ukms.or.id – Menjadi generasi yang hidup di zaman serba modern, tidak menjamin kenyamanan hidup, terutama dari segi keuangan (finansial).
Faktanya, beberapa tahun ke depan, lapangan kerja yang disediakan oleh perusahaan maupun lembaga pemerintahan, tidak akan sebanding jumlahnya dengan tenaga profesional muda seperti Anda.
Karenanya, pemerintan saat ini terus menggenjot pertumbuhan ekonomi terutama para pelaku bisnis sektor UKM (Usaha Kecil Menengah).
Tidak dimungkiri jika UKM memiliki potensi yang besar untuk berkembang pesat di kemudian hari dan bisa menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak, terutama untuk tenaga kerja lokal.
My Knitted Indonesia
Ada banyak jenis UKM yang bermunculan, baik dalam bentuk barang maupun jasa pembuatan barang.
Di antara keduanya, jenis UKM yang memproduksi barang masih lebih banyak dibandingkan jasa.
Salah satu barang produksi UKM yang banyak diminati karena dibuat tanpa menggunakan mesin dan dalam jumlah terbatas adalah produk handicraft atau kerajinan tangan.
Produk handycraft bernilai jual tinggi karena membutuhkan keterampilan khusus dan kreativitas untuk membuatnya.
Satu di antara jenis produk handicraft yang tidak pernah sepi konsumen adalah handycraft untuk keperluan wanita dan anak-anak, seperti yang dibuat oleh My Knitted Indonesia.
Dewi Arum Muqaddimah
Dewi Arum Muqaddimah, pemilik My Knitted Indonesia ini membuat produk rajut yang unik dan menarik.
Ia tertarik dengan handicraft rajut karena nenek dan tantenya. Ia pun belajar untuk membuat handicraft rajut yang bernilai jual.
Di waktu kuliah, alumni Universitas Negeri Airlangga Surabaya tersebut memasarkan produknya melalui teman-temannya.
Dari banyaknya respon yang positif, ia pun membuat produk rajut dalam jumlah banyak sesuai pesanan, seperti tas, ponsel case, tempat pensil, dan yang paling laris adalah sepatu rajut.
Ia juga aktif mengikuti pameran dan bazar yang diadakan di dalam dan di luar kampusnya, hingga pameran UKM di luar Surabaya.
Karena kegigihannya, pada 2012 Dewi mendapatkan penghargaan Best Development Product Expo UNAIR dan peringkat lima besar Business Plan Competition yang diadakan di UII Yogyakarta.
Dengan jumlah 14 tenaga kerja, Dewi berimpian untuk mengembangkan bisnisnya hingga mampu membuat Kampung Rajut di Surabaya.
Kini, wanita berusia 25 tahun tersebut berhasil membangun toko offline untuk My Knitted Indonesia di ITC Mega Grosir Surabaya dan Workshop Rajut di Ketintang, Surabaya.
Dari modal terbatas ala anak kuliah, ia kini sudah berhasil membuat bisnis My Knitted Indonesia miliknya beromzet 20 juta per bulan.
Menarik, bukan?
Belajar Bisnis Kreatif Handicraft My Knitted Indonesia
Kerajinan tangan atau handicraft memiliki potensi untuk berkembang di sektor UKM.
Khususnya, jika Anda sedang mencari bisnis yang menguntungkan sekaligus bermodal kecil.
Bila Anda memiliki keahlian membuat handicraft, mengapa tidak memanfaatkannya agar menjadi peluang bisnis yang menjanjikan?
Dengan kata lain, keahlian membuat sesuatu yang bernilai jual dari ‘tangan’ Anda, bisa menjadi modal yang cukup untuk membuka peluang bisnis yang menguntungkan.
Namun, beberapa orang mengalami kesulitan dalam memulai atau menjalankan bisnis handicraft.
Karenanya, sebelum Anda memulainya, ada beberapa hal penting yang perlu Anda pertimbangkan untuk membuka usaha handicraft.
Buat Produk dengan Berbagai Model My Knitted Indonesia
Pertama, Anda harus ingat jika dalam membuat handicraft yang perlu Anda perhatikan adalah model dari produk Anda.
Anda tidak perlu membuat produk dalam jumlah yang banyak, namun buatlah model produk yang menarik dan beragam.
Misalnya, untuk produk dompet, Anda perlu membuat lebih minimal tiga model dompet dengan kuantitas 1- 2 saja per model.
Dengan begitu, calon konsumen Anda bisa memilih lebih banyak model sekaligus yakin dengan keterampilan tangan Anda.
Selain model, Anda juga bisa bermain dengan kombinasi warna, motif, dan sebagainya yang bisa memberikan sentuhan berbeda pada produk Anda.
Misalnya untuk produk tatakan gelas, Anda bisa membuat 1 model dengan 3 macam kombinasi warna yang berbeda.
Susun Pembiayaan Awal My Knitted Indonesia
Tidak seperti produk UKM lainnya yang membuat rencana pembiayaan di langkah pertama, pada produk handicraft, Anda sudah bisa memperkirakan harga bahan dan perlengkapan sejak membuat contoh model handicraft.
Dari rencana pembiayaan ini, Anda bisa menentukan harga produk handicraft.
Untuk menentukannya, Anda perlu melakukan riset pasar, karena untuk bahan-bahan membuat handicraft terkadang tidak memiliki harga yang sama.
Jika Anda belum pernah membuat perencanaan biaya awal, Anda bisa menjadikan tabel perencanaan biaya awal untuk produk handicraft berupa dompet tali kur, berikut ini sebagai referensi Anda.
Bahan/Perlengkapan | Harga Satuan | Jumlah Harga |
20 m Tali Kur | Rp15,000 | Rp300,000 |
5 m Resleting | Rp10,000 | Rp50,000 |
2 gulung Benang M | Rp5,000 | Rp10,000 |
2 gulung Pita M | Rp12,000 | Rp24,000 |
1 m Kain Mori Hitam | Rp15,000 | Rp15,000 |
1 Gunting | Rp35,000 | Rp35,000 |
1 Glue Gun | Rp40,000 | Rp40,000 |
1 Korek Api | Rp5,000 | Rp5,000 |
Cetak Label Produk | Rp150,000 | Rp150,000 |
1 pk FlapTape Bag | Rp40,000 | Rp40,000 |
Total Harga Keseluruhan | Rp669,000 |
Rincian biaya tersebut adalah rincian secara umum yang bisa Anda kurangi atau tambahkan perlengkapan/bahan lainnya sesuai produk handicraft yang akan Anda buat.
Misalnya Anda merasa tidak perlu menyetak label produk karena terlalu mahal, Anda bisa menghilangkannya atau menggantinya degan cetal label lain yang lebih murah.
Bila sudah, Anda bisa menentukan harga produk dengan membagi total keseluruhan dengan jumlah produk yang bisa dihasilkan, dan menambahkan dengan kerumitan dan durasi pengerjaan produk.
Misalnya, untuk membuat 15 produk handicraft dompet tali kur, Anda membutuhkan biaya Rp 670.000,-, maka harga tiap produk dari segi bahan adalah Rp 45.000,-.
Untuk durasi pengerjaan dan tingkat kerumitannya, Anda hargai dengan Rp 15.000,- per produk. Maka harga jual produk adalah Rp 60.000,-.
Selain melalui perhitungan tersebut, Anda bisa melakukan riset pasar untuk produk sejenis, agar Anda mengetahui harga pasaran produk handicraft.
Juga, Anda perlu memperhitungkan kualitas bahan dan sasaran konsumen produk Anda, karena daya beli tiap konsumen tidaklah sama.
Tentukan Sasaran Produk My Knitted Indonesia
Anda sudah membuat produk handicraft yang unik dan menarik. Selanjutnya, Anda harus mengetahui sasaran produk Anda.
Membuat produk handicraft yang bisa menyasar siapa saja memang menguntungkan, tetapi selalu ada satu kalangan yang lebih menguntungkan dibandingkan yang lain.
Produk handicraft tas misalnya, bisa digunakan oleh remaja, ibu-ibu, bahkan bapak-bapak untuk istrinya.
Di antara kalangan tersebut, yang paling tepat adalah ibu-ibu, karena pada umumnya mereka lebih mandiri secara finansial dan tidak jarang yang membeli lebih dari 1 produk.
Dari sasaran produk ini, Anda juga bisa menyusun strategi pemasaran yang tepat agar jumlah konsumen Anda meningkat.
My Knitted Indonesia Kenalkan Produk dan Amati Respon Calon Konsumen
Jika sudah menentukan sasaran, Anda sudah bisa mengenalkan produk handicraft. Mulailah dengan memperkenalkannya pada teman atau kerabat terdekat Anda.
Jangan lupa untuk mengamati respon mereka. Jika mereka enggan memberi respon, Anda bisa memancing mereka dengan menawarkan pilihan warna atau motif lainnya.
Selain melalui teman dan kerabat, Anda bisa memanfaatkan akun media sosial (facebook, twitter, dan instagram) Anda untuk memperkenalkan produk handicraft.
Buatlah foto yang menarik dari produk Anda, unggah fotonya, beri tagar #handicraft agar lebih mudah dicari.
Lalu, tagging pada teman-teman Anda di media sosial tersebut agar bisa tersebar luas.
Mudah, bukan? Yang terpenting, Anda harus menggunakan bahasa yang komunikatif untuk menarik konsumen.
Strategi Penjualan Produk Handicraft My Knitted Indonesia
Anda sudah tahu, jika produk handicraft adalah produk eksklusif yang tidak dibuat dalam jumlah banyak karena keterbatasan tenaga pembuatnya.
Keterbatasan inilah yang membuat produk handicraft memiliki nilai eksklusif yang bernilai jual tinggi.
Cara Anda dalam memperkenalkan produk melalui teman dan kerabat adalah salah satu strategi penjualan yang jitu dna bisa Anda lanjutkan.
Jika sebelumnya Anda menggunakan akun media sosial Anda untuk promosi, Anda bisa membuat akun media sosial khusus untuk produk Anda.
Juga, Anda bisa membuat akun di online marketplace seperti lazada, shopee, tokopedia, dan sejenisnya.
Nah, untuk menarik konsumen lebih banyak lagi, Anda bisa memberikan berbagai penawaran yang menarik, misalnya harga yang lebih terjangkau jika membeli lebih dari 2 produk, gratis biaya kirim untuk jumlah pembelian di atas Rp 200.000, dan sebagainya.
Intinya, buatlah produk Anda memiliki nilai lebih daripada produk sejenis.
Untuk itu, melakukan riset pasar produk handicraft akan memberikan banyak manfaat bagi Anda sebelum melakukan bisnis handicraft yang sama.
baca juga
1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu
350 Daftar Waralaba Dan Franchise Mulai Dari 1 Juta sd 1 Milyar
50 Usaha Rumahan di Indonesia
Panduan Bisnis Online Terlengkap
900 Pebisnis Start Up Bisnis Digital Di Dalam Dan Luar Negri
Selain beberapa hal yang disebutkan, masih ada hal lainnya yang perlu Anda perhatikan, seperti menentukan merk produk handicraft, up to date dengan mode, membuat toko offline yang bisa dikunjungi konsumen, dan distribusi produk handicraft agar dikenal lebih luas lagi.
Namun, yang paling utama untuk Anda perhatikan adalah kreativitas dan kesiapan pribadi Anda.
Handicraft memang produk bisnis dengan modal kecil, namun bukan berarti bisa dikendalikan dengan mudah.
Anda perlu konsistensi untuk tetap bersemangat menjalankan bisnis kreatif handicraft.
Dengan begitu, kendala bisnis apapun bisa Anda lewati dengan mudah.
+ There are no comments
Add yours