ukms.or.id/ – Untuk bertahan hingga 66 tahun lamanya, tentu banyak yang dilakukan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Sejak tahun 1951, Sido Muncul berdiri dan kini berhasil menjadi perusahaan nasional yang sangat besar. Ribuan karyawan direkrut, puluhan hektar pabrik dibangun, ratusan penghargaan pun berhasil disabet perusahaan obat herbal tersebut.
Dikabarkan okezone, tahun lalu PT. SIdo Muncul Tbk berhasil meningkatkan kinerja keuangan dengan mengumpulkan laba hingga Rp 480,5 miliar. Dibanding tahun lalu, terjadi peningkatan laba sebesar 9,8 persen. Penjualan perusahaan pun mencapai Rp 2,56 triliun. Angka tersebut dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bulan Maret lalu.
Laba Sido Muncul
Setiap tahun, Sido Muncul selalu mengalami peningkatan laba yang signifikan. Menurut bisnis.com, produk Tolak Angin lah yang memiliki kontribusi terbesar terhadap penjualan dan pendapatan Sido Muncul. Tolak angin turut andil hingga lebih dari satu triliun, atau hampir setengah dari penjualan perusahaan yang pabriknya berlokasi di Semarang tersebut. Adapun peringkat kedua penjualan didominasi aneka produk Kuku Bima Ener-G, lalu segmen farmasi menduduki penjualan ketiga.
Dominasi tolak angin tentu bukan hal ganjil. Sejarah tolak angin bahkan lebih tua dari perusahaan itu sendiri. Awal produksi jamu Tolak Angin dimulai pada tahun 1941 dengan nama Jamu Tujuh Angin. Saat itu, produksinya masih berupa home industri yang dibangun oleh Ibu Rahkmat Sulistio (Go Djing Nio) di Yogyakarta.
Pada tahun 1949, saat meletus perang kolonial kedua melawan Belanda, Ibu Sulistio dan keluarga harus mengungsi ke Semarang. Saat itulah, ia dan suaminya, Siem Thiam Hie, merintis usaha jamu dan herbal. Barulah kemudian pada tahun 1951, usaha dengan nama Sido Muncul resmi berdiri. Makna Sido Muncul itu sendiri yakni impian yang terwujud.
Hingga meraih sukses seperti sekarang, banyak perjalanan yang dilalui Sido Muncul. Setelah usaha kecil itu meraih sukses, generasi kedua memodernisasikan usaha jamu tradisional tersebut. Dibangunlah pabrik modern Sido Muncul di Ungaran Semarang yang luasnya hingga 30 hektare.
Pabrik Raksasa Sido Muncul
Dengan adanya pabrik raksasa, dimulailah era baru Sido Muncul dengan tidak hanya memproduksi jamu, namun juga bahan pangan dan minuman energi. Usaha jamu tradisional tersebut pun bertransformasi menjadi perusahaan modern di bidang farmasi hingga sekarang. Saat ini kursi CEO Sido Muncul diduduki Irwan Hidayat, generasi ketiga atau cucu dari sang founder, Ibu Sulistio.
“Sadar akan potensi tanaman Indonesia yang alami dan berlimpah, Sido Muncul menjadikannya asset, yang kedepannya akan makin memantapkan diri dalam memproduksi obat-obatan alam, serta bertransformasi menjadi industri farmasi,” tutur Irwan Hidayat, dikutip dari website resmi Sido Muncul.
Sejak tahun 2013, Sido Muncul sudah memiliki jaringan hingga 109 distributor di seluruh Indonesia. Pada tahun 2013 pula, Sido Muncul memutuskan menjadi perusahaan terbuka dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode SIDO. “Perusahaan keluarga memilih naik kelas menjadi perusahaan terbuka dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya oleh masyarakat,” tulis web resmi Sidomuncul.com.
Tak hanya di Indonesia, saat ini produk-produk perusahaan jamu tersebut telah tersebar di banyak negara. Beberapa di antaranya yakni Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Hong Kong, Arab Saudi, Rusia, Nigeria, Algeria, Mongolia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan lain sebagainya. Pada tahun 2015, Sido Muncul bahkan menggandeng petinju top dunia, Emmanuel ‘Manny’ Pacquiao sebagai bintang iklan produk sebagai upaya marketing internasional.
Jumlah negara target ekspor pun terus bertambah. Tahun ini, dikabarkan Kompas, Sido Muncul akan masuk pasar Jepang dan Filipina. “(Penjualan) pasar internasional sekitar 4 sampai 5 persen. Tahun ini kita akan masuk secara resmi ke Filipina, terus ke Jepang. Kita (juga) lagi mempertimbangkan Taiwan sama Korea Selatan,” tutur Irwan Hidayat, dilansir kompas.com.
Sido Muncul Memunyai Cabang di Luar Negeri
Selain upaya ekspor, Sido Muncul juga membuka kantor cabang di luar negeri. Melalui Press release, Sidomuncul mengabarkan bahwa saat ini perusahaan telah membuka sebuah Kantor Cabang Manila. Kantor cabang tersebut telah terdaftar resmi pada Securities And Exchange Commission. Pembukaan kantor cabang tersebut dimaksudkan guna memenuhi pasar ekspor.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Sido Muncul, Venancia Sri Indrijati memaparkan bahwa perusahaan memang membutuhkan kantor cabang guna upaya penetrasi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya strategi mempercepat perluasan produk di pasar internasional. “Kita akan buka akan kantor cabang di suatu negara. Supaya lebih cepat penetrasi dalam kembangkan ekspor,” ujarnya kepada okezone.com.
Keberadaan kantor cabang pula dibarengi dengan direkrutnya para tenaga ahli dan profesional. Dengannya, Sido Muncul menargetkan perkembangan ekspor yang meningkat dari 5 persen menjadi 15 persen. “Ekspor kita masih minim. Kita meng-hire tenaga profesional yang akan tingkatkan ekspor. Kurang 2 persen dari revenue kita. Mudah-mudahan dengan stabilnya nilai tukar, kita bisa kembangkan ekspor,” tutur Venancia, dilansir okezone.
Sementara itu, CEO Sido Muncul, Irwan Hidayat berharap dapat menjaring distributor dari luar negeri. Meski telah melakukan ekspor, ia mengakui perusahaan tak memiliki distributor kecuali di dalam negeri. Untuk meningkatkan ekspor, Irwan sangat berharap dapat memiliki distributor di negara-negara target ekspor Sido Muncul. “Ya memang ekspor itu bagus, tapi dari situ bisa ada banyak permintaan jadi distributor,” kata Irwan, dikutip ekonomi.okezone.com.
baca juga
- Street Food di Jalan Sabang Jakarta
- Scuto Waralaba Nano Ceramic Mobil
- Peluang Usaha BeanBag
- Masa Depan Kripto
- Usaha Kreatif dari Buku dan Jam Bekas
Terus Berinovasi SiDo Muncul Tetap Eksis
Meski telah melakukan ekspor dan sukses lebih dari 6 dekade, Sido Muncul tak pernah berhenti untuk melakukan inovasi produk. Justru karena terus berinovasi, perusahaan tersebut tak pernah tergerus oleh zaman. Awal kesuksesan usaha jamu ini pun dimulai dengan melakukan inovasi. Yakni dengan mengubah bentuk jamu tolak angin yang tadinya berupa serbuk yang harus diseduh menjadi sachet langsung minum.
Tak berhenti sampai di situ, dari waktu ke waktu produk unggulan Sido Muncul itu pun terus melahirkan inovasi baru. Sebut saja Tolak Angin Flu, Tolak Angin Anak, hingga permen Tolak Angin. Tak heran jika kemudian brand tersebut tak pernah mati, selain karena resep ramuan jamu yang memang istimewa.
Inovasi lain dilakukan Sido Muncul saat memutuskan memproduksi bahan pangan dan minuman berenergi. Perusahaan yang tadinya hanya memproduksi jamu dan herbal pun mulai melebarkan sayap. Hebatnya, produk-produk inovasi tersebut pun diterima masyarakat dan banyak menerima penghargaan.
Sebut saja salah satunya yakni minuman kesehatan wanita dengan nama Kunyit Asam Sido Muncul. Produk ini baru saja menerima penghargaan Indonesia Digital Popular Brand Award 2017 awal Juni lalu. Penghargaan tersebut diberikan oleh Tras N Co Research dan IM FOCUS karena Sido Muncul dianggap berkontribusi nyata dalam memicu pertumbuhan inovasi dan invensi dalam bisnis.
“Produk kami, yakni Kunyit Asam berhasil memperoleh nilai popular minimal 10.000 google result dan minimal final index sebesar 10 persen. Berdasarkan hasil survei pula, Kunyit Asam Sido Muncul berada dalam posisi tiga teratas pada kategori produk Minuman Kesehatan Wanita,”tutur Senior Manager Public Relations Sido Muncul, Nanik R. Sunarso, dilansir kompas.com.
Inovasi Terbaru Sido Muncul
Selain inovasi di bidang makanan dan minuman, Sido Muncul pun mulai merambah bisnis toiletries. Dikabarkan portal berita Kompas, perusahaan jamu tersebut baru saja meluncurkan produk pasta gigi dengan merek Sido Putih pada bulan Mei 2017 lalu. Pasta gigi herbal tersebut dilaunching di kawasan Agrowisata Sido Muncul, Semarang.
Berbeda dari pasta gigi biasa, Sido Putih tidak berwarna putih seperti pasta gigi pada umumnya. Berbahan rempah herbal, pasta gigi tersebut justru berwarna hitam namun sangat ampuh memutihkan gigi. Pihak Sido Muncul bahkan menyatakan produk tersebut sangatlah berkhasiat. Hanya dengan tiga kali pemakaian saja, gigi akan lebih putih, bakteri akan lenyap dan bau mulut akan hilang. Uniknya, Sido Putih ini pun dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit ataupun luka.
baca juga
Menurut Direktur Sido Muncul, Jonathan Sofyan Hidayat, pasta gigi Sido Putih dipasarkan untuk masyarakat kelas ekonomi bawah. Karena itulah, harga yang dipatok pun sangat terjangkau. Selain itu, ia juga mengabarkan bahwa pasta gigi hanyalah inovasi awal Sido Muncul di bidang alat kebersihan dan kecantikan. “Setelah pasta gigi, mungkin nanti sabun dan hand body,” ujarnya, dilansir laman kompas.
Terbukti bahwa inovasi menjadi kunci kelanggengan bisnis Sido Muncul hingga bertahan 66 tahun lamanya, bahkan 88 tahun untuk produk Tolak Angin. Lebih dari itu, Sido Muncul pun berinovasi dalam membuka cafe jamu dan hotel pariwisata. Dengan banyaknya inovasi yang dilakukan, tak heran jika prospek ke depan perusahaan tersebut masih menjanjikan.
Generasi penerus ke depan, yakni generasi keempat atau cicit sang founder, Maria Reviani Hidayat, pun menyatakan bahwa inovasi adalah cara Sido Muncul untuk terus bertahan bahkan hingga tahun-tahun mendatang. Inovasi tersebut, menurutnya, dapat berupa format, kemasan, serta cara pemasaran. “Harus terus berinovasi supaya produk ini tidak hanya 88 tahun, tetapi bisa bertahan seterusnya,” kata Ria kepada liputan6.com.
+ There are no comments
Add yours