Rahasia Mengelola Bisnis Kue Kering Ala Pawon Kue

Tidak hanya sukses dalam mengembangkan bisnis kue keringnya lewat bendera “Pawon Kue”, Choirul Mahquduah juga berhasil menggalang warga Rungkut Lor II, Kecamatan Rungkut, Surabaya untuk menciptakan sebuah kampung yang bernama “Kampung Kue”.
 
Berkat keberhasilannya dalam menggerakkan ekonomi masyarakat itulah wanita yang akrab dipanggil Irul ini menerima serangkaian penghargaan, diantaranya shemeansbusiness dari facebook serta dinobatkan sebagai pahlawan ekonomi Surabaya oleh pemerintah kota Surabaya.
 
Sebuah kesuksesan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, karena seumur hidup dia tidak pernah berkecimpung di dunia bisnis, bahkan tidak tahu sama sekali bagaimana cara untuk membuat kue.
 
Maklum, perempuan asal Kediri ini saat masih remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sawah untuk membantu orang tua, dan saat hijrah ke Surabaya sekitar tahun 1990an dia bekerja sebagai buruh pabrik.
 
Di pabrik tempatnya bekerja, Irul dipercaya sebagai perwakilan buruh dan dia pula yang memimpin unjuk rasa 3.000 buruh di depan kantor DPRD Surabaya saat ada banyak penyimpangan di tubuh perusahaan tempatnya bekerja. Akibat aksinya tersebut, dia sempat diciduk aparat dan dijebloskan ke dalam penjara.
 
Awal mula terbersit keinginan untuk berbisnis kue sekitar tahun 2005. Pada saat itu, tetangga kanan-kirinya di Rungkut Surabaya banyak yang menganggur karena di-PHK perusahaan menyusul terjadinya krisis ekonomi.
 
Semula dia hanya membuat dan menjual kue-kue basah tradisional. Tapi ternyata, pesanan yang datang justru lebih banyak kue-kue kering. Untuk memenuhi permintaan pasar itulah Irul mulai serius menekuni bisnis kue kering.
 
Sekitar tahun 2012 dia mulai mendirikan brand “Pawon Kue”. Lewat perusahaannya tersebut, dia  berinovasi dengan memodifikasi kue-kue kering buatannya. Maka muncullah beragam kue dengan cita rasa baru yang manis di pasaran, seperti Almond Crispy dengan berbagai macam rasa, tortilla crispy, mente crispy, gethuk yang telah dimodifikasi dan masih banyak lagi yang lain.
 
Inovasi tersebut menjadikan “Pawon Kue” terus berkembang dan tidak hanya menyasar pasar kelas bawah, tapi juga segmen menengah ke atas. Bahkan kue-kue kering yang diproduksi sudah menghiasi etalase supermarket dan mal-mal yang ada di Surabaya dan kota-kota besar di sekitarnya.
 
Kesuksesan yang diraihnya tersebut tidak ingin dia nikmati sendiri, tapi berusaha ditularkan kepada tetangga kanan-kirinya dengan membentuk semacam inkubator bisnis bagi warga Rungkut Lor.
 
Meski bukan hal yang mudah untuk dapat meyakinkan warga namun Irul akhirnya mampu menggalang mereka sehingga terbentuk “Kampung Kue” yang kini semakin dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan.
 

Rahasia Sukses Bisnis Kue Kering

“Dalam bisnis kue kering itu yang terpenting adalah mengetahui selera pasar. Untuk itulah saya selalu melakukan riset agar tahu apa yang sedang dicari dan digemari anak-anak muda dan juga konsumen yang menjadi target pasar,”  terang Irul mengungkap kesuksesan “Pawon Kue”.
 
Lewat inovasi itulah, “nastar” yang dikenal banyak orang berupa cookis berwarna kuning berisi selai nanas, di tangan Irul menjadi lebih bervariasi seperti nastar greentea, cokelat, red velvet dan berbagai varian rasa lainnya.
 
“Agar produk kita dikenal dan dirasakan banyak orang, harus rajin kasih tester. Beri kesempatan banyak orang untuk mencoba, agar mereka tahu keunikan dari produk kita,” ungkap Irul membeberkan rahasia kesuksesan bisnis kue keringnya yang lain.
 
baca juga
Rustono, Bawa Tempe Sampai ke Negeri Jepang
1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu
Berrybenka, Sinergikan Penjualan Online dan Offline
 
Satu lagi yang menjadi kunci kesuksesan “Pawon Kue” adalah berinovasi dari sisi penjualan. Salah satu diantaranya pada saat lebaran, dimana pada saat itu ramai dijual parcel lebaran.
 
Jika pada umumnya parcel berisi berbagai macam produk yang dicampur menjadi satu, maka “Pawon Kue” berbeda. Dalam membuat parcel lebaran, Irul mengumpulkan semua produk “Pawon Kue” menjadi satu dan mengemasnya dalam satu parcel yang utuh. (*)

You May Also Like

More From Author