Cuan Besar Retail Media Network , Industri periklanan saat ini terus berevolusi guna memenuhi tuntutan zaman dan efektivitas dalam meningkatkan penjualan.
Dalam dunia pemasaran digital yang terus berkembang, RMN muncul sebagai salah satu inovasi paling signifikan. Konsep ini menggabungkan kekuatan data dan teknologi untuk menyediakan platform periklanan yang sangat tertarget di lingkungan ritel. Ini merupakan ekosistem periklanan digital yang dibangun oleh pengecer (retailer) yang memungkinkan merek untuk menempatkan iklan mereka langsung di platform pengecer tersebut. Ini bisa berupa situs web, aplikasi mobile, atau bahkan di dalam toko fisik.
GrabAds bersama dengan Kantar Indonesia mengeluarkan riset bertajuk Unleash Your Full Potential With Retail Media Networks. Dalam laporan itu, disebut bahwa belanja iklan di RMN diperkirakan mencapai US$ 4,7 miliar atau setara Rp 76,1 triliun.
Chaiyren Olivia Herman, Associate Director Kantar Indonesia mengatakan, RMN memungkinkan pengiklan maupun merek untuk menayangkan iklan yang relevan kepada konsumen. Hal ini terjadi dengan menampilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan perilaku mereka di setiap perjalanan pembelian konsumen. “Pendekatan periklanan ini dapat membantu brand untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen, tanpa mengganggu pengalaman berbelanja konsumen di aplikasi,” kata dia.
Menurutnya, secara global, belanja iklan RMN diperkirakan akan meningkat hingga 73% dalam tujuh tahun ke depan. Capaian ini melampaui tingkat pertumbuhan di bidang pencarian dan sosial yang hanya tumbuh 47% dan 45%. Riset itu juga mengungkap, proyeksi pertumbuhan belanja iklan dari tahun ke tahun akan meningkat dari 8% pada tahun 2024 menjadi 11% tahun 2030.
Berdasarkan studi Kantar Media Reactions 2022, RMN sendiri berhasil menduduki peringkat pertama dalam hal ekuitas iklan di berbagai media. Ekuitas iklan mengukur seberapa baik pesan iklan diterima konsumen, dan kampanye iklan dengan ekuitas iklan positif terbukti berdampak tujuh kali lebih efektif. Untuk dapat memberikan makna yang berkesan dan berbeda kepada konsumen, merek perlu memahami kebiasaan dan perilaku mereka.
“Kami melihat RMN melalui penggunaan data pihak pertama dari transaksi konsumen, dapat menjadi saluran ataupun alat bagi brand untuk memberikan nilai besar dan diferensiasi brand yang kuat bagi konsumen,” ujarnya.
baca juga
Sementara itu, Roy Nugroho, Direktur Grab For Business (GFB) Grab Indonesia menambahkan, berbeda dengan jenis RMN lainnya yang hanya mencakup tahapan pembelian tertentu, RMN pada superapp seperti Grab dapat mencapai konsumen di semua tahap perjalanan pembelian mereka, mulai dari pengenalan akan produk (awareness) hingga pembelian (purchase). Hal ini mencakup pengalaman berbelanja omnichannel yang melibatkan belanja di toko fisik maupun secara online.
Bahkan, sebanyak 79% pembeli di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) telah menggunakan saluran online dan offline, dan penggunaan keduanya meningkatkan kemungkinan penerimaan iklan positif sebesar 5%. Selain itu, meningkatnya pangsa RMN dalam bauran media pemasaran selama tujuh tahun ke depan juga didorong oleh karakter unik pasar di ASEAN yang cukup dinamis.
Studi GrabAds dan Kantar pun mengungkapkan dua dari tiga orang ASEAN merasa penting untuk memiliki produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian, sebanyak 61% juga menyatakan bahwa sangat penting untuk memiliki produk atau layanan yang dapat mengantisipasi kebutuhan mereka.
Hal ini menunjukkan konsumen ASEAN lebih memilih transaksi yang lancar dan nyaman yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan cepat. Karenanya, superapp RMN menjadi pilihan yang tepat untuk melayani kebutuhan konsumen dengan ekosistem full-funnel dari offline ke online (O2O) yang didukung oleh data pihak pertama.
“Pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen ini sangat penting bagi brand yang ingin melibatkan masyarakat Indonesia yang sangat mobile-savvy dan mengutamakan aspek kenyamanan berbelanja,” kata Roy.

