Perjalanan 185 Brand Nasional Dan Internasional

Prama Grand Preanger : Hotel Tua dengan Fasilitas Bintang Lima

Bagi Anda yang hobi travelling atau sering ke Bandung, pasti tidak asing dengan Prama Grand Preanger. Hotel yang sudah ada sejak 1920 tersebut merupakan salah satu hotel tertua di Indonesia. Namun, meski sudah ada sejak seratus tahun lalu, Prama Grand Preanger termasuk dalam jajaran hotel bintang lima dengan banyak fasilitas yang memuaskan.

Prama Grand Preanger adalah salah satu hotel terbesar sekaligus tertua di Bandung. Berlokasi di Jalan Asia Afrika 81, hotel dengan 187 kamar tersebut dikelola oleh PT Aerowisata. Sejarah dibangunnya hotel yang dulunya bernama Grand Hotel Preanger tersebut dimulai pada 1884.

Di masa itu, usaha pertanian dan perkebunan para pemilik perkebunan di Priangan (Priangan Planters) berhasil dengan lancar di Bandung, yang dulu bernama Priangan. Karena hal tersebut, banyak Priangan Planters yang sering berkunjung, singgah, hingga berlibur di Bandung.

Sebuah toko di Groote Postweg (saat ini berubah menjadi Jalan Asia Afrika), menyediakan segala kebutuhan mereka. Karena beberapa sebab, toko tersebut bangkrut dan tutup pada 1897. Seorang Belanda bernama W.H.C. Van Deeterkom mengambil alih toko tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah hotel dengan nama Hotel Preanger. Nama tersebut kemudian diubah menjadi Grand Hotel Preanger pada 1920.

Gaya Arsitek Grand Hotel Preanger

Grand Hotel Preanger yang berarsitektur Indische Empire menjadi kebanggaan orang Belanda selama lebih dari 25 tahun. Hingga Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker, merenovasi dan mendesain ulang Grand Hotel Preanger pada 1929. Gaya arsitektur fungsional stream line dan art deco menjadi desain utamanya. Pada 1998 kemudian, dilakukan penambahan jumlah lantai yakni sepuluh lantai menghadap ke Jalan Tamblong.

Pamor Grand Hotel Preanger pun semakin tinggi dan dikenal orang baik di dalam dan di luar negeri. Orang-orang pun merasa bangga jika bisa menginap di hotel yang terletak di sudah terkenal hingga luar Indonesia tersebut. Pengelola Grand Hotel Preanger pun selalu berganti dari tahun ke tahun. Di antara pengelola tersebut ialah N.V. Saut, C.V. Haruman, P.D. Kertawisata, dan PT. Aerowisata yang mengelola sejak 1987 hingga sekarang. Pada 2014 lalu, Grand Hotel Preanger mengubah namanya menjadi Prama Grand Preanger.

Sebagai wujud melestarikan warisan sejarah, Pemerintah Kota Bandung tidak melupakan peran Prama Grand Preanger sebagai saksi berdirinya Kota Bandung. Di Prama Grand Preangerlah para Preanger Planter singgah dan bersosialisasi. Pada September 2017 lalu, Pemerintah Kota Bandung mengadakan Historical Trips yang bertajuk “Explore Bandung Sejarah 207 Tahun”. Salah satu tujuan perjalanan sejarah tersebut adalah Prama Grand Preanger yang memiliki museum mungil di dalam hotel yang menyimpan perjalanan sejarahnya dengan rapi.

Seiring dengan waktu, Prama Grand Preanger turut melakukan beberapa kegiatan khusus untuk setiap ulang tahun. Seperti pada 2015 lalu, Prama Grand Preanger berhasil melakukan aksi peduli Donor Darah Akbar” yang diikuti oleh 375 peserta. Kegiatan dalam rangka perayaan ulang tahun tersebut menjadi salah satu wujud syukur atas perkembangan dan kemajuan yang dicapai Prama Grand Hotel.

salah Satu Hotel Tertua Di Bandung

Bila dibandingkan dengan hotel-hotel lainnya, Prama Grand Preanger adalah salah satu hotel tertua di Bandung yang usianya sudah mencapai 98 tahun sejak pertama didirikan yang berhasil mengikuti perubahan zaman. Meski demikian, Prama Grand Preanger selalu mengalami perkembangan dan perubahan seiring berjalannya waktu. Usia yang tua tidak membuat Prama Grand Preanger terbelakang, malah dari tahun ke tahun selalu ada inovasi dan peningkatan fasilitas. Hasilnya, saat ini Prama Grand Preanger sudah menjadi salah satu hotel bintang lima yang terkenal di Bandung.

Anda bisa mencapai Prama Grand Preanger dengan sepuluh hingga lima belas menit perjalanan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara. Selain itu, lokasi Prama Grand Preanger terbilang strategis di pusat Kota Bandung. Anda bisa berkunjung ke Trans Studio Bandung dan berbagai outlet perbelanjaan dalam waktu lima belas menit. Untuk ke Stasiun Kereta Bandung pun dengan mudah dicapai hanya dengan berkendara selama sepuluh menit dari Prama Grand Preanger.

Sebagai bangunan yang memiliki nilai sejarah, Prama Grand Preanger mengusung arsitektur dengan tema art deco yang disertai sentuhan Sunda yang otentik. Interior yang elegan dan modern disertai dengan pemandangan Kota Bandung, menjadi ciri khas tersendiri untuk Prama Grand Preanger. Dua sayap dari Prama Grand Preanger disatukan oleh menara modern dan area publik.

Kamar-kamar yang tersedia di Prama Grand Preanger  berukuran luas dengan fasilitas bathroom yang luas, brankas, hingga pembuat kopi/teh pribadi. Ada juga fasilitas ruang tamu dan ruang makan pribadi yang terpisah di dalam kamar.

Berbagai Jenis Makanan Di Preanger

Makanan yang disajikan di Prama Grand Preanger beragam, mulai dari makanan khas Indonesia, makanan Asia hingga makanan Barat. Restoran di dalam hotel juga menawarkan breakfast ala Amerika yang dihidangkan secara prasmanan.

Tidak hanya itu, Prama Grand Preanger juga memiliki fasilitas lainnya. Untuk bersantai, Anda bisa berkunjung ke area Pranger Lounge and Wine Corner yang nyaman. Juga, untuk Anda yang ingin menyelenggarakan acara khusus seperti pertemuan bisnis atau acara penting lainnya, Prama Grand Preanger menyediakan banquet hall yang luas dan nyaman.

Dengan banyaknya fasilitas dan kenyamanan yang didapat, tidak heran jika banyak orang yang memberi review yang baik untuk Prama Grand Preanger. Tidak sekadar penginapan yang eksklusif dan bersejarah, Prama Grand Preanger juga senantiasa mengutamakan kepuasan dan kenyamanan Anda. Ketika Anda sedang berlibur, dalam perjalanan bisnis, atau ingin menyelenggarakan acara khusus yang istiewa di Bandung, Anda patut memilih Prama Grand Preanger sebagai pilihan utama.

Bisa Melalui Online Booking

Anda bisa dengan mudah memesan kamar di Prama Grand Preanger karena sekarang hotel selalu berhasil memuaskan pengunjungnya itu sudah bekerja sama dengan beberapa jasa penyedia layanan pemesanan penginapan secara online seperti booking.com, hotels.com, agoda, traveloka, pegipegi, .shingga misteraladin.com.

Bila ditanya kunci di balik kesuksesan Prama Grand Preanger, mungkin jawaban pastinya adalah upaya untuk konsisten mengutamakan kepuasan dan kenyamanan pengunjung serta tidak berhenti untuk menjaga eksistensi diri. Bahkan, meski sudah berusia tua pun, Prama Grand Preanger tetap mengikuti perkembangan zaman, informasi dan teknologi sehingga terciptalah strategi marketing dan inovasi untuk memperlengkap fasilitas hotel. Tentu hal tersebut tidak terlepas dari kerja sama antara pihak pengelola internal Prama Grand Preanger dan masyarakat sekitar hingga Pemerintah Kota Bandung.

Tertarik mengunjungi atau menginap di Prama Grand Preanger? Bila Anda sedang berada di Bandung, Anda bisa mendatangi Prama Grand Preanger  yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No. 81, atau melakukan pemesanan secara langsung melalui telepon (022) 4231631. Atlternatif lainnya juga bisa Anda coba dengan melakukan pemesanan melalui jasa layanan pemesanan hotel secara online. Atau, Anda hanya ingin melihat-lihat saja? Prama Grand Preanger terhubung dengan situs online khusus yang bisa Anda akses dengan bebas yakni di  aerowisatahotels.com.

Sabun B29: Solusi di Tengah Kelangkaan dan Kemahalan Sabun di Zamannya

Jika Anda adalah ibu rumah tangga, pasti tidak asing dengan sabun merk B29. Hingga saat ini, Anda masih bisa menemukan sabun buatan PT Sinar Antjol tersebut. Menurut sejarah, Sabun B29 adalah salah satu produk lokal tertua. Sabun B29 beredar pada tahun 1940an, yang menjadi solusi ketika terjadi kelangkaan sabun yang banyak dibutuhkan ibu-ibu rumah tangga.

Setiap orang, terutama ibu rumah tangga hampir setiap hari menggunakan sabun. Sabun menjadi barang wajib yang digunakan dalam proses membersihkan, mulai dari membersihkan peralatan memasak, mencuci baju, membersihkan kaca, hingga untuk urusan mandi. Karena itu, sabun tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan keseharian.

Sabun jaman Jadul Yang Melegenda

Salah satu produk sabun yang terkenal pada 1940-an adalah Sabun B29. Merk sabun yang diproduksi oleh PT Sinar Antjol tersebut memiliki kisahnya tersendiri. Bermula dari keprihatinan seorang pria perantau dari Mojokerto, bernama Sewu Gunawan. Pada tahun 1930, keberadaan sabun Tjap Tangan, produksi Unilever, tiba-tiba langka. Bila ada, harganya pun mahal, sehingga banyak ibu rumah tangga yang mengeluh karena merasa tidak mampu membeli sabun sampai tidak bisa mencuci baju, perkakas rumah, hingga mandi.

Sewu Gunawan pun ingin membantu kesulitan yang dialami para konsumen sabun. Ia meminta bantuan pada gurunya agar bisa mengganti kaustik soda (bahan utama sabun). Akhirnya ia berhasil menciptakan sabun dengan bahan baku gula dari tebu yang lebih ekonomis dan mudah didapatkan.

Sekitar 1942, Sewu Gunawan membangun sebuah pabrik rumahan di atas lahan berukuran 300 meter persegi di Jalan Malaka, Jakarta Pusat. Ia kemudian mendaftarkan merk Sabun B29 dan merekrut seratus pegawai untuk memproduksi sabun dalam jumlah besar. Memang keberadaan Sabun B29 tidak sepopuler Sabun Tjap Tangan yang di masa itu sudah meluas ke mana-mana. Ia hanya ingin membantu kesulitan para ibu rumah tangga dengan memproduksi sabun sebanyak-banyaknya dengan harga lebih murah.

Startegy Harga Yang Murah

Dengan harganya yang murah, Sabun B29 langsung mendapat respon positif. Tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat masyarakat, terutama ibu rumah tangga agar menjadi konsumen setia Sabun B29. Hal ini didukung dengan terobosan baru yang diciptakan oleh PT Sinar Antjol yaitu membuat sabun berbentuk krim (detergent cream) atau yang terkenal dengan sebutan sabun colek, pada 1970. Ketika itu, produk sabun yang sering digunakan adalah sabun dalam bentuk bubuk.

Menurut Eka Gunawan, anak bungsu Sewu Gunawan, sabun dalam bentuk bubuk sebenarnya adalah hasil dari sabun berbentuk krim yang dikeringkan. Karena itu, ayahnya berpikiran, “ Jika pada akhirnya akan dibasahi dengan air, mengapa tidak dijual dalam bentuk krim saja?”. Selain itu, dengan memproduksi sabun dalam bentuk krim, dapat menghemat biaya produksi sehingga tidak perlu menggunakan mesin pengering.  Sabun colek B29 juga dibuat dengan multifungsi, bisa digunakan untuk mencuci piring, mencuci baju, hingga mencuci mobil.

Untuk mempromosikan terobosan barunya, PT Sinar Antjol membuat sebuah iklan dengan Suratmi, pelawak wanita, sebagai pemerannya. Dengan gayanya yang kenes, Suratmi mengajak para ibu memakai sabun colek B29. Keberadaan sabun colek B29 langsung mewabah ke seluruh penjuru Indonesia, hingga Suratmi pun menjadi ikon dari Sabun colek B29 dan lebih dikenal dengan nama “Ratmi B29”.

Kewalahan Memenuhi Permintaan Yang Membludak

Popularitas yang kian pesat, membuat Sabun B29 menjadi idola banyak orang. PT Sinar Antjol pun mengklaim bahwa Sabun B29 telah menguasai 80% pasar sabun di masa itu. Bahkan, karena banyaknya permintaan, PT Sinar Antjol kewalahan memproduksi Sabun B29 dan tidak bisa memenuhi permintaan pasar dalam waktu singkat. Dari usaha yang bertujuan membantu, menjadi bisnis dengan banyak untung.

Namun, yang namanya bisnis, pasti selalu mengalami masa pasang dan surut. Pada 1980an, tingkat penjualan Sabun B29 mengalami penurunan karena banyak merk sabun serupa yang mulai bermunculan di pasaran. Eka Gunawan yang diserahi tongkat estafet bisnis pada 1991, pun mulai menyusun strategi untuk mengembalikan kejayaan Sabun B29.

Ia mulai menargetkan pasar luar negeri yang belum tersentuh dengan produk sabun sejenis. Awalnya ia mengekspor sabun ke Uni Soviet (Rusia), namun penjualannya mengalami gangguan karena ada masalah politik dalam negeri Uni Soviet. Ia kemudian beralih ke negara-negara di Afrika. Alhasil, penjualannya pun meningkat dan Sabun B29 menjadi produk Indonesia pertama yang masuk ke negara dengan mayoritas orang berkulit hitam tersebut.

Export Ke Luar Negri

Dengan keberhasilan ekspor ke luar Indonesia, permintaan Sabun B29 pun membludak hingga dua kali lipat, di masa krisis ekonomi 1997. Namun, keadaan tersebut tidak dapat mengatasi dampak krisis ekonomi secara menyeluruh. Untuk menekan biaya, PT Sinar Antjol pun terpaksa memangkas jam kerja para pegawainya, dari tiga shift menjadi satu shift. Meski demikian, tidak ada pemberhentian paksa (PHK). Ketika krisis perlahan berakhir dan keadaan ekonomi mulai stabil, Eka Gunawan mulai merencanakan strategi baru untuk membidik pasar dalam negeri.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, faktanya tidak mudah mengembalikan kejayaan masa lalu. Sabun B29 kalah agresif dengan merk-merk baru yang gencar melakukan promosi. Hal ini diakui Eka Gunawan, karena sebagian besar dana perusahaan digunakan untuk riset dan pengembangan untuk menjaga dan meningkatkan mutu produk. Selain itu, Sabun B29 juga tidak hanya bersaing dengan produk sabun skala nasional tetapi juga produk sabun lokal. Di tahun 2012, Sabun B29 hanya menguasai 10% pasar sabun nasional.

Meski sulit menjadi penguasai di pasar sabun nasional, tidak membuat Eka Gunawan berhenti berusaha. Komitmen untuk menyediakan sabun dengan harga ekonomis dan berkualitas tetap diutamakan. Strategi untuk memasarkan Sabun B29 di luar Indonesia juga tetap ia teruskan. Hasilnya, pada 2015 lalu, Sabun B29 mendapat apresiasi dari Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, yang menemukan salah satu produk sabun tertua buatan Indonesia di Ethiopia.

Expansi Dari PT SINAR ANTJOL

Untuk itu, Eka Gunawan akan terus berusaha menjaga dan memajukan perusahaan warisan keluarganya. Sekarang PT Sinar Antjol juga memproduksi banyak varian produk sabun dalam skala nasional mulai dari sabun batangan, pembersih lantai, pencuci perkakas dapur, pencuci tangan, hingga laundry bar. PT Sinar Antjol juga memunculkan beberapa merk dagang seperti Ayu, Sehat, Kris, Intense, Citrus, dan Medisoft.

Dengan mengetahui kisah kesuksesan Sabun B29, Anda pasti sudah belajar suatu hal. Dari beberapa hal, yang patut Anda utamakan adalah bahwa dalam memulai usaha, jangan hanya terpatok pada keuntungan semata. Memanfaatkan peluang dari keadaan sosial di masyarakat juga menjadi poin penting.

Sabun B29 dibuat dengan tujuan membantu permasalahan ibu rumah tangga ketika sabun langka dan harganya mahal. Tujuan baik tersebut memiliki timbal balik positif yang memberi keuntungan lebih banyak. Di samping itu, dari surutnya popularitas Sabun B29 juga memberi pelajaran bagi Anda bahwa sebuah produk bisa terjaga eksistensinya tidak hanya melalui kualitas yang baik, namun juga dengan pengaruh iklan yang disebarluaskan dengan gencar.

Koffie Fabriek Aroma: Kopi Legendaris yang Wajib Dinikmati Para Pecinta Kopi

Bandung, kota kembang dengan beribu pesona. Bandung terkenal dengan wisata alam, wisata kuliner, hingga wisata budayanya. Kota yang dijuluki Paris van Java ini pun menjadi tempat berkembangnya bisnis-bisnis lokal yang sukses. Salah satu usaha yang sukses dan melegenda di Bandung, adalah Koffie Fabriek Aroma, atau yang biasa disebut Kopi Aroma.

Bagi warga Bandung, Kopi Aroma sudah menjadi bagian dari identitas Bandung. Karena itu, jika Anda pecinta kopi, tidak lengkap rasanya ketika berkunjung ke Bandung namun melewatkan kenikmatan Kopi Aroma. Kopi Aroma memiliki ciri khas dan keunikan yang menjadikannya ‘bukan sembarang kopi’. Legenda Kopi Aroma setidaknya bisa Anda ketahui dari cerita pembuatannya yang bersejarah.

Kopi Aroma berdiri menjadi sebuah toko sekaligus pabrik kopi sejak 1930. Kopi Aroma menyediakan pilihan dua macam kopi, yaitu kopi robusta, yang diperoleh dari kebun kopi di Lampung, dan kopi arabika, yang diperoleh dari kebun kopi di Aceh, Medan, dan Toraja.

Pengolahan Kopi Fabriek

Kenikmatan Kopi Aroma didapatkan sejak dari proses pengolahan. Kopi yang digunakan adalah biji kopi lokal dengan kualitas yang terjamin, mulai dari proses pemetikan hanya pada biji kopi yang sudah merah, pengeringan dengan sinar matahari langsung, pemeraman selama lima tahun untuk kopi robusta dan delapan tahun untuk kopi arabika, hingga pemanggangan.

Proses pengeraman selama bertahun-tahun tersebut membuat kopi benar-benar siap olah dan mengurangi kadar asam kopi yang bisa menyebabkan kembung.

Pemanggangan kopi dilakukan menggunakan mesin pemanggang kopi buatan Jerman yang tidak pernah diganti, hingga lebih dari tiga per empat abad. Bahan bakarnya pun unik, yaitu limbah kebun karet yang didatangkan dari Sukabumi dan Cianjur. Kayu karet yang digunakan dalam proses pembakaran tersebutlah yang bisa menjaga panas secara stabil pada proses pemanggangan sekaligus membuat aroma kopi semakin sedap.

Setelah dipanggang selama dua jam dalam suhu 120° celcius, kopi diproses lagi dalam mesin penapis untuk memisahkan kopi kualitas prima (bobot berat) dengan kopi kualitas kedua (bobot ringan). Istimewanya, hanya kopi dengan kualitas prima terbaik yang digiling dan dijual di Toko Kopi Aroma.

Bahkan, semua proses pembuatannya, dilakukan secara manual oleh Widya Pratama, generasi kedua pemilik Kopi Aroma, dengan bantuan beberapa pegawainya. Proses pembuatannya pun sama persis seperti kali pertama Kopi Aroma didirikan oleh Tan Houw Sian, ayah Widya Pratama.

Keunikan Dari KOPI Aroma Asal Bandung

Keunikan lainnya dari Kopi Aroma adalah bentuk bangunan yang masih sama seperti pertama berdiri pada 1930. Kental dengan kesan kuno, berdinding bata merah, bertiang besi, dan beratap seng tebal. Selain itu, proses pengemasan kopi sangat sederhana.

Kopi yang sudah digiling, dibungkus dengan kertas berbahan daun, dilapisi dengan bungkus plastik, kemudian direkat menggunakan stapler. Kemasan kopi yang digunakan pun masih dengan desain lama dengan tulisan bahasa Belanda, “Koffie Fabriek Aroma”.

Kini, Widya Pratama yang sudah memegang tongkat estafet sejak 1971, berhasil meningkatkan eksistensi Kopi Aroma. Ia terus mengembangkan bisnis keluarga tersebut dengan terus menyebarluaskan ke seluruh Indonesia. Bahkan, para pecinta kopi di luar Indonesia mengakui kenikmatan Kopi Aroma.

Beberapa negara yang sudah menjadi pelanggan setia Kopi Aroma yaitu Australia, Jepang, Belanda, Kanada, dan Amerika Serikat. Hal ini membuktikan bahwa Kopi Aroma sudah menjadi salah satu komoditas produk ekspor yang membanggakan.

Varian Kopi Arabika dan Robusta

Kopi Aroma yang tersedia dalam varian moka arabika dan kopi robusta, dihargai Rp 12.500 – Rp 17.500. Harga tersebut bisa naik 10% tiap tahun. Namun, Anda sudah pasti tidak akan merasa rugi, karena dengan harga yang hanya beberapa belas ribu, Anda sudah bisa membawa kopi berkualitas yang terbuat dari 100% kopi tanpa tambahan essens apapun.

Sang pemilik Widya Pratama, selalu menyarankan pada pembeli kopinya untuk menyimpan kopi di wadah kaca dengan tutup kedap udara dan di tempat yang dingin dan kering seperti kulkas, agar tetap terjaga cita rasanya. Widya Pratama juga menambahkan, meski hanya ada tanggal pengemasan, kopi sebaiknya dinikmati selama tiga bulan setelah dibeli. Lebih dari itu, aroma sedap kopi sudah tidak terjamin lagi.

Untuk menikmati aroma dan rasa kopi secara maksimal, laki-laki yang berusia hampir 57 tahun tersebut memiliki resep rahasia yang bisa Anda terapkan.

Cara Menikmati KOpi Ala KopI Fabriek

Kuncinya yaitu ada pada air dan proses penyeduhan. Air yang digunakan untuk menyeduh kopi sebaiknya air mendidih, bukan sekadar panas. Ia menyarankan untuk menggunakan cangkir daripada gelas, karena cangkir lebih lama menjaga panas. Kemudian, seduh kopi hingga muncul busa halus di permukaan, dan diamkan selama kurang lebih satu menit. Lalu, tambahkan gula dengan takaran 1:2 dari kopi, satu untuk gula dan dua untuk kopi (setengah dari takaran kopi).

Gula ditambahkan di akhir agar panas kopi tidak tetap terkonsentrasi pada pelarutan bubuk kopi. Ketika gula sudah larut dan kopi dalam keadaan hangat mengepul, Anda bisa membuktikan kenikmatan Kopi Aroma.

Ditanya tentang rahasia pertahanan bisnis puluhan tahun tersebut, Widya Pratama menyebutkan kuncinya terletak pada kualitas produk dan pelayanan. Dilansir dari kontan.co.id, ia membatasi aktivitas produksi kopi, dengan kata lain dalam sekali produksi harus habis dalam satu hari.

Cara tersebut diyakini bisa membuat kualitas kopi terjaga dan pelanggannya bisa mendapatkan kopi yang dibuat di hari pembelian. Pria kelahiran 1952 tersebut juga memaparkan bahwa pembelian kopi dibatasi 5 – 10 kg kopi setiap hari karena produksinya pun terbatas dan agar lebih banyak orang bisa membeli Kopi Aroma.

Perjalanan Sepanjang 88 Tahun KOpi Fabrik

Pelayanannya selalu diutamakan agar pelanggan merasa puas. Jika Anda berkunjung ke toko sekaligus pabrik kopi yang sudah berdiri hampir 88 tahun tersebut, Anda tidak hanya bisa mendapatkan kopi yang terjamin nikmatnya dengan harga terjangkau. Anda juga bisa melihat proses pembuatan kopi dan dipandu langsung oleh pemiliknya.

Segala pertanyaan mengenai kopi dan pembuatannya, siap dijawab oleh Widya Pratama. Namun, jika ditanya tentang omzet, ia enggan menyebutkan. Ia mengaku omzet yang didapatkan selalu meningkat dari waktu ke waktu. Meski demikian, ia tidak berencana memperbesar bisnis Kopi Aroma.

Menurutnya, skala bisnisnya sudah cukup dan sesuai dengan kemampuannya. Jika diperbesar, kualitas produk dan pelayanan bisa menurun. Di sisi lain, ia tidak berbisnis untuk sekadar mencari uang melainkan untuk mempertanggungjawabkan hasil usahanya kepada Tuhan melalui kejujuran pada konsumennya yang sudah membayar.

Tertarik menikmati Kopi Aroma? Datang saja ke Jalan Banceuy No. 51, Bandung, Jawa Barat. Anda tidak hanya mendapatkan kopi lokal yang nikmat dan berkualitas dengan harga terjangkau di sana. Anda juga bisa melihat proses pembuatan kopi secara langsung dan mendapatkan pengetahuan baru tentang kopi dari pemiliknya. Tentu saja, Anda pelayanan yang Anda dapatkan tidak dipungut biaya.

Percayalah, jika Anda pecinta kopi, kedatangan pertama Anda akan membuat Anda ingin datang lagi setiap berkunjung ke Kota Bandung

Legenda Bisnis Lokal Kecap Piring Lombok

Sebagai penikmat kuliner Indonesia, Anda pasti sangat akrab dengan keberadaan bumbu dapur berbentuk cair hitam dan manis, yaitu kecap. Kecap tidak hanya menjadi bumbu dapur, melainkan sering disajikan bersama hidangan siap makan, sebagai pelengkap dan penambah rasa manis sesuai selera. Tahukan Anda, jika kecap di Indonesia sangat beragam? Mulai dari kecap yang dijual dalam skala nasional hingga kecap yang diproduksi di beberapa daerah seperti kota atau kabupaten.

Pada dasarnya, kecap yang dijual dalam skala nasional berawal dari produk lokal suatu daerah bagian yang melegenda rasanya. Salah satunya adalah Kecap Piring Lombok. Keunikan dari Kecap Piring Lombok adalah pemakaian gula aren atau gula jawa sebagai bahan baku pembuatan.

Kecap Piring Lombok dibuat dengan dua varian, yakni kecap manis dan kecap manis sedang. Kecap manis Piring Lombok memiliki rasa dan aroma yang kuat serta kekentalan yang berasal dari kedelai pilihan dan gula jawa murni. Varian manis kental yang cocok sebagai bumbu masakan istimewa Anda ini, tersedia dalam kemasan botol, sachet, dan galon. Untuk kecap varian manis sedang yang memiliki rasa manis dan aroma yang lebih ringan, sangat pas untuk pelengkap hidangan seperti cocolan gorengan, hingga untuk sambal kecap. Varian manis sedang Kecap Piring Lombok tersedia dalam ukuran 140 ml (botol plastik) dan 600 ml (botol biasa).

Awal Mula Berdirinya Kecap Piring Lombok

Kecap Piring Lombok dibuat oleh Hoo Liang pada 1930. Ia merintis bisnis kecapnya dengan memproduksi kecap dalam skala kecil  di rumahnya, Jalan Suyudono 76, Semarang. Dulunya, kecap buatannya ia beri nama “Lombok”, namun karena nama tersebut sudah digunakan oleh produsen kecap di Surabaya, ia pun memilih menggunakan merk “Piring Lombok” dengan kemasan yang didominasi warna merah.

Tiga puluh lima tahun kemudian, yaitu sekitar 1965, ia menyerahkan bisnisnya kepada anak semata wayangnya yaitu Hadisiswanto dan istrinya, Lenawati Pudjoastuti. Di tangan mereka, Kecap Piring Lombok menjadi kecap pertama yang menggunakan kemasan plastik refill. DI masa itu, kecap biasanya dikemas dalam botol kaca, namun karena botol kaca mulai terbatas jumlahnya, harga kecap menjadi mahal. Mahal yang dikarenakan kemasan botol tersebut menggerakkan Hadisiswanto dan istrinya untuk membuat terobosan baru dengan mengemas kecap dalam wadah plastik refill atau isi ulang.

Beberapa tahun berikutnya, pasangan suami istri tersebut mulai memperluas bisnis Kecap Piring Lombok. Mereka membangun pabrik kecap di lahan kawasan Tambak Aji, seluas 6 hektare pada 1985. Lima tahun kemudian, pada 1990, keduanya bekerja sama dengan perusahaan milik Liem Sioe Liong, yaitu Indofood. Indofood melakukan kerja sama dengan keluarga Hadisiswanto dengan tujuan untuk menahan laju produk ABC di Jawa Tengah.

Sayangnya, kerja sama kedua pihak tersebut tidak bertahan lama. Pada 1991, terjadi pemutusan kerja sama. Namun, merk dagang Kecap Piring Lombok menjadi milik Indofood sedangkan keluarga Hadisiswanto tetap memproduksi kecap dengan nama Kecap Sukasari, di wilayah Genuksari, Semarang.

Daerah Awal Kekuasaan Distribusi Kecap Piring Lombok

Kecap Piring Lombok memegang kekuasaan yang cukup luas di Jawa Tengah, terutama Semarang, meski sudah ada merk kecap lain seperti Bango dan ABC. Ketiganya bersaing ketat di ibu kota Jawa Tengah tersebut. Meski demikian, berdasarkan survei brand share pada 2011,  Kecap Piring Lombok bisa saja merebut kekuasaan Kecap Bango, karena selisih pangsa pasar tidak jauh berbeda, yakni 25,41% untuk Kecap Bango dan 23,07% untuk Kecap Piring Lombok.

Sejak mengakuisisi Kecap Piring Lombok, Indofood melakukan banyak pembenahan, karena brand share Kecap Indofood di Semarang hanya 6,36%. Sekitar 2014, Indofood merevitalisasi Kecap Piring Lombok, terutama dalam pengiklanan. Dengan adanya logo Indofood pada Kecap Piring Lombok, membuat semangat persaingan bisnis kecap di Semarang muncul kembali, Indofood juga gencar melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan langsung peran masyarakat seperti acara Banjir Kanal Barat (BKB Fest).

Kecap Piring Lombok adalah satu dari sekian banyaknya bisnis kecap di Indonesia yang berhasil. Keberadaannya yang populer dan menjadi favorit banyak orang, terutama di wilayah Semarang dan Jawa Tengah. Meski pada akhirnya bisnis yang bermula dari lokal tersebut, diakuisis oleh perusahaan nasional yang lebih besar, eksistensi merk dagang Kecap Piring Lombok masih tetap dipertahankan.

Akusisi Perusahaan Lokal Oleh Pebisnis Besar

Beberapa pengamat bisnis lokal menyatakan bahwa amat disayangkan ketika bisnis lokal berpindah tangan kepemilikan karena faktor kurangnya upaya mempopulerkan produk dalam skala besar. Fenomena akuisisi oleh perusahaan nasional dengan pangsa pasar yang lebih besar, terjadi di zaman yang belum mengenal kecanggihan teknologi dan infomasi seperti saat ini.

Tentu hal ini bisa dimaklumi, namun tetap saja perlu perhatian khusus. Ketika sebuah daerah memiliki produk lokal yang populer, hal itu dapat memunculkan peluang lahirnya bisnis-bisnis lokal lainnya, dengan kata lain sukses satu, tumbuh sepuluh.

Kisah bisnis yang sudah dialami Kecap Piring Lombok menjadi sebuah sejarah yang wajib Anda ketahui sebagai  wirausaha maupun calon wirausahawan. Di zaman serba canggih, untuk mempopulerkan Kecap Piring Lombok seharusnya tidak harus membutuhkan biaya yang tinggi, meski kepastian keberhasilannya tidak akurat.

Branding Melalui Promosi dan Inovasi Product

Selain itu, faktor inovasi dan kreativitas produk juga menjadi poin penting dalam mempertahankan bisnis lokal. Masyarakat yang hari ini semakin pemilih dan pintar dalam melihat produk yang memberi manfaat lebih, menjadi tantangan bagi para pebisnis lokal.

Mulai dari jargon produk, diskon atau bonus pembelian, kemudahan mendapatkan produk, varian jenis, kemasan, hingga pengaruh pengiklan (brand ambassador) menjadi faktor penting yang bisa meningkatkan jumlah konsumen atau brand share product. Berikut adalah uraian singkatnya.

  1. Jargon unik yang menjadi kebanggaan setiap produsen kecap di Indonesia pada tahun 90an adalah “Kecap Nomor Satu”. Jargon yang belum diketahui asal usulnya tersebut, sudah dianggap sebagai milik bersama hingga banyak orang menilai bahwa tidak ada “Kecap Nomor Dua” di Indonesia. Namun, saat ini, sudah jarang terdengar produsen kecap yang menggunakan jargon legenda itu, yang mungkin disebabkan oleh kepercayaan diri dari para produsen kecap sehingga mereka lebih memilih membuat jargonnya sendiri.

Keadaan tersebut sebenarnya bisa menjadi peluang untuk produsen kecap baru untuk membangkitkan semangat lama yang sempat padam. Atau sebaliknya, membuat jargon serupa yang lebih mudah dikenal dan diingat orang.

  1. Banyak produk yang saat ini memanfaatkan kata diskon atau bonus untuk menarik minat pembeli, misalnya diskon 20% untuk pembelian di atas Rp 200.000,- atau bonus piring cantik untuk pembelian kemasan botol besar. Hal ini terbukti mampu memberikan peningkatan jumlah penjualan meski tidak terjadi setiap waktu.
  2. Produk yang mudah didapat juga menguntungkan pembeli dan produsen. Jika produsen mengalami kendala dalam ekspedisi yang disebabkan oleh faktor cuaca atau kekhawatiran karena kerugian pengiriman, kemajuan teknologi dan informasi saat ini sangat bisa diandalkan. Banyak pebisnis yang menyediakan jual beli online dalam skala keci hingga grosir. Dengan kata lain, produk dikirim berdasarkan permintaan konsumen. Tentu hal ini bisa meningkatkan penjualan ketika produk sudah dikenal secara luas.
  3. Varian jenis produk menjadi faktor pertimbangan konsumen ketika membeli suatu produk. Bisa karena kebutuhan atau sekadar coba-coba. Varian yang beragam bisa memenuhi kebutuhan konsumen secara spesifik, seperti kecap kental manis atau kecap manis sedang. Selain itu, varian yang beragam juga bisa memunculkan rasa penasaran konsumen untuk mencobanya.
  4. Penampilan produk yang menarik juga mampu menarik minat beli konsumen. Karena itu, kemasan produk menjadi poin penting yang perlu dipertimbangkan sebelum memasarkan produk, seperti keserasian desain dan fungsionalitasnya.
  5. Jika ingin memanfaatkan animo masyarakat secara luas, pebisnis bisa menggunakan pengiklan (brand ambassador) yang memiliki pengaruh secara luas, misalnya aktor, pakar kuliner, hingga artis instagram.

Faktor-faktor tersebut perlu Anda perhatikan untuk menyusun strategi penjualan yang baik atau sebagai jalan untuk menemukan solusi terbaik sebelum menyerahkan bisnis Anda ke perusahaan lain. Tentu saja, masih banyak faktor lainnya yang bisa Anda temukan jika Anda melakukan riset atau kajian bisnis.

Laserin: Obat Batuk Resep Keluarga yang Sudah Menasional

Orang Indonesia yang pernah mengalami penyakit batuk, pasti mengenal Laserin. Namun, tidak banyak yang mengetahui asal usul Laserin.

Bahkan, beberapa orang menganggap Laserin adalah obat impor. Kenyataannya, Laserin adalah produk obat asli Indonesia, yang berasal dari Tanah Minang. Bagaimana sejarah obat batuk Laserin yang sudah dikenal luas saat ini? Berikut kisahnya.

Seperti produk lokal sebelumnya, terutama produk obat, Laserin berawal dari obat yang dibuat untuk konsumsi keluarga. Pembuatnya, Muliani Widjaja (almh) meramu beberapa bahan seperti jahe, sirih, cengkeh, hingga kayu manis.

Karena obat tersebut manjur di kalangan keluarga, masyarakat di sekitarnya pun ingin mencoba. Pada 1931, Laserin menjadi populer di kalangan masyarakat sekitar dan kemudian mulai diproduksi dalam skala kecil secara home industry. Pasar utamanya belum seluas saat ini, yaitu masih di wilayah asal pembuatnya, Padang, dan seluruh wilayah Sumatera Barat.

Awal Mulai Brand Laserin mulai dikembangkan pada tahun 1974

Dengan popularitas dan efektivitas yang terbukti, Laserin digemari oleh banyak orang. Jumlah produksi pun semakin meningkat dan penjualan pun naik dengan pesat. Pada 1947, keluarga Muliani Widjaja memutuskan untuk mengembangkan bisnis obat herbalnya dengan berpindah ke ibukota, Jakarta. Kemudian, ia pun mendirikan sebuah perusahaan farmasi di Jakarta yang diberi nama PT Mecosin Indonesia di Jakarta pada 1962. Perusahaan farmasi yang memproduksi Laserin dalam skala lebih besar tersebut juga mulai berkonsentrasi pada  ethical product.

Awal perkembangan bisnis obat batuk herbal di Jakarta tidak serta merta mulus. Produksi Laserin pernah terhenti pada 1963 – 1965 karena situasi politik yang tidak menentu. Tidak lama kemudian, ketika sistuasi sudah membaik, PT Mecosin mulai bangkit kembali. Permintaan pasar yang maningkat dan produk-produk yang dihasilkan yang semakin banyak, membuat PT Mecosin beralih menggunakan automatic machine (mesin otomatis).

Proses produksi yang dilakukan dengan mesin juga mendapat pengawasan melalui  quality control berdasarkan persyaratan dan ketentuan dari perusahaan farmasi yang ada pada sertifikan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Meski demikian, bahan baku yang digunakan tidak berubah, tetap mempertahankan resep keluarga di awal pembuatan menggunakan tanaman herbal alami.

Penasaran dengan informasi lengkap kandungan dalam Laserin? Berikut adalah keterangan kandungan, dosis, dan khasiat pada obat batuk Laserin.

Kandungan:

  1. Buah Kardamon 0,15 gram
  2. Cengkeh 0,6 gram
  3. Daun Saga 0,3 gram
  4. Daun Sirih 1,8 gram
  5. Jahe 6 gram
  6. Herba Euphorbiahirta 0,15 gram
  7. Sari Akar Manis 0,015 gram
  8. Daun Hibiscus 0,15 gram
  9. Minyak Permen 0,15 gram
  10. Mentha Arvensis 0,15 gram

Dosis:

  • Dewasa, 1 -2 sdm, tiga kali sehari
  • Anak-anak 1 -2 sdt, tiga kali sehari

Manfaat:

Membantu meredakan batuk, muntah, sakit perut, masuk angin, dan melegakan pernapasan.

Dilansir dari swa.co.id, Irawati Tirtodinoto (Product Manager PT Mecosin Indonesia) menyatakan bahwa Laserin memiliki kekhasan baik dari bahan dan rasa. Rasa yang dihasilkan dari perpaduan tanaman herbal seperti jahe, sirih, cengkeh, kayu manis, hingga akar pakis, bisa menciptakan rasa yang manis, hangat, dan mampu melegakan tenggorokan serta aman untuk ibu hamil sekalipun. Hal inilah yang membedakan Laserin dengan obat batuk lainnya yang berbahan baku kimia.

PT Mecosin Sebagai Perusahaan Brand Laserin

Masyarakat beberapa generasi mengenal Laserin sebagai obat batuk herbal alami yang aman dikonsumsi siapa saja tanpa efek samping dengan khasiat yang sudah terbukti. PT Mecosin senantiasa berkomitmen menjaga dan meningkatkan mutu produk dengan melakukan pemilihan bahan baku herbal alami yang berkualitas dan melakukan product development.

Pengembangan produk melalui penelitian dilakukan dengan mempertahankan formulasi bahan-bahan alami, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Laserin juga menjelma sebagai brand extension yang diyakini memiliki kekuatan untuk produk-produk lain yang dikembangkan.

Namun, sebuah bisnis pasti akan mengalami surut suatu waktu dan tidak terduga. Sebagai bisnis obat lokal, membuat PT Mecosin  perlu berupaya untuk mempertahankan eksistensi dan kepercayaan masyarakat terhadap Laserin.

Jika dulu Laserin merupakan obat yang bersifat universal untuk segala usia, kini PT Mecosin melakukan terobosan baru. Untuk memperluas pangsa pasar sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen secara spesifik, PT Mecosin memproduksi Laserin dalam dua varian, yakni Laserin Madu khusus untuk Anak.

Startegy Marketing Branding Laserin

Strategi yang disebut sebagai differentiated marketing tersebut merupakan hasil dari kajian kondisi masyarakat yang menghasilkan kesadaran bahwa ada potensi market anak-anak dan perbedaan kebutuhan antara konsumen dewasa dan anak.

PT Mecosin juga melakukan inovasi dalam pengemasan produk. Laserin dikemas dalam botol berukuran 30 ml dan 110 ml sejak 1980an. Lalu berkembang, dengan kemasan 60 ml dan 225 ml pada 1990. Keempat kemasan tersebut masih ada hingga sekarang, hanya ada perubahan dari proses finishing packaging hingga perubahan kemasan bahan plastik menjadi PET berdasarkan standar pemakaian obat. Lalu, dengan perkembangan adanya Laserin Madu untuk anak, kemasan Laserin Madu juga tidak jauh berbeda dengan Laserin untuk dewasa, yaitu botol ukuran 30 ml, 60 ml, dan 110 ml.

Selain inovasi dalam pengemasan, PT Mecosin juga berupaya dalam pengiklanan. Dengan popularitas yang sudah meluas, tidak sulit membuat Laserin semakin dikenal. Pada 1991 – 1992 dan 1996 – 2002, Dewi Yull dipercaya menjadi brand ambassador  Laserin. Ia juga menjadi artis terlama yang menjadi brand ambassador Laserin, tak heran jika Laserin diidentikkan dengan dirinya. Beberapa public figure yang pernah menjadi brand ambassador Laserin adalah Nungki Kusumastuti, Cyndi Cenora, Anjasmara, Dian Nitami, dan beberapa lainnya hingga 2003.

Sekarang, Laserin tidak memiliki brand ambassador. Namun, Laserin tetap meningkatkan eksistensinya di masyarakat dengan mengadakan event istimewa seperti acara hiburan hingga kegiatan sosial, pada waktu-waktu tertentu di beberapa tempat secara kontinyu. Hal ini diyakini mampu mndekatkan kebeeradaan Laserin dengan konsumen.

Target Penjualan Laserin

Soal harga, PT Mecosin juga menyesuaikan dengan target pasar. Pada 2011, penjualan Laserin rata-rata per bulan bisa mencapai 2,1 juta botol dengan harga Rp 3500 – RP 4000. Nilai tersebut bisa mengalami kenaikan harga hingga 10% tiap tahun. Hingga akhir 2017 lalu, harga tersebut berubah yaitu Rp 4500 – Rp 16.500 untuk Laserin Syrup dan Rp 5000 – Rp 17.800 untuk Laserin Syrup dengan Madu.

Satu hal yang bisa disimpulkan dari kisah perjalanan bisnis obat lokal Laserin adalah bahwa segala jenis usaha/bisnis yang sudah berjaya, tidak bisa sukses selamanya. Untuk itu, meski sebuah produk telah dikenal luas dan bermanfaat bagi banyak orang, seorang pebisnis harus bisa membuat produknya tetap bertahan dan bisa lebih lama dikenal dan dirasakan manfaatnya.

baca juga Panduan Bisnis Online – Pengertian, Tips, dan Ide Bisnis Online Terlengkap 2018

Tentu membangun perusahaan yang bisa memproduksi dalam jumlah besar adalah langkah penting yang pasti bisa menunjang perkembangan dan kemajuan sebuah produk. Namun, prinsip untuk tetap berpegang pada warisan yang membawa produk tersebut berjaya, harus selalu diingat. Dan jangan lupa, untuk melakukan inovasi dan kreasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Sirup Sarang Sari , Minuman Manis Rasa Lokal yang Sempat Melegenda

Di zaman serba instan ini, banyak bisnis lokal jadul yang masih berdiri dengan kokohnya. Tentu bukan perkara mudah mempertahankan eksistensi sebuah bisnis hingga berpuluh-puluh tahun lamanya di tengah gempuran kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang turut mengubah selera dan minat masyarakat. Salah satu produk perusahaan lokal yang mampu bertahan dengan kokoh tersebut adalah Sirup Sarang Sari.

Sarang Sari yang identik dengan kemasan botol hijau (mirip botol bir) dan berlabel  gambar penari perempuan Bali berwarna oranye sudah banyak dikenal hingga hampir delapan puluh tahun. Sarang Sari memiliki empat jenis rasa manis yaitu frambozen, manalagi, pisang ambon, dan vanili. Yang menjadikan Sarang Sari istimewa dan disukai banyak orang adalah rasa manisnya yang terbuat dari gula batu asli.

Sirup Sarang Sari memiliki sejarah yang panjang. Berawal dari perusahaan Belanda bernama NV Conservenbedrijf de Friesche Boerin yang didirikan pada 1934 oleh De Wed Bijlsma. Perusahaan milik pengusaha dari Groningen Belanda tersebut terletak di Jalan Cikini Raya 77, Jakarta.  Kemudian, dalam rangka menasionalisasi perusahaan asing oleh Presiden Soekarno pada 1959, perusahaan itu diambil alih oleh keluarga Gunawan. Dari pengalihan kepemilikan tersebut, merk dagang De Friesche Boerin berubah namanya menjadi Sarang Sari, dan lambang pada kemasan yang awalnya bergambar lelaki Belanda pun berubah dengan gambar penari perempuan Bali.

Pengalihan perusahaan tidak berhenti saat itu saja. Perusahaan Sarang Sari kemudian dijual kepada Rahmat Semedi pada 1981. Ketika itu, produk sirup instan siap minum, sedang naik daun, dan pesaingnya pun tidak begitu ketat karena hanya ada empat merk dagang besar yaitu Marjan, ABC, Bango, dan Sarang Sari. Pesatnya perkembangan turut disertai dengan peningkatan jumlah produksi hingga satu juta per tahun, menyebabkan pabrik Sarang Sari berpindah ke Cimanggis Depok.

Namun, namanya bisnis, pasti akan mengalami pasang surut. Sarang Sari mulai mengalami masa surut pada 1990an dengan munculnya banyak pesaing produk minuman berkarbonat dan jus yang dikemas dalam tetrapack. Dari jumlah produksi satu juta botol per tahun, kini semakin merosot hingga hanya 240.000 botol per tahun, dan penurunaan jumlah karyawan dari 100 lebih karyawan, menjadi hanya 80 karyawan.

Namun, keberadaan sirup Sarang Sari semakin lama semakin sulit ditemukan dan langka saat ini. Padahal, masih banyak orang yang mencari Sarang Sari, meski kebanyakan dari mereka adalah orang yang hidup dan lahir dari tahun 1960an hingga 1990an. Hal ini sangat disayangkan karena tidak ada inovasi maupun upaya untuk membangkitkan kembali perusahaan lokal yang sempat melegenda di masanya.

Kelebihan Product Sirup Sarang Sari

Sebenarnya, sirup Sarang Sari memiliki banyak kelebihan yang unggul daripada produk minuman lain. Kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:

  1. Rasa dominan manis. Seperti sirup jadul lainnya, rasa manis adalah rasa yang dijagokan, tidak terkecuali Sarang Sari. Namun, rasa manis sirup Sarang Sari memiliki keunikan karena perpaduan bahan-bahan yang digunakan dan pengolahannya.
  2. Terbuat dari gula batu asli. Sarang Sari berbeda dengan produk minuman zaman sekarang yang mengandung karbonat dan gula buatan yang bisa menyebabkan batuk dan masalah kesehatan lainnya. Sarang Sari dibuat dengan gula batu asli, sehingga aman dikonsumsi dari anak kecil hingga orang tua.
  3. Varian rasa yang sangat lokal. Sarang Sari hingga sekarang masih mempertahankan rasa manis dari bahan lokal, yaitu vanili (vanilla), frambozen, manalagi, dan pisang ambon. Meski pernah mencoba rasa bluberi, namun yang disukai konsumen Sarang Sari adalah keempat rasa tersebut. Rasa yang berasal dari buah manis tersebut, termasuk dalam rasa yang jarang sekali ada di produk minuman saat ini. Karena rasa-rasa itu pula banyak orang yang menggemari Sarang Sari karena rasa yang tidak biasa dan memorable.
  4. Unsur jadul yang masih dipertahankan. Sejak diproduksi kali pertama hingga saat ini, Sarang Sari masih bertahan dengan kemasan botol hijau dan label oranye bertuliskan Limonadestroop. Hal ini membuat siapa saja bisa bernostalgia hanya dengan melihat kemasannya.

Dari keunggulan-keunggulannya yang khas tersebut, sebenarnya Sarang Sari bisa berkembang mengikuti zaman. Hadi Semedi, pewaris perusahaan Sarang Sari saat ini mengaku merasa kesulitan ketika mengikuti harga gula yang selalu naik setiap tahun. Harga sirup Sarang Sari dari pabrik Rp 24.000 menjadi Rp 27.000 (pada 2011, dan semakin meningkat tiap tahun) juga relatif mahal dibandingkan dengan harga sirup dan produk minuman lainnya. Hal tersebut menyebabkan kondisi bisnis Sarang Sari semakin suram, hingga pernah tidak berproduksi sampai tiga bulan karena minimnya tingkat penjualan.

Bagaimana caranya Sarang Sari bisa bertahan di tengah bisnis produk minuman yang semakin banyak dan beragam saat ini?

Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan Sarang Sari untuk bangkit dan menyusul ketertinggalan. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan Sarang Sari adalah melakukan kajian kondisi pasar, membenahi strategi pemasaran, strategi penyajian produk, hingga melakukan inovasi-inovasi baru yang kreatif.

Perubahan Pasar Yang Tidak Terduga

Kondisi pasar dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh minat masyarakat yang berkembang dan berubah. Perubahan minat dan selera masyarakat juga bisa dipengaruhi oleh kualitas produk, maraknya iklan, hingga kemudahan memperoleh produk. Karena itu, kajian kondisi pasar sangat penting dilakukan secara rutin dan tidak di satu tempat saja. Hasilnya bisa menjadi dasar bagi sebuah perusahaan untuk menentukan strategi-strategi baru yang bisa mengembangkan dan meningkatkan eksistensinya.

Strategi pemasaran banyak macamnya. Namun, untuk menentukan strategi yang tepat bisa dilakukan dengan analisis dari kajian kondisi pasar atau konsultasi dengan pakar bisnis sejenis. Hal tersebut sangat mampu meningkatkan penjualan dan produksi, seperti mengubah sasaran pasar, menggunakan brand ambassador yang berpengaruh besar, mengadakan kegiatan sosial, hingga penentuan harga yang tidak sama untuk setiap daerah.

Penyajian produk yang mempertahankan kesan jadul, memang menarik. Namun, kemasan yang beragam bentuk dan ukuran bisa menarik midat sekaligus memudahkan konsumen. Tidak semua orang menyukai kemasan kaca yang berat, atau kemasan dengan ukuran besar. Beberapa produk minuman saat ini banyak yang tersaji dalam kemasan kecil, sedang, hingga besar.

Keragaman ini bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat. Bahkan, banyak produk minuman yang yang menyajikan produknya dengan kemasan yang berbeda-beda dalam kurun waktu tertentu karena adanya perayaan atau peringatan hari istimewa. Masih banyak ide pengemasan lainnya, yang bisa dimunculkan berdasarkan hasil kajian pasar.

Inovasi Product Yang Harus Di lakukan

Inovasi-inovasi kreatif lainnya? Lebih banyak lagi. Mulai dari varian rasa, macam-macam harga, sistem pembatasan produksi dengan sengaja untuk menarik minat konsumen, jual beli secara online, bekerja sama dengan perusahaan besar, hingga distribusi ke pasar di luar Indonesia bisa menjadi inovasi kreatif yang bisa dilakukan oleh bisnis lokal seperti Sarang Sari.

baca juga Daftar 100 Bisnis UKM Sukses Dengan Modal Kecil

Tentu saja, segala pilihan kembali lagi pada pebisnis untuk menentukan kemajuan dan perkembangan produknya. Namun, rasanya tidak ada pebisnis yang ingin bisnisnya tenggelam atau bahkan lenyap ditindas zaman. Untuk itu, bagi Anda para pebisnis lama atau pebisnis baru, jangan pernah menyerah untuk mengembangkan usaha Anda, karena sebuah bisnis pasti mengalami pasang dan surut. Pasang dan surut itulah yang bisa membentuk perusahaan Anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top