Menimbang Kekuatan Affiliate Marketing

Menimbang Kekuatan Affiliate Marketing , Affiliate marketing menjadi strategi instan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) mengakuisisi pelanggan baru. Tingginya kepercayaan konsumen Indonesia pada orang-orang berpengaruh di media sosial menjadi kunci kesuksesan cara ini.

Sebelum menyelami lebih dalam fenomena ini, definisi affiliate marketing adalah bentuk pemasaran yang dilakukan perusahaan dengan menggandeng pihak ketiga atau afiliator untuk mempromosikan dan mendapatkan pelanggan baru. Strategi ini dinilai banyak orang memberikan efisiensi dan efektivitas bagi perusahaan dalam memperluas jangkauan pasar tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Sedangkan bagi afiliator, ini adalah peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan platform dan audiens yang mereka miliki.

Ninja Xpress, perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi, kembali meluncurkan hasil riset Suara UKM Negeri Vol 5 yang membahas tentang fenomena affiliate marketing di social commerce. Studi ini dilakukan bekerja sama dengan Populix, perusahaan riset berbasis online

Adapun survei dilakukan secara online dengan melibatkan sebanyak 300 responden berusia 17-40 tahun. Mereka mengisi survei online dengan pertanyaan terbuka yang dikerjakan selama 15 menit. Sebaran narasumber berada di berbagai kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan.

Dari penelitian ini, ada empat strategi yang digunakan UKM untuk memanfaatkan affiliate marketing dengan mempertimbangkan empat aspek yakni orang (people), platform, harga (price), dan kinerja (performance). Data menunjukkan aspek people, sebanyak 83% orang Indonesia percaya terhadap affiliate marketing. (Grafik 1).

Image or Photo Marketeers Max

Kemudian untuk aspek platform, Shopee menjadi pilihan paling banyak dengan persentase 71% yang diikuti oleh TikTok Shop sebanyak 68%. Tokopedia berada di tempat ketiga dengan persentase 21%. Dua platform terakhir yakni Lazada dan Blibli sebesar 11% dan 6%. (Grafik 2).

Image or Photo Marketeers Max

Pada aspek ketiga, terkait dengan harga, mayoritas konsumen membeli produk-produk melalui affiliate marketing di kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu dengan persentase 47%. Sedangkan orang-orang yang membeli produk dengan harga kurang dari Rp 100 ribu dan Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu sebanyak 17%. Untuk pembelian lebih dari Rp 500 ribu hanya 3%. (Grafik 3).

Image or Photo Marketeers Max

Aspek kinerja diukur dengan pemilihan perusahaan logistik yang digunakan konsumen. Mayoritas konsumen menggunakan jasa pengiriman standar dengan lama waktu satu hingga dua hari sebanyak 75%. Kemudian pengiriman satu hingga empat hari sebanyak 44%. (Grafik 4).

Image or Photo Marketeers Max

Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress menjelaskan riset ini merupakan lanjutan dari riset sebelumnya yang memotret kendala UKM dalam mengembangkan bisnisnya. Pada riset terdahulu, sekitar 50% dari para penjual mengalami kesulitan dalam menciptakan konten yang efektif, sementara 48% lainnya merasa sulit untuk mengikuti perubahan algoritma platform yang terus berubah. Sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang relevan dengan perkembangan tren penjualan, salah satunya strategi affiliate marketing.

baca juga

    Affiliate marketing telah menjadi salah satu strategi kolaborasi pemasaran yang kuat dalam ekosistem social commerce. Kami berharap hasil survei ini, dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk dapat selalu mengamplifikasi tren terkini bagi bisnisnya,” ujarnya.

    Menurutnya, data menunjukkan bahwa mayoritas konsumen online atau e-shopper cenderung melakukan pembelian melalui affiliate marketing yang berasal dari pengguna media sosial biasa sebesar 80%, artis atau influencer 69%, atau teman mereka sendiri 42%. Lebih lanjut, sebagian besar e-shopper atau sekitar 30% memilih untuk berbelanja dari affiliate marketing yang memiliki jumlah pengikut di media sosial kurang dari 500. Sedangkan 21% memilih affiliate marketing dengan pengikut dalam kisaran 500 hingga 800. 

    Hanya sekitar 3% e-shopper yang cenderung membeli dari affiliate marketing dengan jumlah pengikut antara 8.000 hingga 1 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor kepercayaan dan kedekatan personal lebih berpengaruh daripada jumlah pengikut dalam memengaruhi perilaku pembelian e-shopper melalui affiliate marketing.

    Di sisi lain, social commerce seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp merupakan platform utama yang sering digunakan oleh para afiliasi untuk pemasaran dengan kemampuan mereka dalam menarik jumlah pembeli yang besar. Para afiliator menggunakan media sosial ini untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan cara membagikan tautan produk bersama dengan konten visual seperti foto atau video, yang dapat menarik perhatian calon pembeli. Sedangkan untuk jenis produknya, fesyen merupakan kategori paling diminati dan banyak dibeli melalui affiliate marketing, dengan persentase mencapai 74%.

    Kemudian diikuti oleh produk kecantikan 56%, produk untuk kebutuhan rumah dan gaya hidup 50%, aksesori 43%, dan produk makanan dan minuman 40%. Sehingga UKM yang bergerak dibidang fesyen, kecantikan, kebutuhan rumah tangga, hingga food and beverage (F&B) dapat memanfaatkan affiliate marketing dengan lebih maksimal.

    “Pembeli online mengharapkan pengiriman yang efisien namun terjangkau secara biaya. Dalam konteks UKM yang menggunakan banyak afiliasi, layanan manajemen gudang dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengiriman barang secara efektif dan efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan,” ujarnya.

    Sementara itu, Mahari Hadistian, owner dari Urban Geeks toko online serba guna yang menjual berbagai produk elektronik seperti speakerheadset, sampai aksesoris handphone menambahkan, peran afiliator sangat penting dalam memberikan review dan testimoni produk. Sehingga konsumen bisa mengetahui kualitas produk. Dia mengklaim cara seperti ini sangat efektif bagi pelaku UKM dalam memperluas jangkauan pasar.

    “Semakin banyak testimoni produk, semakin besar kesempatan brand untuk meyakinkan pembeli, sehingga adanya affiliate marketing menjadi solusi bagi kami untuk mendapatkan testimoni yang dibagikan,” tuturnya.

    Affiliate marketing menjadi salah satu strategi kolaborasi pemasaran yang kuat dalam ekosistem social commerce.

    Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress.

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top