The Science of Social Sentiment

ukms.or.id – The Science of Social Sentiment , Persepsi sosial memiliki pengaruh besar bagi terbentuknya persepsi individu. Tidak banyak orang yang berhasil melawan arus persepsi sosial yang terus diciptakan berulang-ulang. Fenomena ini pula yang memunculkan paran buzzer di dunia pemasaran.

Beberapa tahun yang lalu ketika saya bekerja di sebuah perusahaan yang mengelola forum daring, sebuah merek smartphone ternama melakukan pre-order telepon seluler (ponsel) terbarunya di berbagai situs belanja. Ribuan orang mengantre dan memesan ponsel tersebut karena memang desainnya sangat menarik. Sayangnya ketika tanggal pengiriman yang dijanjikan tiba, ponsel teranyar tersebut tidak kunjung tiba.


Ada masalah dengan pengiriman barang- barang dari luar negeri yang ikut berimbas pada pengiriman ponsel baru tersebut. Walaupun proses pre-order dilakukan di situs belanja lain dan tidak di online forum yang kami kalola, namun dalam hitungan hari puluhan ribu komentar dan sumpah serapah membanjin online forum kami, mencaci maki merek ponsel tersebut. Mereka menyatakan kakasalannya melalui ruang publik agar banyak orang melihatnya.

Sebagai catatan, waktu tu jumlah pengunjung situs kami setiap bulannya mencapai 25 juta orang. Artinya komplain dan sumpah serapah ini berpotensi untuk dihat 25 juta orang, termasuk mereka yang sebenarnya tidak ikut memesan ponsel tersebut.

Direktur pemasaran perusahaan ponsel tersebut menghubungi kami untuk berkonsultasi bagaimana mengatasi masalah ini. Bahkan, setelah berkomunikasi menyatakan permintaan maaf atas keterlambatan pengiriman, komplain tidak mereda. Setiap harinya ribuan komplain baru muncul di forum kami. Saya lalu mencoba mempelajari thread yang membahas tentang komplain tersebut.

Menariknya, dari puluhan ribu komplain yang masuk tidak lebih dari 20 orang yang membela merek ponsel tersebut. Semua orang yang ada di forum seolah-olah sepakat untuk menghujat ponsel itu.

Semakin menarik lagi katika saya mendapat bagaimana 20 orang yang membel tersebut melalui komentamya ikut dihujat dan difitnah sebagai “orang dalam yang bekerja di perusahaan ponsel tersebut. Fitnah tersebut juga diamini oleh banyak orang lainnya.

Di kesempatan lain, saya menemukan peristiwa dengan sentimen yang berkebalikan. Sebuah merek ponsel lain yang tidak seterkenal ponsel pertama tadi, meluncurkan seri terbarunya dengan desain yang unik dan menarik. Dalam beberapa hari saja forum kami dibanjir postingan pujian pada merek ponsel kedua tersebut. Pola yang mirip tercipta ditengah ribuan sentimen positif tentang merek ini, saya hanya menemui kurang dar sepuluh komentar negatif tentang merakini

Mereka yang memberi komentar negatif harus menanggung akibat karena dihujat sebag provokator dari merek pesaing yang tidak rela maraknya dikalahkan oleh merek yang kurang terkenal.


Dalam keseruan pesta demokrasi negara ini, kita mulai mengenal istilah pasukan nasi kotak yang juga disebut sebagai panastak dan pasukan nasi bungkus atau biasa disebut panasbung. Kedua kelompok ini sebenamya adalah kelompok yang tugasnya sama hanya kebetulan berseberangan saja. Tugas mereka adalah mengomentan dan memposting tentang sosok politik tertentu dengan sentimen yang dinginkan dengan tujuan membentuk opini yang kemudian dipercaya sebagai fakta. Dalam behavioral science hal ini disebut Alusory truth effect, yaitu kecenderungan kita untuk
menganggap sesuatu sebagai kebenaran ketika diulang-ulang terus menerus


Berdasar pada hal ini, tugas panastak dan panasbung itu bukan hanya untuk menciptakan Wusory truth effect postf terhadap sosok yang mempekerjakan mereka saja. Namun, juga menciptakan Wusory truth effect negat ke sosok lawan politik dari yang mempekerjakan mareka


Pertanyaannya, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Manusia merupakan makhluk ol
dan memiliki kebutuhan sosial. Maka dari itu, kita memiliki dorongan untuk berkelompok. Dorongan ini tidak hanya terbatas pada orang- orang dengan karakter ekstrovert saja, tapi bahkan mereka yang introvert juga menemukan kenyamanan untuk bersosialisasi dan berkelompok dengan sesama introvert
Jadi, hukuman penjara yang paling menyiksa adalah hukuman kurungan isolasi, allas hukuman untuk dikurung sendirian dan terisolasi dari orang lain. Hukuman ini jadi sangat menyiksa karena kita memilki kebutuhan untuk bersosialisasi.

Mereka yang sedang disolasi akan mulai berhalusina, berbicara sendiri sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan soalnya. Otaknya memunculkan berbagai gambaran-gambaran imajiner yang membuat dirinya punya sesuatu untuk dkomentar. Maka dari itu, dirundung dan dikucikan secara sostal bisa menciptakan efek menyakitkan yang sama dengan bagaimana otak merespon sakit fisk


Lingkungan sosial kita bukan hams memenuhi kebutuhan untuk sosialis tapi juga memenuhi kebutuhan untuk bisa mengetahui apa yang baik dan apa yang salah. Sejak kecil kita belajar berperilaku dengan meniru apa yang orang di sekeliling kita lakukan. Sehingga anak dari orang tua yang sering melontarkan hardin sumpah serapah memiliki kecenderungan untuk juga mengucapkan kata-kata kasar. Karena, mereka “belajar dengan meniru dari orang tuanya.


10ta belajar untuk mengetahui mana yang benar dan salah dari Ingkungan sosial,
lepas dari fakta apakah kebenaran menurut Ingkungan sosial adalah kebenaran yang juga sejalan dalam norma masyarakat secara umum. Orang-orang disekitar kita berfungsi sebagai panduan mengenal apa yang harus dilakukan.

Maka dari itu, orang Indonesia yang tidak tertib berlalu lintas atau mengantre, mendadak jadi tertib ketika sedang berkunjung ke negeri lain yang lebih tertib. Penduduk lokal yang tertib menjadi panduan bagi mereka untuk mengerti bahwa tertib adalah sesuatu yang harus dilakukan

Dalam memilih restoran tempat makan, kita cenderung memilih restoran yang lebih ramai ketimbang restoran yang sepi pengunjung. Sebush restoran seafood di Jimbaran yang begitu terkenal menjadi satu-satunya restoran yang ramai di jajaran restoran seafood yang berdampingan itu.

Di antara mereka yang memilih restoran yang ramai itu, banyak yang tidak pernah mencoba restoran lain di samping- sampingnya Referensi sosial membuat kita menerima bahwa nikmatnya restoran yang direferansikan tersebut adalah kebenaran bahkan tanpa pernah sekalipun kita mengu kebenarannya dengan mencoba restoran lain di samping kiri kanannya.


Navigasi sosial ini juga tidak hanya berlaku pada hal yang menyenangkan saja, tapi juga untuk hal-hal yang mengancam kita. Kita tahu dan percaya bahwa racun tikus tidak untuk dimakan bukan karena kita pernah mencobanya, tapi karena referensi sosial Bahkan, keseruan roller coaster juga tidak lepas dan terakan dan ekspresi orang-orang yang sedang merakinya. Bayangkan bagaimana tidak menariknya roller coaster ketika mereka yang menaikinya hanya diam dengan wajah datar.


Kita juga memiliki kebutuhan untuk comply secara sosial. Ini yang membuat mereka yang bergaul erat dengan perokok memek kecenderungan untuk merokok. Mereka yang ingin terbebas dari narkoba akan mengalami kesulitan ketika masih bergaul erat dengan para pecandu narkoba. Bahkan, mitos bahwa diabetes dan penyakit jantung adalah penyakit keturunan sebenamya terjadi bukan karena faktor genetik, melainkan faktor sosial


Mereka yang lahir dari orang tua yang diabetes dan sakit jantung seringkal diperingatkan memiliki risiko diabetes dan penyakit jantung lebih besar.

Namun ternyata ini bukan masalah genetik, melainkan masalah gaya hidup yang sama sebagai konsekuensi dant social compliance dan gaya hidup orang tuanya. Kebutuhan social compliance kita juga mendorong kita untuk tidak nyaman berada di kelompok yang terlalu berbeds. Kita sering mengartikannya sebagai “nggak ada chemistry dan selanjutnya kita memilih untuk malper pergi secara perlahan.

Sebegitu besar dampak dan lingkungan sosial sehingga tren dan selera kita sangat dipengaruhi oleh sosial. Ketika celana crop pants diperkenalkan, sebagian dari kita melihat sebagai sesuatu yang aneh karena menyerupai celana yang selama ini sering disebut celana cingkrang. Namun, ketika semakin banyak orang mengenakannya, maka salara kita berubah. Perlahan kita menerimanya sebagai sesuatu yang keren.

baca juga

    Kita lalu ikut mengenakannya karena ingin jadi bagian dari kelompok yang keren itu. Lingkungan sosial membantu indera kita untuk beradaptas dan seiring dengan makin banyak yang menggunakannya, otak mulai membangun sugesti bahwa ini adalah hal yang wajar dan bahkan keren

    Kembali ke cerita mengenal social bullying merek ponsel yang gagal memenuhi tangga waktu pengiriman. Sentimen negatif yang terjadi di forum terjadi karena sentimen sosial yang ada di forum itu sudah condong ke salah satu sudut, yaitu menyalahkan. Segelintir orang yang mencoba membela kesulitan untuk bisa menetralkan dengan memberi perspektif dan pendapat yang berbeda karena mereka dianggap sebagai bagian dan kelompok yang tidak comply secara sosial Konsekuensinya, mereka dirundung.


    Dari kasus ini merek bisa belajar bahwa suks tidak suka, lingkungan sosial berpengaruh dalam membentuk persepsi yang pada akhirnya bisa diterima sebagai realitas ketika diulang berkali-kali. Maka dari itu, kini bermunculan perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasa buzzer untuk menciptakan social conditioning. menciptakan sentimen tertentu dan keramaian massa yang dikerahkan Bahkan, karisma dan aura dari merek besar muncul dari social support dan banyaknya orang-orang yang memilih dan menggunakannya dengan penuh kakaguman.

    Sehingga mereka yang memilih untuk tidak menggunakan merek tersebut bisa merasakan “tekanan dengan tidak comply secara sosial pada pilihan banyak orang pada merek in. Lingkungan sosial berpengaruh dalam membentuk persepsi yang pada akhirnya bisa diterima sebagai realitas ketika diulang berkali-kali.

    You May Also Like

    More From Author

    + There are no comments

    Add yours