag dibicarakan sebanyak 883 ribu. Kemudian diikuti selanjutnya dengan kategori travel 592 ribu.

Food, foodie, dan eat menjadi kategori yang memiliki hashtag terbanyak lainnya. Masing-masing kategori dibicarakan sebanyak 511 ribu, 381 ribu, dan 334 ribu. Meski begitu, sejak 1 Juni 2022 hingga 31 Mei 2023, mention turun 16% dibandingkan 12 bulan sebelumnya. Terutama penyebutan positif turun secara mengejutkan sebesar 45%. 

Image or Photo Marketeers Max

Untuk media sosial yang paling banyak digunakan dan menjadi viral, TikTok masih menjadi primadona netizen dalam melakukan percakapan yang terkait dengan tren kuliner. TikTok memainkan peran lebih besar dalam menetapkan tren ini dibandingkan beberapa tahun lalu. Tren makanan yang viral di platform tersebut tidak membutuhkan waktu lama untuk menyebar ke jejaring sosial lainnya.

Sementara itu, dari jenis makanannya bowls menjadi yang paling banyak dibicarakan dengan jumlah hashtag sebanyak 811 ribu. Kemudian, makanan pembuka atau appetizer dibicarakan sebanyak 489,8 ribu. 

Pada peringkat ketiga ditempati oleh makanan berbahan dasar jamur atau mushrooms sebanyak 489,5 ribu. Di peringkat keempat dan kelima ada jenis makanan fermentasi dan ramen. Masing-masing dibicarakan sebanyak 370 ribu serta 288 ribu. 

Image or Photo Marketeers Max

Senada dengan penelitian tersebut, Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menuturkan, tren makanan vegan memang terjadi ketika pandemi COVID-19 merebak. Kendati demikian, perubahan perilaku konsumsi masyarakat ini bersifat permanen walaupun wabah telah terkendali. Popularitas gaya hidup ini juga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan.

    Sandiaga menyebut, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang besar sehingga bisa menjadi surganya para pecinta makanan vegan. Bahkan, saking banyaknya ketersediaan makanan vegan yang ada di tanah air bisa mengalahkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia. Hal ini tercermin dari setiap kali diselenggarakan event vegan festival selalu dibanjiri oleh pengunjung, jumlah tenant, dan jenis makanan vegan yang disajikan. 

    “Ini menunjukkan Indonesia sudah mengambil kepemimpinan khususnya di segmen kuliner vegan,” kata dia.

    Pola makan vegan tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan pribadi. Namun, juga berpengaruh pula terhadap lingkungan lantaran proses produksi dan bahan bakunya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. 

    Tidak hanya itu, makanan yang diolah secara bersih dan organik akan mengurangi sistem pangan yang mengeksploitasi produk hewani secara berlebihan. Hal tersebut berdampak pada populasi yang terjaga dan keseimbangan ekosistem.

    Dari penuturan Sandiaga, tren healthy food memang sedang menjamur di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain karena pandemi, kondisi lain yang memengaruhi peningkatan gaya hidup ini adalah kondisi cuaca yang tak menentu. Sehingga masyarakat harus memperhatikan kandungan nutrisi serta pola makanan yang mereka konsumsi. 

    “Tren vegan ini sangat menjamur di Indonesia dan menurut penelitian yang berjudul “Vegetarian, Vegan Diets and Multiple Health Outcomes” mengungkapkan bahwa pola makan vegan dapat mengurangi risiko seseorang terkena kanker hingga 15%, penyakit jantung, stroke, dan obesitas,” tuturnya.

    Hal senada diungkapkan pula oleh Gary Evano Daniel, Managing Director Puyo Desserts dan HAKA Dimsum Shop yang menyebut sebagian besar konsumen diperkirakan akan memilih makanan yang terbuat dari sayur atau vegan dibandingkan harus membeli makanan cepat saji. Hal itu bisa menjadi peluang bisnis tersendiri bagi orang yang berniat membuka usaha setelah pandemi mereda.

    Gary melihat fenomena ini sudah marak terjadi sejak tahun 2022 dan terus berlanjut hingga sekarang. Dari sisi pasar, dia menilai setiap tahun terus bertumbuh dengan jumlah pemain yang masih lebih sedikit dibandingkan pengusaha kuliner lain. Kondisi yang sama terjadi juga pada bisnis minuman dengan adanya peningkatan konsumsi minuman sehat.

    Untuk skema bisnisnya, biasanya pengusaha menggunakan skema waralaba atau franchise yang lebih banyak digunakan. Alasannya, skema tersebut dinilai lebih mudah dilakukan dibandingkan harus merintis brand secara mandiri mulai dari awal.

    “Saya melihat beberapa pemain sudah mulai beralih ke makanan vegan atau vegetarian. Jadi, ini sedang ngetren, dan pasarnya juga cukup besar untuk makanan-makanan sehat,” tutur Gary.

    “Tren vegan ini sangat menjamur di Indonesia dan menurut penelitian yang berjudul “Vegetarian, Vegan Diets and Multiple Health Outcomes” mengungkapkan bahwa pola makan vegan dapat mengurangi risiko seseorang terkena kanker hingga 15%, penyakit jantung, stroke, dan obesitas.”

    Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top