Myth 1: Traffic is Number One

Myth 1: Traffic is Number One Jangan Jadi Budak Trafik

Trafik bukan segalanya dalam pemasaran digital. Ukurannya tidak cuma kuantitas, tetapi kualitas. Salah satunya, kualitas trafik berpengaruh pada peningkatan penjualan dan engagement.

Digital marketing menjadi tulang punggung bagi banyak bisnis, dengan berbagai strategi yang dirancang untuk menarik perhatian pengguna internet. Salah satu aspek yang sering dianggap sebagai kunci utama kesuksesan pemasaran digital adalah trafik.

 Trafik dimengerti sebagai jumlah pengunjung yang mengakses situs web maupun aplikasi. Masih banyak merek yang merasa bahwa trafik adalah satu-satunya indikator yang penting dalam pemasaran digital. Alasannya, makin tinggi trafiknya, maka makin banyak peluang yang bisa dikonversikan ke penjualan. Namun, apakah trafik menjadi ukuran utama kesuksesan digital marketing?

Jawabannya adalah tidak. Meskipun penting untuk memiliki jumlah pengunjung yang besar, lebih penting lagi adalah kualitas trafik tersebut. Tidak ada gunanya mendapatkan ribuan pengunjung jika mereka tidak tertarik atau tidak relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.

Faktanya, sebagian besar upaya pemasaran digital sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan konversi, alias mengubah pengunjung menjadi pelanggan yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai strategi, seperti pengoptimalan mesin pencari (SEO), iklan berbayar, konten yang menarik, dan interaksi aktif dengan audiens melalui media sosial.

Terlalu memusatkan perhatian pada trafik saja dapat mengabaikan aspek lain dari strategi pemasaran yang tidak kalah penting. Misalnya, retensi pelanggan sangat penting dalam mempertahankan kesuksesan bisnis jangka panjang. Menciptakan hubungan kuat dengan pelanggan, memberikan pengalaman yang memuaskan, dan menawarkan nilai tambah juga lebih penting.

Trafik juga bukanlah tujuan akhir dalam pemasaran digital, tetapi lebih sebagai sarana untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih besar. Jika pengunjung situs web atau media sosial hanya datang dan pergi tanpa melakukan pembelian produk atau langganan, maka trafik tersebut sia-sia meski jumlahnya besar. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang terintegrasi untuk mengarahkan trafik menuju tindakan yang diinginkan.

baca juga

    Menurut laporan Ruler Analytics, 200 lebih pemasar mengatakan trafik bukani parameter utama untuk mengukur keberhasilan pemasaran digital. Konversi ke penjualan menjadi indikator paling penting, dan diamini 81% pemasar yang disurvei. Di bawahnya terdapat leads yang diamini 78% perusahaan yang disurvei. (Grafik 1).

    Image or Photo Marketeers Max

    Hal inilah yang dilakukan Vidio. Salah satu platform over-the-top (OTT) yang beroperasi di Indonesia ini menilai bahwa trafik bukanlah parameter nomor wahid dalam pemasaran digital. trafik merupakan salah satu indikator penting bagi Vidio dalam mengevaluasi keberhasilan kampanye digitalnya. Namun, Vidio tidak hanya memperhatikan jumlah kunjungan ke platformnya, melainkan juga fokus pada aktivitas yang dilakukan oleh pengguna.

    “Dengan memperhatikan berbagai indikator yang sesuai dengan tujuan kampanye, seperti reach, jumlah watchers, subscribers baru, dan tingkat interaksi, Vidio dapat memastikan bahwa setiap kampanye yang dijalankannya memberikan dampak signifikan bagi bisnisnya,” kata Ignasius Igor Irendy, VP Digital Marketing Vidio.

    Vidio juga melakukan Brand Lift Study untuk mendapatkan pemahaman tentang peningkatan brand awareness. Dengan menganalisis data secara mendalam, Vidio dapat merancang kampanye digital yang tidak hanya efektif, tetapi juga memberikan kontribusi positif pada bisnis.

    Begitu pula yang dilakukan oleh Telkomsel. Telkomsel menilai keberhasilan kampanye digitalnya berdasarkan berbagai indikator kunci sesuai dengan tujuan kampanye tersebut.

    Telkomsel menjalankan kampanye digital dalam tiga fase yang disesuaikan dengan kebutuhan dan target produk yang akan dipasarkan.

    Di fase pertama, yang disebut fase “Catch”, Telkomsel fokus pada peningkatan kesadaran pelanggan tentang produk atau layanan. Hal ini dilakukan melalui aktivitas pemasaran seperti SEO, SEM, dan iklan berbayar di media sosial. Kemudian, dalam fase “Connect”, Telkomsel menyediakan informasi rinci tentang produk tersebut di website resminya. Terakhir, dalam fase “Convert”, Telkomsel mengarahkan pelanggan menuju proses pembelian melalui aplikasi MyTelkomsel atau landing page di situs web.

    Telkomsel menilai keberhasilan kampanye digitalnya berdasarkan berbagai indikator kunci sesuai dengan tujuan kampanye tersebut. Mulai dari impressions dan reach untuk fase “Catch”, hingga conversion rate dan leads generated untuk fase “Convert”. Analisis Marketing Return on Investment (MROI) juga dilakukan untuk memahami efektivitas pengeluaran kampanye secara keseluruhan.

    “Trafik dari sebuah digital campaign menjadi salah satu metrik penting yang Telkomsel perhatikan untuk mengevaluasi efektivitas kampanye tersebut. Namun, Telkomsel juga memperhatikan kualitas trafik, diversifikasi sumber trafik, serta berbagai KPI lainnya seperti tingkat konversi, retensi, dan ROI untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih luas,” kata Abdullah Fahmi, Vice President Brand and Marketing Communications Telkomsel.

    Akhirnya, penting bagi para pemasar untuk memahami bahwa trafik bukanlah segalanya. Ada yang jauh lebih penting dari sekadar trafik. Dan, pemasar tak perlu “menderita” karena menjadi budak trafik.

    Trafik dalam kampanye digital memang penting. Namun, Telkomsel juga memperhatikan kualitas trafik.

    Abdullah Fahmi– Vice President Brand and Marketing Communications Telkomsel

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top