ukms.or.id/ – – Tak Mau Khianati Asal Usul Batik Sampang , Bila perkembangan batik di tempat lain cenderung progresif, berbeda dengan yang dialami Yenitri Wahyuni. Terkendala kurangnya SDM dan pola hidup masyarakat, ia bertekad terus mengembangkan potensi batik di Sampang tanpa mengkhianati asal usulnya. Bagaimana kiprahnya?
Rumah Cantik Terampil Basic Cerita Batik Sampang
Lugas dan ceplas-ceplos. Begitulah gambaran sekilas sosok yang akrab disapa Yeyen ini. Anak kedua dari tiga bersaudara ini memang bukan asli kelahiran Sampang. Surabaya lah yang menjadi tempat kelahirannya, namun karena harus mengikuti suami dirinya kini telah menetap di Sampang selama hampir 13 tahun. Selama kurun waktu itulah Yeyen tidak tinggal diam.
Darah seni dan wirausaha yang diturunkan oleh orangtuanya membuatnya dikenal aktif di dunia kreatif, khususnya di Kabupaten Sampang. Bahkan, lembaga pelatihan kerja “Rumah Cantik Terampil” yang diasuhnya kini telah menjadi lembaga binaan Disperindagtam (Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan) dan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kabupaten Sampang.
Selama bertahun-tahun menggeluti batik Sampang, Yeyen mengaku masih relatif sulit dalam mengembangkannya. Dibandingkan dengan perkembangan dunia batik di kabupaten-kabupaten sekitarnya seperti Bangkalan dan Pamekasan, batik Sampang masih belum bisa menyamai kedua kabupaten tersebut.
Wanita 38 tahun itu memang bukan perajin batik, namun ia membuat bermacam-macam kreasi dari batik khas Sampang yang dia aukms.or.id/l dari perajin batik binaannya.
Tak jarang dia dan suami juga membuat desain batik yang merupakan koukms.or.id/nasi dari motif batik khas Sampang dan motif baru yang telah dikembangkan. Akan tetapi, sedikitnya perajin batik juga menjadi kendalanya. Dikatakan, rumah perajin batik terdekat adalah yang berjarak 90 km dari rumahnya. Perajin itulah yang kini menjadi binaannya.
Kisah Kerjasama Manis Dengan Disperindag Sampang
Yeyen juga bercerita pernah menjalin kerjasama dengan Disperindag untuk mengadakan pelatihan. Setelah pelatihan, para peserta diberi modal dan diberi bahan untuk berkarya. Namun ternyata selang waktu dua bulan, modal yang diberikan habis dan tidak menghasilkan karya. Tidak kapok, Yeyen mencari orang-orang di satu kampung untuk dilatih dan diberi modal. Ternyata setelah satu bulan, mereka mundur dan lebih memilih untuk menjadi petani atau TKW.
Praktis, berbagai hasil karya yang memenuhi showroom-nya hanya dikerjakan dirinya dan beberapa gelintir pegawai saja. Karena itu, dia tidak berani memasarkan produknya secara online.
“Saya takut barangnya gak ada, nanti malah mengecewakan pelanggan,” tuturnya. Selama ini dirinya memasarkan produknya melalui pameran atau para pelanggan langsung datang ke tempatnya untuk membeli produk. Selain itu, dia juga memanfaatkan nomor selular dan aplikasi Whatsapp untuk memudahkan para pelanggan menghubunginya.
Menurut Yeyen, pihak pemerintah dan dinas terkait telah bersedia memberi bantuan modal, bahan dan alat bagi masyarakatnya yang ingin berkembang. Bahkan, mereka juga bersedia mendatangkan tutor dari daerah lain.
“Kebetulan suami saya juga seniman, dia buat motif-motif batik. Nah, saya itu pengennya satu kampung satu motif. Ternyata belum bisa sampai sekarang,” ujarnya.
Diakuinya, PR (pekerjaan terbesar) untuknya dan pihak yang ingin mengembangkan potensi daerah dan masyarakat Sampang adalah membentuk mindset masyarakat. Selama ini, pola hidup konsumtif masih melekat pada mayoritas warga.
Perkembangan Bisnis Batik Sampang di Tengah Semarak Hari Batik Dunia Terpikir untuk mengaukms.or.id/l SDM dari daerah lain? Yeyen yang juga aktif menjadi tutor pelatihan ini dengan tegas menjawab tidak mau.
“Saya gak tega, deh. Kami aukms.or.id/l batik dari (kebudayaan) Sampang, masak aukms.or.id/l orang dari daerah lain? Rasanya kayak mengkhianati asal usulnya batik Sampang. Agak idealis lah. Saya ingin orang Sampang sendiri yang kerja, dikenal orang. Jadi, apa yang saya dapat berkah buat mereka, berkah buat saya,” terangnya panjang lebar.
Dengan alasan itulah, Yeyen bersedia memberikan pelatihan-pelatihan di seluruh pelosok Sampang. Dia mengungkapkan keinginannya memberi pelatihan semata-mata agar masyarakat banyak yang berdaya, sehingga kemudian membentuk komunitas. Yeyen juga bersedia membantu untuk memasarkan hasil karya mereka.
Baru-baru ini, Yeyen bersama adiknya, Andi telah memberikan pelatihan di 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang. Peserta yang mengikuti pelatihan tersebut berasal dari kopwan (koperasi wanita) dan UKM (Usaha Kecil Menengah) yang tersebar di 14 kecamatan.
baca juga
1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu
800 Jenis Usaha Yang Menjanjikan Dengan Modal Kecil
100 Daftar Waralaba Dan Franchise Mulai Dari 1 Juta sd 1 Milyar
Sebagai tindak lanjut dan untuk merangsang para peserta pelatihan, Yeyen mengajukan usul kepada pihak Dinas Koperasi Kab. Sampang agar mengadakan lomba terkait hasil karya para peserta dengan hadiah berupa alat, bahan, dan modal usaha. Perkembangan Bisnis Batik Sampang di Tengah Semarak Hari Batik Dunia