Seasonal Marketing: Maximizing Growth

Seasonal Marketing: Maximizing Growth , Seasonal marketing menjadi pendekatan yang jamak dijalankan oleh merek di masa-masa yang terbilang peak. Tantangannya adalah bagaimana merek mampu menciptakan seasonal marketing-nya sendiri untuk mensiasati low season di mana penjualan sepi. Kuncinya ada di kreativitas.

Seasonal marketing merupakan pendekatan pemasaran yang sudah lama ada dan jamak dilakukan. Namun, perkembangan teknologi mampu membuat pendekatan ini semakin kreatif, produktif, dan efektif.

Seasonal marketing dimengerti sebagai strategi pemasaran yang meliputi aktivasi promosi, penjualan, dan lainnya dengan mengacu pada momen tertentu. Momentum ini bisa terkait dengan musim alamiah seperti musim penghujan atau kemarau, peringatan hari keagamaan seperti Lebaran dan Imlek, hari-hari besar, dan lainnya. Namun, bagi merek-merek yang kreatif, seasonal marketing ini bisa diciptakan sendiri tanpa tergantung pada momen-momen eksternal.

Kreativitas merek menciptakan momennya sendiri merupakan jawaban untuk menghadapi masa-masa yang terbilang low season, sebuah periode ketika penjualan terbilang sepi. Periode low season memang menjadi periode sangat menantang bagi merek. Belajar dari para pemain e-commerce, mereka bisa menciptakan seasonal marketing-nya sendiri dan bahkan boleh dibilang bisa setiap hari. Kuncinya ada di kreativitas para pemasar. 

Banyak merek melakukan pemasaran musiman ini dengan beragam tujuan.  Pertama, meningkatkan brand awareness. Hadir di musim-musim di mana banyak orang merayakan atau terlibat dalam momen tersebut menjadi peluang besar bagi merek untuk tampil dan unjuk diri di depan konsumen. 

Minimal dengan seasonal marketing itu, merek membangun tahap pertama dari customer journey di era sekarang, yakni aware. Yang dimaksud customer journey ini adalah 5A, yakni aware, appeal, ask, act, dan advocate. Tentu saja, program seasonal marketing yang berdampak ditempatkan dalam customer journey kekinian tersebut. 

Kedua, mendongkrak penjualan secara cepat. Musim dan momen tertentu dimanfaatkan oleh merek untuk menggenjot penjualan. Apalagi pada masa ini, daya beli konsumen dan tren impulse buying meningkat. Produk-produk seperti baju muslim, misalnya, akan laku jual ketika ditawarkan di masa ramadan. Demikian juga pakaian olahraga seperti jersey akan diserbu oleh konsumen yang maniak bola di musim Piala Dunia. 

Ketiga, memperkuat customer engagement. Relasi dan interaksi dengan pelanggan yang semakin kuat sangat dimungkinkan dalam periode ini. Mereka bisa dilibatkan dalam banyak aktivasi dan program yang semakin membuat mereka jatuh hati pada merek. Momen ini jga bisa dipakai untuk melakukan akuisisi pelanggan baru. 

Keempat, momen ini juga bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk dan layanan baru. Dengan mendompleng musim ini, merek bisa lebih mudah mencuri perhatian konsumen saat menawarkan hal baru ke mereka. 

Kelima, seasonal marketing bisa dipakai oleh merek untuk mengedukasi konsumen terkait topik tertentu sekaligus memperkuat positioning merek. 

baca juga

    Kekuatan Teknologi Baru

    Perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital, membuat seasonal marketing semakin kreatif, terukur, dan personal. Kunci pemasaran digital musiman yang efektif adalah merancang kampanye yang tidak hanya tepat waktu, tetapi disesuaikan dengan preferensi dan minat audiens. Di sini, peranan big data dan algoritma menentukan.

    Dari data-data tersebut, merek bisa melakukan penelitian yang menyeluruh untuk mengidentifikasi acara musiman mana yang paling relevan dengan industri dan demografi. Setelah menentukan target, merek bisa melakukan brainstorming ide-ide kreatif yang selaras dengan semangat musim sambil tetap setia pada identitas merek.

    Selain itu, teknologi digital juga memungkinkan seasonal marketing bisa bersifat personal, social, dan experiential. Terkait personal, pelanggan sangat senang bila merek mampu memahami dan memberikan pengalaman yang terpersonalisasi kepada mereka. Personalisasi ini bisa diwujudkan dengan teknologi yang mendukung kustomisasi penawaran, konten, maupun layanan. Kecerdasan buatan (AI) mendukung seasonal marketing bisa menarget lebih cerdas, penawaran tepat, di waktu yang tepat, dan ke orang-orang yang tepat. 

    Selain itu, pengalaman sosial dengan gampang bisa diperoleh pelanggan berkat jejaring di platform digital. Seasonal marketing bisa benar-benar dinikmati secara intensif oleh banyak orang melalui media sosial. Ini bisa dimanfaatkan oleh merek untuk membangun social bonding di kalangan pelanggan. Misalnya, selama lebaran, merek membuat semacam kontes video pendek bertema saling memaafkan. Selain membangun suasana, aktivasi ini juga membuat merek semakin mendapat tempat di hati pelanggan. 

    Sisi experiential bisa dibangun selama seasonal marketing dijalankan dengan mengintegrasikan pengalaman online dan offline di seluruh customer journey. Banyak program bisa dilakukan melalui omnichannel ini sehingga pengalaman pelanggan akan tema musiman lebih utuh – ada sentuhan teknologi/digital sekaligus sentuhan manusia/fisik. Selain itu, teknologi bisa dipakai untuk menyuguhkan pengalaman imersif selama periode tersebut. 

    Di edisi ini, kami menghadirkan contoh-contoh pemasaran musiman di lintas industri yang menarik. Dari pemaparan para narasumber nampak bahwa pendekatan seasonal marketing bisa sedikit berbeda di masing-masing industri. Di sini, ada contoh dari industri layanan keuangan, otomotif, ritel, hotel, e-commerce, dan fast-moving consumer goods. Kami sertakan juga 12 tips menjalankan seasonal marketing di era digital. Selamat membaca! 

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top