ukms.or.id/ – Start Up Sampingan , Data terbaru dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI) menunjukkan adanya 29,4 juta orang di Indonesia yang terkena imbas langsung dari gelombang pandemi COVID-19.
Jumlah tersebut mencakup pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pekerja yang dirumahkan tanpa mendapatkan upah.
Data ini secara tidak langsung mengkomunikasikan bahwa tingkat pengangguran, dalam hal ini adalah pekerja kerah biru, meningkat tajam.
Berangkat dari fakta di lapangan ini, Sampingan yang hadir sejak Januari 2019 menawarkan sebuah solusi bagi siapapun yang menginginkan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimilikinya.
Adanya aplikasi semacam ini membantu para pekerja terdampak COVID-19 jadi lebih optimis dalam mencari kerja.
Mereka tidak perlu melamar pekerjaan dengan cara konvensional, yaitu menaruh surat lamaran dan mengantarkannya ke perusahaan-perusahaan yang dituju, namun lebih praktis dengan menggunakan pendekatan teknologi yang ramah dan mudah digunakan.
Tidak sedikit dari para pekerja yang sebelumnya harus menganggur, kini bahkan dapat merasakan manfaat dan terbantu setelah menggunakan aplikasi ini.
Sesuai dengan namanya, Sampingan bertujuan untuk menjadi sebuah platform tenaga kerja terbesar dan sekaligus menjadi rujukan utama para pencari kerja dengan kesempatan yang setara dan relatif cepat.
Founder & Co-Founder Start Up Sampingan Sempat Di Gojek
Ngobrolin Sampingan berarti juga ngobrolin sosok pendiri dibalik platform cerdas yang satu ini. Wisnu Nugrahadi (CEO & Co-Founder), Margana Mohamad (CCO & Co-Founder), dan Dimas Pramudya Putra (Co-Founder) adalah tiga penggagas Sampingan.
Sempat berperan mengomandoi segmen operations lifestyle services di sebuah unicorn dan decacorn pertama di Indonesia, Gojek, Wisnu Nugrahadi selalu memiliki visi untuk memberikan dampak positif ke masyarakat. Cerita menarik adalah ia bergabung dengan Gojek disaat perusahaan tersebut hanya memiliki karyawan sebanyak 50 orang, dan belum sebesar sekarang.
Margana Mohamad merupakan lulusan manajemen dan kewirausahaan dari Universitas Padjadjaran, Bandung di tahun 2014. Pengalaman di dunia profesional sempat menjadikannya sebagai seorang direktur operasional (managing director) di sebuah firma outsourcing bernama Palu Business Services, sebelum akhirnya turut ikut andil mendirikan Sampingan.
Adapun Dimas Pramudya Putra yang lulusan Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung, memiliki kesamaan dengan Wisnu Nugrahadi karena keduanya sempat bekerja di Gojek, namun posisi Dimas yang terakhir adalah sebagai ‘Head of Product Growth’ di medio 2018 – 2019. Selain di Gojek, ia sempat berlabuh lebih dulu ke SONY dan berfokus pada bidang product marketing – portable audio.
72 Milyar Pendanaan Awal Start Up Sampingan
Awal tahun 2021 menjadi momentum bersejarah bagi Sampingan, dimana platform ini mendapatkan pendanaan seri A senilai USD 5 juta atau setara Rp 72 Miliar. Inisiasi pendanaan ini diberikan oleh Altara Ventures, Golden Gate Ventures, Antler, Access Ventures, XA Network dan iSeed SEA.
Sebagai informasi, pendanaan seri A (A series) sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut tahapan pendanaan inisiatif sebuah perusahaan yang berasal dari dana ventura.
Penamaan ini mengarah pada kelas saham yang dijual kepada investor sebagai investasi mereka. Sederhananya, tahapan pendanaan seri ini berawal ketika usaha sudah dimulai dan telah mengantongi portofolio berupa konsumen serta jasa dan produk yang sudah teruji.
Besaran pendanaan seri A biasanya di kisaran USD 3 juta hingga USD 10 juta.
Pendanaan ini pada dasarnya akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk, baik untuk kepentingan perusahaan, para pekerja, dan juga untuk melibatkan lebih banyak lagi konsumen yang sesuai dengan ketersediaan layanan.
Dengan adanya dana ini, Sampingan berharap untuk dapat meluaskan jangkauan dan memberikan kontribusi lebih terhadap industri dunia kerja yang inovatif dan dinamis.
3 Prinsip Utama : Kecepatan, Kualitas dan Biaya Start Up Sampingan
Sebagai sebuah perusahaan rintisan yang terus bergerak dan telah mendapatkan apresiasi dana dari investor, platform Sampingan memiliki satu misi yang menarik, yaitu ‘menciptakan perubahan positif dengan mengubah waktu luang menjadi hal yang lebih baik.’
Dengan misi yang menarik, Sampingan menyediakan beragam jenis pekerjaan yang bisa dipilih, seperti misalnya agen penjual, akuisisi proyek, dan koleksi data.
Dengan pilihan yang variatif, para pekerja lebih fleksibel untuk menyesuaikan jenis pekerjaan yang dipilih dengan kapasitas yang mereka miliki.
Dari sisi pelaku usaha, Sampingan menawarkan 3 prinsip utama: kecepatan, kualitas dan biaya. Adanya 3 prinsip ini diklaim dapat memangkas biaya pekerja rekanan bisnis yang ada hingga 70%. Beberapa managed client Sampingan seperti Moka dan STOQO pun ikun merasakan manfaatnya.
Moka, misalnya, terbukti berhasil meningkatkan jumlah pengguna aplikasinya hingga sebesar 20%.
Di sisi yang lain, STOQO juga telah berhasil menurunkan biaya operasional (terkait pengumpulan data di platform) sebesar 60%, dan bahkan terjadi peningkatan kinerja hingga 80% ketika menggunakan jasa agen milik Sampingan.
Selain itu, Terdapat pula beberapa pencapaian lain yang diraih Sampingan berdasarkan data dan informasi yang didapat dari rekanan bisnis Sampingan, yaitu adanya peningkatan transaksi e-wallet.
Dari sisi agen, penghasilan tambahan yang bisa didapatkan bahkan hingga 9 juta rupiah per bulan. Hal ini tentu sejalan dengan performa lebih yang dilakukan guna mendapatkan penghasilan yang optimal.
Dengan konsistensi pelayanan dan ragam kemudahan fitur yang diberikan, tidak heran jika perusahaan rintisan ini berhasil menggaet beberapa rekanan besar yang cukup potensial seperti Unilever, Gojek, Oyo dan Danone.
Keberhasilan ini merupakan sebuah prestasi tersendiri di tengah geliat ekonomi yang sedang lesu akibat gelombang pandemi COVID-19.
Jika berbicara soal mitra pekerja independen Sampingan, tidak kurang dari 150.000 mitra aktif yang telah terdaftar di platform, dengan berbagai jenis pekerjaan mulai dari mengakuisisi toko hingga pengumpulan data.
baca juga
- Street Food di Jalan Sabang Jakarta
- Scuto Waralaba Nano Ceramic Mobil
- Peluang Usaha BeanBag
- 3 Cara Memilih Media Nasional untuk Kebutuhan Backlink Website
- Jasa Backlink Blog
Pengembangan Sampingan Kedepan
Diperkirakan sebanyak 16% pekerjaan akan tenggelam seiring dengan hadirnya otomatisasi di tahun 2030.
Upah minimum di Indonesia yang rata-rata sebesar Rp 2,8 juta secara tidak langsung memaksa mayoritas masyarakat pekerja untuk mencari pekerjaan paruh waktu guna memenuhi kebutuhan yang ada.
Dalam sebuah ulasan di media kompas.com , Roy Nicholas Mandey selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( Aprindo ) bahkan mengatakan bahwa di tahun 2021 terdapat satu hingga dua toko tutup setiap harinya.
Di industri ritel yang notabene merupakan industri padat karyawan pun harus mengalami kenyataan yang cukup pahit. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat terkait pandemi COVID-19 yang sedang melanda.
Melihat hal ini, platform Sampingan akan menjadi primadona yang diandalkan mengingat gambaran serta prediksi yang ada menunjukkan bahwa pekerjaan sampingan semakin dibutuhkan pada tahun-tahun mendatang.
Info Lengkap & Kontak Sampingan
Instagram: Instagram.com/sampingan
LinkedIn: linkedin.com/company/sampinganid/
Address: Tempo Scan Tower 32nd Floor, Jakarta
Phone: +62-21-2550-2555
+ There are no comments
Add yours