ukms.or.id – ENVISIONING SUSTAINABILITY , Keberlanjutan menjadi prinsip bisnis yang ia pegang teguh. Mindfulness-based business, berbisnis untuk kebaikan, merupakan prinsip yang ingin la wariskan demi masa depan Garudafood Group.
Tidak ada kesuksesan yang mudah dicapai. Kalimat tersebut merupakan kalimat pambuka dan Sudhamak Ageng Wespodo Scent Chairman Garudafood Group saat kami menemuinya di salah satu kantornya di
bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Dengan mengenakan jas wama hitam dan penampilan yang low profie, Sudhamak menceritakan banyak hal di balik kesuksesan Garudafood sebagai salah satu pemain raksasa di industri makanan minuman di Indonesia. Tak ada yang menyangkal bahwa Sudhamek adalah peletak desar transformasi di grup perusahaan berlogo burung garuda tersebut.
“Kesuksesan itu merupakan buah upaya dan proses panjang. Orang yang menjadi kaya ku tidak otomatis bisa dibilang sukses. Horus dilihat dulu apakah kekayaannya itu buah dari kerja kerasnya atau bukan,” ujar Sudhamek
Selain itu, salah satu indikator kasuksesan Darudafood di mata Suchamak adalah kemampuannya untuk bertransformasi agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman yang senantiasa berubah. Menurut pria kelahiran 20 Maret 1958 in 99% perusahaan di Indones merupakan perusahaan keluarga atau family run business. Menurut pantauannya, belum banyak perusahaan keluarga tersebut yang dikelola dengan standar profesional dan berkelas dunia.
“Garudafood telah dan sedang bertransformasi menjadi perusahaan dengan standar kelas duris. Itu menjadi bagian dari cita-cita kami,” ujar pria yang masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada Tahun 2021
Orientasi Keberlanjutan
Bagi Sudhamak, transformasi marupakan hal mutlak bagi perusahaan. Mengingat perusahaan didirikan bukan untuk dua atau lima tahun saja, melainkan salama mungkin “Halkunci dalam reformasi adalah sustainably Kami harus membangun enterprise sustainability di mana hal ini masuk dalam strategic management. Ini yang harus disadari oleh para pendiri karena transformas ku baru terjadi kalau dipimpin dan dilakukan oleh pendirinya,” kata pria yang juga menjadi Chairman DAW Group, salah satu perusahaan bidang sumber daya dan energi terbarukan.
Pendiri ini, sambung Suchamak, bertugas untuk meletakkan dasar-dasar transformasi perusahaan. Baru kemudian para profesional di dalam perusahaan melaksanakannya dengan segala inovasi dan kreativitasnya Der transformasi ini harus kokoh dan terwujud dalam kultur perusahaan yang kuat. Kalau tidak kuat, dalam perjalanan waktu, transformasi berpotensi akan mengalami pembelokan atau tercerabut dari akarya Mengingat konsisten Eu sesuatu yang sulit dilakukan oleh manusia.
“Perusahaan ibarat bangunan Kalau tercersbut dan fondasinya, ia akan roboh Karena itu, di Garudafood, corporate core values kami numuskan dan jabarkan sedemikian rupa. Saya dalam bekerja itu sangat sistematis dan terstruktur. Saya juga suka dengan konsistensi tingkat tinggi Saya paling tidak tahan kalau melihat orang tidak konsisten,” katanya.
la menambahkan, resep kesuksesan yang diraih Gerudafood saat ini tidak lain adalah kejujuran, keuletan, ketekunan, yang dining dengan doa. Resep ini menurut Sudhamek marupakan warisan dari para pandiri Garudafood. “Kejujuran dan doe merupakan bagian dari spiritualkas Sedangkan keulen dan ketekunan bagian dan dinamika bisnis. Kedua began tersebut tidak terpisah satu sams lain. Pendekatan yang kami lakukan adalah spiritualitas,” kata Sudhamok
Kilas Balik
Kebijaksanaan Sudhamak tersebut tentu tidak lepas dari sejarah panjang hidupnya. Di banyak kesempatan, is sering mengisahkan pengalaman jatuh bangun dan menjalani kehidupan yang tak mudah. Di masa kec misalnya sering dihina orang lo lahir di Remberg, Jawa Tengah, sebagai anak bungsu dan 11 bersaudara. Lantaran dari Rembang di masa SMA, dia sering dijuluki sebagai anak kampung. Bahkan, namanya yang unik sering menjadi bahan ejekan dari teman-temannya
Namun, pangalaman tidak menyenangkan itu hadapi dengan tenang dan tak membuatnya menjadi seorang pendendam. Sebaliknya memotivasi dirinya untuk berkembang lebih bak. Termasuk saat ia mengenyam pendidikan tinggi dengan mengambil jurusan hukum dan ekonomi. Pada tahun 1982, ia pernah bekerja di pabrik rakok PT Dudang Daram
Suatu saat, a diminta salah satu kakaknya untuk bergabung di bisnis keluarga, persisnya di PT Tudung Putra Jaya yang bergerak di bidang makanan ringan seperti kacang kult. Pada tahun 1994, PT Garuda Putra Putri Jaya berdiri di Pati clan Sudhamak dipercaya sebagai direktur utama Set menjadi nakhada di perusahaan tersebut, s membawa banyak pengembangan, seperti merambah ke bisnis biskuit dengan pabrik baru di Gresik pada tahun 1997. Waktu bergulir. di bawah kepemimpinannya, Garudafood terus berkembang dan bertumbuh hingga la menjabat sebagai chaman sampai hari in la mewariskan prinsip mindfulness-based business value sebagai pilar keberlanjutan perusahan
Mindfulness-Based Business
Salah satu prinsip bisnis yang Sudhame tanamkan sebagel fondasi sekaligus legacy di Garudafood adalah menduness-based business (MBB). Konsep mindfulness atau
Kesuksesan itu merupakan buah upaya dan proses panjang. Orang yang menjadi kaya itu tidak otomatis bisa dibilang
sukses. Harus dilihat dulu apakah kekayaannya itu buah dari kerja kerasnya atau bukan.
Hal kunci dalam transformasi adalah yang ia sebut juga dengan kebersadaran agung merupakan prinsip untuk berbisnis, berorganisasi, maupun menjalankan sebuah profesi
Prinsip mindfulness ini mengajarkan bahwa benis bukan semata-mata untuk mengejar keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya melainkan untuk berbuat kebaikan kepada manusia sekaligus alam yang juga menjadi prasyarat dari keberlanjutan bisnis tersebut. “Sejatinya, bisnis memiliki dimensi vertikal, karena apa yang kita lakukan di saat ini akan kita pertanggungjawabkan di depan Yang Mahakuasa. Karenanya, saya menambahkan kata agung dalam istilah mindfulness tersebut Dengan kata lain, bisnis memiliki dimensi kesadaran transendental,” katanya.
baca juga
Sudhamak membedakan mindfulness- based business dengan profit obssesed business (POE) seperti yang ia tuliskan dalam bukunya berjudul Mindfulness-Based Business, Berbisnis dengan Hat (Gramedia, 2020). Menurutnya, PDB bertujuan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Sementara, MBB menurut Sudhamek berorientasi pada enterprise sustainability dengan penekanan pada penciptaan enterprise value.
“Cara berbisnisnya juga lain. Kalau POB akan lebih mengedepankan dominasi, kompetisi dan menggunakan pendekatan kekuasaan Sedangkan MBB bukan sekadar pendekatan hukum, tetapi juga etika dan bahkan sesuai dengan nilai spiritual yang sifatnya universal,”
katanya.
Selain itu, POB menganut anthropo-centric yang menganggap manusia manjadi pusat alam semesta dan menjadikan alam sebagai objek eksploitasi Akibatnya, bisnis yang seperti in cenderung merusak lingkungan karena tanpa ampun mengeksplotasi alam demi keuntungan sebesar-besamya. Sedangkan, MBB lebih network-centric yang menempatkan manusta sebagai bagian integral dan saling terhubung dengan yang ada di alam semesta. Semangat Ini berorientasi pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
“Bisnis yang terobassi pada profit biasanya melakukan dikotomi atau memisahkan antara bisnis dan spiritualitas. Padahal, seperti dalam prinsip MBB, spiritualitas dan bisnis tu bisa dintegrasikan, meski keduanya sering mengusung paradoks, ujarnya.
Meski ada perbedaan paradigma, Sudhamak mengingatkan bahwa dalam prinsip MBB tidak berarti perusahaan tidak memiliki orientasi menciptakan profit. Profit tetap harus diciptakan, tetapi tidak menjadikan profit sebagai tujuan satu-satunya. Oleh karena tu, prinsip keberlanjutan harus diterapkan sustainability.
Kaberlanjutan ini salah satunya diterjemahkan sustainability. Kami harus membangun enterprise ke dalam produk-produk baru Garudafood. seperti produk-produk vegan. Selain dalam bentuk produk vegan, kami terjemahkan sustainability dalam kolaborasi dengan para pemasok yang memiliki bahan baku kemasan ramah lingkungan,” katanya.
Tak Sesempit CSR
Sudhamek menegaskan pula bahwa konsep MBB tidak sempit dimanfaatkan dalam bentuk program CSR (corporat social responsibility) saja, melainkan sudah terintegrasi dalam keseluruhan proses bisnis perusahaan.
Salah satunya diterjemahkan dalam bentuk kemitraan dengan para UKM dalam program Garudafood Sehati. “Banyak orang salah menafsirkan sustainability itu hanya diterjemahkan dalam bentuk CSR.
Padahal CSR itu hanya tambahan dan keseluruhan proses bisnis. Bila sustainability melekat erat pada main business, dampaknya akan sangat besar,” ujar Sudhamek
Kesadaran akan mindfulness dan sustainability itu sudah ia temukan sejak ia belum menjadi seorang pengusaha, la masih menjadi seorang pekerja profesional sekaligus aktivis. Bahkan, Suchamak mengaku lebih senang disebut sebagai seorang aktivis ketimbang seorang pebisnis, la terlibat dalam banyak organisasi nasional, seperti anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pads periode 2017- 2022 dan menjadi Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diangkat langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Sebelum menjadi pengusaha, saya adalah seorang profesional sekaligus aktivis. Saya sudah mendirikan empat NGO. Salah satunya ICRP (The Indonesian Conference on Religion and Peace) untuk gerakan cinta pada keberagaman.
Dan, saat saya merumuskan MBB tersebut, saya memimpin sekitar 16.000 karyawan Garudafood yang semua latar belakang dan identitasnya beragam. Dari sini, saya belajar untuk menghormati keberagaman Uniknya, banyak teman pengusaha sering menganggap saya sebagai seorang pengusaha yang nyeleneh, lain daripada yang lain,” katanya.
Empat inisiatif
Sudhamek memaparkan empat inisiatif yang bisa diambil oleh perusahaan dalam mewujudkan prinsip mindfulness-based business. Pertama, perusahaan perlu merumuskan nilai-nilai dasar yang ada dan dijunjung tinggi sebagai corporate core values.
Kedua, seleksi bisnis “Perusahaan harus secara sadar dan sengaja memilih bisnis yang akan dimasuki yang sesuai dengan nilai-nilai spiritualitas, seperti kejujuran, kedisiplinan, cinta kasih, dan sebagainya,” katanya.
Inisiatif ketiga adalah menciptakan sistem yang kondusif agar nilai-nilai spiritualitas itu bisa diterjemahkan secara lebih operasional dan berjalan dengan baik, termasuk bisa diukur agar perusahaan bisa mengetahui kemajuan
yang dicapai “Lalu, keempat, membangun sumber daya manusia yang akan menjalankan sistem kondusi tersebut,” katanya
Semua nilai-nilai dan kultur tersebut pertama-tama harus disampaikan ke internal perusahaan. “Semua orang Garudafood harus menghidupi nilai-nilai ini dengan cara dintegrasikan dalam performance management system,” ujar Sudhamek
Berangkat dari sini, ia menekankan bahwa semua aktivitas yang dilakukan di Garudafood harus mengacu pada tujuan yang sudah ditentukan. Menyir gagasan Stephen Covey Sudhamak mengatakan tim akan bisa bekerja dengan efektif ketika mereka sudah memilik tujuan “ini yang terus saya tularkan kapada generasi muda. Selain itu, saya mengajak tim untuk punya prinsip membayangkan skenario terburuk. Artinya, menyiapkan mental untuk kemungkinan paling buruk.
Sehingga ketika
tu terjadi, mereka sudah punya mental kust dan tidak takut. Biasanya, ketakutan itu akan membuat orang menurun perfomanya lantaran kekuatannya yang melemah,” kata pria yang memegang moto hidup the duty is God, that work is worship ini
Suguhkan Nilai Tambah
Saat pandemi, Sudhamek mendorong perusahaan agar berpegang pada filosof bisnis. “Saya selalu mengingatkan bahwa kami berbisnis itu tidak seperti yang mudah dibayangkan. Kami tidak sekadar berjualan kacang maupun biskuit, namun kami sedang menjual nilai tambah Nilai seperti dalam pemahaman umum merupakan hasil dari kualitas dibagi dengan cost. Kualitas di sini menyangkut banyak hal, seperti produk, layanan, dan sebagainya. Sementara cost bisa dalam bentuk uang maupun waktu. Di
Jeli menangkap
peluang baru
haruslah dimiliki oleh orang-orang Garudafood.
Bisnis itu pada dasarnya tentang meng- indentifikasi peluang.
Perusahaan ibarat bangunan. Kalau tercerabut dari fondasinya, ia akan roboh. Karena itu, di Garudafood, corporate core values
kami rumuskan. dan jabarkan sedemikian rupa.
Ini merupakan never-ending journey. Yang penting, perusahaan
Garudafood, saya tekankan bukan hanya u yang hallkan, tetapi value added (na tambah), katanya
Filosof bisnis bu, sambung Sudhamak harus bisa diterapkan oleh perusahaan dalam segala situasi, termasuk mass krists akibat pandemi COVID-19. Nilai tambah ini bisa diwujudkan dalam program-program inovasi yang dilakukan oleh Garudafood “Sebab tu inovasi sudah menjadi roh Garudafood, maka tagline kami berbunyi leading in innovation,” katanya.
Inovasi tersebut tidak sebatas inovasi produk, namun juga bisa inovasi proses, strateg, manajemen atau model benis, dan sebagainys, la menyebut empat jenjang inovasi, yakni proses, produk atau servis, strategi, dan manajemen “novasi proses dilakukan dengan selalu menerapkan continuous improvement. Inovasi produk dan strategi senantiasa kami lakukan. Inovasi ini yang juga kami lakukan untuk mensasati konde saat pandemi katanya.
Sudhamak melihat perilaku pelanggan berubah saat pandemi Garudafood dengan gest merespons perubahan tersebut dengan melakukan inovasi. Hal ini dilakukan secara berkala. Oleh karena itu di Carudafood digelar program reguler untuk improvement. “Di tempat kami, ada program strategy review meeting atau SRM ini kami gelar setiap setahun sekal Sementara, operational review meeting atau DRM dilakukan lebih sering, sebulan sekali Dengan langkah ini, pada masa pandami, kami bersyukur Garudafood tidak hanya bertahan tetapi juga bertumbuh,” katanya.
la mencontohkan, food service channel di Garudafood selama pandemi meningkat tajam, khususnys produk berbasis keju. Ini terjadi karena perubahan perilaku ibu-ibu rumah tangga yang semakin menggeman aktivitas membikin roti selama mas pembatasan sosial tersebut. “Jeli menangkap peluang baru itulah yang harus dimiliki oleh orang- orang Garudafood. Bisnis tu pada dasary tentang mengindentifikasi peluang Sapa yang menangkap peluang lebih dulu, dia akan lebih
diuntungkan,” katanya.
Bagi Sudhamak, inovasi tersebut tidak bisa dilepaskan dari teknologi Penguasaan teknologi itu penting untuk mendukung inovasi. Teknologi biasanya mendukung peningkatan kualitas dan produktivitas, sedangkan Inovasi diperlukan untuk membangun keunggulan. Selain teknologi dan inovasi, dua hal lain yang menjadi kunci sukses Garudafood adalah brand value yang sold dan jaringan distribusi yang luas dan kuat.
Akhirnya, bagi Sudhamek, membangun mindfulness-based business merupakan pekerjaan tanpa akhir ini juga bukan perjalanan yang ditempuh dalam alur one-way ticket. “Ini merupakan never-ending journey Yang penting perusahaan bisa melangkah maju dan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu,” pungkas Sudhamek.
Bisnis Berkelanjutan Ala Sudhamek AWS
maju dan menjadi lebih bisa melangkah
Besnes harus memiliki purpose agar operasionalnya bisa efektif Bisnis berlandaskan mindfulness atau nilai-nilai kebaikan baik dari
Memasukkan prinsip keberlanjutan dalam proses bisnis
waktu ke waktu.
Selalu jeli dalam melihat peluang
Membuat skenario kemungkinan terburuk agar bermental tangguh
Luwes melakukan jejaring dengan siapa saja
Selalu berinovas agar terus relevan dan unggul
+ There are no comments
Add yours