Furnitur Ramah Lingkungan Diminati

Furnitur Ramah Lingkungan Diminati

Para pengusaha furnitur bakal mengganti bahan baku dari plastik dengan bambu dan rotan sebagai program keberlanjutan. Permintaan produk ini di komunitas internasional pun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap isu perubahan iklim.

Dorongan untuk meninggalkan produk yang tidak dapat terurai terus menguat di seluruh dunia. Hal ini membuat para pengusaha harus beradaptasi dengan permintaan pasar yang terus bergeser. Untuk bisa bertahan di pasar global, mau tidak mau inovasi harus dilakukan.

Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) mendorong seluruh anggotanya untuk mengganti produk-produk berbahan plastik dengan bambu dan rotan. Upaya tersebut bertujuan untuk menjaga keberlanjutan alam dan menangkap permintaan pasar global.

Dedy Rochimat, Ketua Umum Asmindo menjelaskan, inisiatif tersebut tidak hanya dilakukan para pengusaha dalam negeri, tapi juga pengusaha luar negeri di kawasan Asia yang tergabung dalam Council of Asia Furniture Association (Cafa). Kedua asosiasi pengusaha itu telah sepakat mengganti plastik dengan bahan ramah lingkungan yang tertuang dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) Bamboo as Substitute for Plastics in Asia.

“Inisiatif bambu sebagai pengganti plastik dapat diadopsi secara luas demi kinerja sosial dan lingkungan yang lebih baik dari industri furnitur,” katanya.

Menurutnya, tujuan lain dari MoU tersebut adalah meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab seluruh pengusaha furnitur di Asia. Anggota asosiasi dapat memainkan peran utama dalam mendorong keharmonisan alam dan manusia. Termasuk pula menjaga keseimbangan industri, lingkungan, dan masyarakat yang tujuan akhirnya adalah membantu memerangi perubahan iklim serta mencapai netralitas karbon.

Langkah ini dinilai bisa menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan lantaran negara-negara di kawasan Asia memiliki sumber daya bambu yang cukup banyak. Kendati demikian, Dedy menyebut, inisiatif ini tidak bisa dilakukan oleh para pengusaha saja. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, organisasi industri, perusahaan komersial, serta lembaga penelitian dan pengembangan untuk melakukan pengembangan bambu sebagai pengganti plastik.

“Sehingga bisa menghasilkan produk yang cerdas, ramah lingkungan, dan berkualitas tinggi. Kita bersama-sama dapat menciptakan masa depan yang dikembangkan secara berkelanjutan untuk semua,” ujarnya.

Di sisi lain, permintaan akan furnitur ramah lingkungan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan permintaan terhadap furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai 8,6% atau dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan terhadap furnitur secara keseluruhan yang hanya 4,3%.

Dari sisi nilainya, Dedy menyebut, furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai US$ 51,02 miliar pada tahun 2022. Meskipun angka ini baru mencapai 6,7% dibandingkan dengan permintaan furnitur secara keseluruhan, yakni sebesar US$ 766 miliar.

Kendati demikian, pada tahun 2060 permintaan furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai lebih dari 25% dari keseluruhan permintaan furnitur. Kawasan Asia menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar furnitur.

Tercatat, permintaan furnitur ramah lingkungan di kawasan Asia tumbuh 10% per tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasar furnitur secara keseluruhan yaitu 8,18% per tahun. Sedangkan nilainya diperkirakan mencapai US$ 179,2 miliar pada 2024 dan US$ 9,37 miliar atau 5,23% di antaranya disumbangkan oleh furnitur ramah lingkungan.

“Pertumbuhan permintaan furnitur ramah lingkungan yang relatif tinggi ini adalah peluang besar yang harus kita respons secara bersama-sama, dengan membuat pusat-pusat riset dan produksi furnitur ramah lingkungan di kawasan-kawasan industri, termasuk kawasan industri di Indonesia,” kata Dedy.

baca juga

    Restrukturisasi Mesin

    Guna menangkap peluang tersebut, pemerintah tidak hanya berdiam diri dan menunggu. Kontribusi yang dilakukan dengan membuat program restrukturisasi alat produksi. Perluasan ekspor dan pangsa pasar menjadi key performance indicator (KPI) dari program ini.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan nilai pasar industri furnitur dunia diproyeksikan mencapai US$ 629 miliar pada tahun 2024. Nilai bisnis tersebut mengalami kenaikan sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin menuturkan potensi tersebut harus dioptimalkan pemain lokal untuk bisa menembus pasar ekspor.

    Apalagi, kinerja industri furnitur nasional sepanjang tahun 2023 sangat baik dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,8 miliar. Tidak hanya itu, indeks kepercayaan industri (IKI) industri furnitur pada Januari 2024 mencapai nilai 52,38 atau berada pada level ekspansi. Hal tersebut menandakan para pelaku usaha furnitur percaya terhadap kondisi usahanya.

    “Kami telah dan sedang melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri pengolahan kayu, berupa pemberian reimburse penggantian sebagian pembelian sesuai kriteria,” kata Putu.

    Sejak tahun 2022, sebanyak 24 perusahaan telah mengikuti program restrukturisasi mesin dan peralatan industri pengolahan kayu dan furnitur, terdiri atas sembilan perusahaan peserta program pada tahun anggaran 2022 dan 15 perusahaan pada tahun 2023. Pada tahun 2024, anggaran yang dialokasikan untuk program restrukturisasi industri ini sebesar Rp 7,5 miliar dengan target peserta 10 perusahaan industri.

    Putu menyampaikan berdasarkan laporan perusahaan tahun anggaran 2022, program ini telah berdampak pada peningkatan efisiensi perusahaan sebesar 10-30%. Selain itu, mutu produk juga meningkat 10-30% serta produktivitas perusahaan naik 20-30%.

    Kemenperin juga menyusun strategi penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur. Strategi tersebut berfokus pada lima aspek, yaitu fasilitasi ketersediaan bahan baku, fasilitasi ketersediaan sumber daya manusia (SDM) terampil, fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.

    “Kami juga melaksanakan program pengembangan konsep desain furnitur, salah satunya melalui workshop kolaborasi antara desainer furnitur dengan pelaku industri,” ujarnya.

    Image or Photo Marketeers Max

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top