PR & Marketing Makin Cepat Makin Erat

PR & Marketing Makin Cepat,Makin Erat , Dunia public relation (PR) dan marketing sejatinya sangat bergantung pada cara merek membangun hubungan dengan konsumen. Kecerdasan buatan (AI) sangat membantu dalam ideation dan mendukung efektivitas kinerja.

Membangun hubungan dengan konsumen menjadi strategi kunci dalam industri PR dan marketing. Dalam prosesnya, membangun hubungan dengan konsumen membutuhkan waktu yang panjang. Namun, jika terlalu lama, konsumen bisa lebih dulu berpaling ke merek lain. Oleh karena itu, penggunaan AI (Artificial Intelligence) menjadi salah satu cara untuk mempercepat proses ini.

AI telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri PR dan marketing di seluruh dunia, memungkinkan perusahaan bekerja lebih efisien dan mendalam dalam memahami audiens mereka.

Berdasarkan survei oleh Prowly yang dituangkan dalam laporan berjudul The State of PR Technology 2023, terlihat bahwa AI memberikan berbagai manfaat besar dalam bidang PR, termasuk otomatisasi tugas-tugas rutin, peningkatan produktivitas, dan pengurangan biaya operasional. Dengan bantuan AI, tim PR dan marketing dapat mengalihkan fokus dari tugas-tugas teknis ke pekerjaan yang lebih strategis, kreatif, dan bernilai tinggi.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa 76,6% responden menganggap AI membantu dalam otomatisasi tugas repetitif, sehingga mereka bisa lebih banyak mengalokasikan waktu untuk pekerjaan strategis. Selain itu, 61,4% responden menyatakan bahwa AI meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka secara keseluruhan. Proses seperti riset juga menjadi lebih cepat dan efisien, sebagaimana dirasakan oleh 58,7% responden.

Lebih dari itu, AI juga membantu dalam pengurangan biaya dan sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan PR. Sebanyak 43,5% responden merasakan manfaat ini. Kemudian, 42,2% responden menyatakan bahwa AI membantu dalam peningkatan dan otomatisasi pembuatan konten. Sementara itu, 27,9% responden mengatakan bahwa AI memfasilitasi media monitoring dan analisis yang lebih baik. Untuk pengukuran dan pelaporan kegiatan PR, sekitar 27,5% responden mengakui bahwa AI memberikan kemudahan dalam aspek ini. (Grafik 1)

Image or Photo Marketeers Max

Selain manfaat tersebut, laporan Foundation AI juga mencatat jenis-jenis alat AI yang paling sering digunakan oleh para profesional PR dan marketing. Sebanyak 86% responden menggunakan AI untuk pembuatan konten, seperti penulisan teks iklan dan strategi konten berbasis data. Hal ini diikuti oleh 42% responden yang menggunakan AI untuk riset keyword dan 38% lainnya untuk pengelolaan media sosial serta email marketing. Alat-alat AI ini juga banyak dimanfaatkan untuk manajemen catatan, perencanaan strategi, dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas berdasarkan data. (Grafik 2).

Image or Photo Marketeers Max

Di Indonesia, dentsu Indonesia adalah salah satu perusahaan yang telah mengimplementasikan AI untuk mendukung transformasi digital mereka. Wisnu Putra, CEO Creative dentsu Indonesia, menyebutkan bahwa perusahaannya mengadopsi otomatisasi hampir di semua lini operasional dalam waktu hanya 14 hari setelah pandemi COVID-19. Transformasi ini memungkinkan kerja dari rumah (work from home), yang pada saat itu menjadi keharusan.

Wisnu mengungkapkan bahwa sistem otomatisasi yang diterapkan oleh dentsu Indonesia didukung oleh teknologi AI, yang memungkinkan perusahaannya mendapatkan ide-ide kreatif lebih cepat. Dengan AI, dentsu Indonesia kini mampu memproduksi tiga konsep dalam waktu yang biasanya hanya cukup untuk menghasilkan satu konsep saja.

    Namun, Wisnu menekankan bahwa AI tidak menggantikan manusia dalam menghasilkan insight dan ide kreatif. “Kami tidak pernah menggunakan AI untuk menghasilkan insight dan ide. Alasannya, kami percaya bahwa elemen empati dan emosi sangat penting dalam komunikasi, dan ini merupakan kecakapan manusia,” ujar Wisnu.

    Dentsu Indonesia menggunakan AI untuk membantu dalam aspek eksekusi seperti prototypingstoryboarding, dan delivery konten. Dengan ini, AI dapat mengambil alih tugas teknis yang memakan waktu, sementara tim manusia tetap fokus pada proses kreatif dan pengembangan ide yang lebih mendalam.

    “Dengan AI, yang tadinya dalam 24 jam hanya dihasilkan satu konsep saja, sekarang bisa tiga konsep. Mesin AI ini mendukung kami untuk melangkah lebih jauh dan cepat,” tambahnya. Transformasi digital di dentsu Indonesia mencerminkan bagaimana AI dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan perusahaan tanpa menggantikan kreativitas manusia.

    Masih di Indonesia, Metra Digital Media (MD Media), anak usaha Telkom Group, juga menerapkan AI untuk memberikan analisis perilaku dan profil mendetail yang dapat disesuaikan dengan target spesifik untuk berbagai kampanye. Pendekatan ini memungkinkan pemasaran yang lebih efektif karena kampanye dapat disampaikan tepat sasaran ke audiens yang memenuhi karakteristik yang diinginkan, seperti usia, lokasi, minat, dan status ekonomi.

    “Kita saat ini bukan lagi berada di era probabilistik, tapi di era deterministik,” kata Reynaldo Panggabean, Senior GM Product Metra Digital Media.

    Contohnya, jika sebuah merek ingin menjangkau perempuan berusia 35-40 tahun yang tertarik pada belanja, Xcelerate mampu menyediakan data untuk menargetkan demografi spesifik tersebut. Data ini bersifat deterministik, berbeda dari metode probabilistik yang hanya memperkirakan preferensi audiens. Pendekatan yang presisi ini memungkinkan pengiklan menyasar audiens sesuai kebutuhan produk atau layanan yang dipromosikan, sehingga merek dapat mengurangi pemborosan iklan pada target yang tidak relevan.

    Di luar Indonesia, perusahaan PR dan marketing global juga telah memanfaatkan AI untuk mendukung operasional mereka. Ogilvy, salah satu agensi PR terkemuka di dunia, menggunakan AI untuk personalisasi kampanye pemasaran. AI membantu Ogilvy dalam menganalisis data pelanggan secara real-time dan memahami preferensi audiens dengan lebih baik.

    Ogilvy mampu menciptakan konten yang relevan dengan minat dan kebutuhan segmen audiens tertentu, yang pada gilirannya meningkatkan engagement dan efektivitas kampanye pemasaran mereka. Selain itu, AI di Ogilvy juga digunakan untuk manajemen proyek, pengelolaan penjadwalan konten, dan analisis performa kampanye.

    IBM Watson Advertising juga menerapkan AI untuk mengolah dan menganalisis data kompleks dari berbagai sumber seperti data perilaku konsumen dan media sosial. Dengan bantuan IBM Watson, perusahaan dapat memahami preferensi pelanggan dan tren pasar secara lebih mendalam serta mengidentifikasi target audiens yang paling potensial.

    Meskipun AI menawarkan banyak manfaat bagi industri PR dan marketing, penerapannya tidak terlepas dari tantangan, terutama dalam hal privasi data. Perusahaan yang memanfaatkan AI perlu memastikan bahwa data pelanggan dilindungi dan sesuai dengan regulasi privasi yang berlaku.

    Masa depan AI dalam industri PR dan marketing tampak cerah, dengan banyak perusahaan yang terus menggali potensi teknologi ini untuk memberikan layanan yang lebih personal, efektif, dan efisien. Di masa depan, kolaborasi antara manusia dan AI akan terus berkembang, menciptakan industri PR dan marketing yang lebih inovatif, responsif, dan berempati terhadap kebutuhan pelanggan.

    “Kita saat ini bukan lagi berada di era probabilistik, tapi era deterministik.”

    Reynaldo Panggabean – Senior GM Product Metra Digital Media

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top