ukms.or.id – Private Equity dan Bisnis Waralaba , Pernahkah Anda mendengar tentang private equity?
Jika hal tersebut masih terdengar asing, pastikan bahwa Anda pernah mendengar tentang Saratoga Capital.
Lalu, apa hubungan antara private equity dan Saratoga Capital?
Keduanya tentu memiliki keterkaitan untuk menjawab definisinya sendiri.
Saratoga Capital adalah perusahaan yang dimiliki oleh Edwin Soerjadjaja dan Sandiaga Uno.
Salah satu perusahan terbesar di Indonesia ini bergerak di bidang pengelolaan dana dan investasi.
Melalui gambaran lingkup tanggung jawab perusahaan ini, Saratoga Capital adalah contoh private equity.
Lantas, apa yang dimaksud dengan private equity yang sebenarnya?
Private equity adalah perusahaan pembeli saham perusahaan lain dengan tujuan mengaukms.or.id/l keuntungan melalui penjualan kembali saham tersebut.
Deskripsi Job Desk Private Equity
Perusahaan private equity mengerjakan bisnisnya dengan cara menginvestasikan dana yang diberikan oleh investor melalui akuisisi perusahaan lain.
Perusahaan yang dibidik adalah perusahaan yang memiliki prospek yang sangat baik, namun sedang menghadapi masalah.
Setelah perusahaan yang sedang bermasalah tersebut dikelola dengan sedemikian rupa hingga menjadi lebih baik, maka perusahaan tersebut akan dijual dengan harga yang lebih tinggi dan menjanjikan, lebih dari anggaran akuisisinya.
Apakah praktik perusahaan private equity sudah dijalankan di Indonesia?
Tentu saja sudah, namun masih tergolong baru dan sudah melirik perusahaan waralaba seperti PT. Sumber Alfaria Trijaya, Domino’s Pizza, Burger King, dan lainya.
Private Equity dan Bisnis Waralaba
Kenapa private equity mengincara bisnis waralaba?
Private equity di Indonesia mulai memperlihatkan eksistensinya dengan melirik perusahaan-perusahaan waralaba yang memiliki citra bagus.
Pewaralaba atau terwaralaba, keduanya berpotensi dilirik olrh perusahaan private equity.
Apa yang melatarbelakangi perusahaan private equity melirik bisnis waralaba untuk berinvestasi?
Pada umumnya, mereka beralasan untuk memilih bisnis waralaba sebagai sasaran berinvestasi karena waralaba memiliki struktur bisnis dan pola yang jelas, memiliki penghasilan yang tetap, dan tidak memiliki beban modal yang terlalu besar.
Kerjasama Perusahaan Private Equity dan Waralaba
- Roark Capital
Roark Capital adalah perusahaan private equity yang telah menguasai >80% saham Arby’s terhitung pada bulan Juli 2011.
Selain itu, sebesar 18.5% saham juga tertanam di Wendy’s.
Roark juga terhitung memiliki sumber dana sebesar US$ 6 Milliard dan sudah membeli total 34 perusahaan waralaba.
- Bain Capital
Bain Capital adalah perusahaan private equity yang memimpin konsorsium atas pembelian Baskin Robbins dan Dunkin Donat sejak tahun 2005.
baca j
baca juga
Kekuatan Perusahaan Private Equity
Sudah tidak diragukan lagi kekuatan finansial yang dimiliki oleh perusahaan private equity.
Kekuatan finansial tersebut berdampak positif pada arus kas dan profit, lebih lagi jika pewaralaba memiliki banyak hutang “berbunga”.
Lebih lagi, bantuan perusahaan private equity sangat mendukung perusahaan tujuan untuk berekspansi.
Keuntungan yang dapat diperoleh pewaralaba jika bekerjasama dengan perusahaan private equity tergantung pada jumlah gerai yang diwaralabakan.
Semakin banyak jumlah terwaralaba, maka semakin besarlah perhitungan keuntungan yang diperoleh.
Nilai keuntungan tinggi hanya berlaku pada merek yang memiliki reputasi dan kinerja yang sedang meroket.
baca juga
Apakah hanya keuntungan besar yang akan didapat melalui kerjasama tersebut?
Pengelolaan perusahaan akan lebih terarah jika ditangani oleh perusahaan private equity.
Ini dapat dilihat dari kisah perjalanan bisnis Burger King yang ditangani oleh TPG Capital dan Bain Capital.
Perusahaan tersebut mengalami peningkatan kinerja, namun sebagian terwaraba mengeluhkan tim pendukung yang diturunkan masih terlalu dini pengetahuannya akan pengelolaan bisnis.
Hal tersebut dikarenakan tim tersebut adalah fresh graduated.