Tak Lupakan Customer Journey

Tak Lupakan Customer Journey , Hadir di kanal digital memang sudah selayaknya bagi pebisnis di era sekarang. Namun, sekadar hadir tidaklah cukup. Kualitas produk dan memperhatikan customer journey tetap penting.

Going online adalah salah satu fase dalam transformasi digital bisnis. Tujuannya jelas, yakni membawa kehadiran merek ke dalam ranah daring. Harapannya tentu untuk memperluas jaringan bisnis, dan membawa merek kepada pelanggan baru, dan sebaliknya.

Namun yang sering menjadi salah kaprah pelaku bisnis, adalah mengira bahwa dalam transformasi bisnis yang penting adalah sekadar online saja. Asal pasang promo murah, gandeng influencer atau artis kenamaan, jadi dikotomi bagaimana monotonnya strategi pemasaran pelaku usaha.

Hal ini yang menjadi perhatian Zada Amanda, Owner naPocut, ketika melakukan transformasi digital bisnisnya. Semula berdagang di Pasar Tanah Abang dan ITC Kuningan secara offline, bisnisnya kini makin menjamur hingga delapan kota. Dua hal yang penting menurut Zada: kualitas produk dan customer journey.

Nama naPocut sendiri memiliki makna mendalam karena diambil dari gelar kebangsaan Aceh. Na memiliki arti ada, dan Pocut adalah gelar kebangsaan. Nama ini mencerminkan harapan Zada agar hijab buatannya bisa dipakai oleh wanita lintas generasi dan menjadi kebanggaan bagi mereka yang memakainya.

naPocut adalah bisnis yang sebelumnya dirintis ayah dan pamannya di tahun 2000-an. Tidak bisa dipungkiri bahwa ada stigma yang melekat, bahwa produk yang dijual di tempat seperti Pasar Tanah Abang adalah produk murah. Jauh sebelum Zada mengambil alih bisnis ini, kualitas menjadi tulang punggung dan penyangga keberlanjutan bisnis naPocut selama belasan tahun.

naPocut sendiri adalah merek yang menjual busana muslim seperti hijab. Untuk kualitas material, Zada mengatakan bahwa materialnya diimpor dari Italia. Katanya, sejak pertama dirilis, memang kualitas dari produknya dibuat menggunakan material yang paling baik.

Produk yang dijual naPocut punya harga yang bervariasi, tergantung dari kategorinya. Untuk dalaman hijab, produknya dijual mulai dari Rp 30.000. Sementara untuk hijabnya, harganya mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1 juta. Untuk edisi terbatas, harganya mulai dari Rp 750.000 hingga Rp 1 juta.

Dalam proses pengembangan produk, Zada selalu berusaha membawa budaya Aceh dalam motif hijabnya. Contohnya, pada tahun 2022, NaPocut merilis mukena dengan motif Banda Aceh. Zada percaya bahwa memperkenalkan budaya melalui fashion bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga dan mengenalkan warisan budaya.

“Karena material yang terbaik itu menurut aku yang bikin naPocut juga bisa konsisten sampai detik ini. Ini juga yang membuat naPocut punya loyal customer hingga saat ini,” katanya.

Belasan tahun dikelola ayah dan pamannya, naPocut makin banyak pesaing seiring dengan munculnya tren berhijab. Rupanya menggunakan kualitas terbaik untuk bahan produk tak cukup untuk memenangkan persaingan. Hingga akhirnya, pada tahun 2015, Zada mengambil alih bisnis ini.

Untuk kualitas, Zada masih menggunakan standar yang dipakai sebelumnya. Namun jelas, belasan tahun hanya berkecimpung secara offline, banyak hal yang perlu diubah. Mulai dari saluran distributor yang ditambah, sistem kasir, hingga inventaris pun diubah agar seluruhnya bisa dikelola secara digital.

Pelan-pelan, Zada mulai membawa naPocut menjadi bisnis baik secara online dan offline. Terlebih pada saat pandemi, bisnis ini dipaksa untuk beralih ke online. Namun, momentum ini justru menjadi pintu rezeki bagi bisnis.

baca juga

    Pelan-pelan, Zada membawa mereknya ke marketplace. Selain itu, promosi daring yang dibangun secara organik pun mulai digencarkan. Pemasaran organik ini dilakukan karena perusahaan harus berhemat dalam melakukan pengeluaran.

    Selain itu, yang menjadi tantangan pada saat itu justru adalah kondisi internalnya. Ayahnya sebagai pemilik lama, mempertanyakan keputusan Zada untuk menutup gerai yang ada di pasar Tanah Abang. Selain kondisi pandemi, Zada menilai masih banyak tempat yang lebih prospektif untuk dijamah naPocut.

    Namun perlahan, sang ayah akhirnya mengerti. Meski sudah masuk ke ranah online, naPocut tak serta merta meninggalkan gerai fisiknya. Dengan profit yang diperoleh dari bisnisnya, merek mengembangkan gerai fisiknya.

    Dari semula hanya beroperasi di Pasar Tanah Abang dan ITC Kuningan, naPocut menambah gerai lagi di Mayestik, Pondok Indah Mall, Grand Indonesia, dan Gandaria City. Kota lain yang turut dijamah yakni Bogor, Tangerang, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Padang, dan Pekanbaru.

    Apa yang meyakini Zada bahwa merek harus menambah gerai adalah customer experience. Ia percaya bahwa usai pandemi, cara berbelanja akan berubah lagi. Pembeli ingin kembali menjajal produk sebelum membelinya.

    “Customer journey itu penting sekali untuk konsumen perempuan. Kita menambah gerai fisik setahun sekali dan tidak mengurangi omzet dari online. Justru malah bertambah,” ujarnya.

    Perubahan strategi ini terbukti berhasil. naPocut yang awalnya dikenal sebagai brand offline kini meraih kesuksesan di ranah online, dengan penjualan yang terus meningkat dan jangkauan pasar yang semakin luas. Inovasi dan ketekunan Zada Amanda membawa merek hijab naPocut menjadi salah satu brand hijab lokal yang dikenal.

    Bicara soal omzet, Zada tidak merinci detail berapa pendapatannya dari tahun ke tahun. Namun, transformasi digital yang dilakukannya membawa peningkatan omzet hingga 300% dalam periode 2015-2019. 

    Setelah memiliki gerai di delapan kota, Zada masih percaya bahwa gabungan antara gerai fisik dan daring akan membawa keberlanjutan bagi bisnisnya. Ia berencana membuka gerai fisik baru di Kalimantan dan Sulawesi. Dia bilang, dua area tersebut belum terjamah secara fisik oleh merek.

    Zada percaya, kualitas produk dan customer journey yang membawa naPocut besar seperti sekarang. Ini juga alasan mengapa merek belum mau menjajakan produknya ke luar negeri, dan berfokus pada pasar domestik dahulu.

    “Kita menambah gerai fisik setahun sekali dan tidak mengurangi omzet dari online.”

     Zada Amanda, Owner naPocut

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top