UKM Berinovasi Agar Tak Mati

UKM Berinovasi Agar Tak Mati , Inovasi selayaknya dituntut oleh konsumen kepada pelaku bisnis. Inovasi tak melulu membuat sesuatu yang baru. Namun, bisa juga dengan memberi elemen baru dari sesuatu yang sudah ada. 

Pelaku bisnis dituntut untuk selalu berinovasi karena hal tersebut membawa merek untuk tetap memiliki daya saing. Kreativitas menjadi bahan bakar pelaku bisnis dalam berinovasi. Salah satunya dengan memanfaatkan sesuatu yang sudah ada, kemudian meraciknya kembali menjadi sesuatu yang baru dengan nilai tambah. Inilah yang dilakukan oleh Cerita Wastra.

Cerita Wastra, sebuah merek Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Palembang, Sumatera Selatan, hadir dengan semangat untuk memperkenalkan kekayaan kain tradisional daerah ke pasar yang lebih luas. Berkat kreasi Gita Riska, sang pendiri, Cerita Wastra berhasil memadukan warisan budaya dengan sentuhan modern, menghasilkan produk-produk aksesori yang memikat, terutama tas yang dihiasi dengan motif etnik khas Sumsel.

Gita Riska memulai usahanya pada tahun 2015, didorong oleh hobinya dalam mengoleksi tas. Namun, tak seperti kebanyakan orang, Gita tidak ingin memiliki tas yang serupa dengan orang lain. Dia menginginkan sesuatu yang unik, berbeda, dan memiliki cerita di balik motifnya. Ketertarikan terhadap kain tradisional nusantara, khususnya dari Sumatera Selatan, mendorongnya untuk menciptakan produk-produk yang memanfaatkan kekayaan kain lokal tersebut. Produk-produk Cerita Wastra, yang awalnya dimulai dari hobi, kemudian berkembang pesat dan mendapatkan banyak perhatian dari konsumen.

Cerita Wastra resmi terdaftar sebagai usaha industri rumahan pada tahun 2019. Seiring dengan pertumbuhan usahanya, Gita semakin menyadari bahwa produk lokal dari daerahnya memiliki potensi besar untuk dikenal lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan tekad tersebut, ia pun mulai lebih serius mengembangkan usahanya, dengan fokus pada pengembangan produk berkualitas yang memadukan nilai budaya dan fungsionalitas.

Kain-kain tradisional Sumsel yang digunakan oleh Cerita Wastra meliputi Gambo dari Musi Banyuasin (Muba), Angkinan dari Ogan Komering Ilir (OKI), serta kain-kain populer seperti Jumputan dan Blongsong dari Palembang. Setiap kain yang digunakan memiliki motif dan filosofi yang mendalam, yang dikerjakan dari tangan para pengrajin lokal. Untuk bahan, Cerita Wastra membeli kain dari Tuan Kentang Kertapati, lalu dibuat menjadi tas oleh para pengrajin setempat. Jadi, semua produk Cerita Wastra adalah buatan tangan dan diproduksi di rumah.

Proses pembuatan satu tas bisa memakan waktu sekitar dua hingga tiga minggu. Hal ini menunjukkan betapa detail dan rumitnya pengerjaan tiap produk, yang benar-benar mengedepankan kualitas dan keunikan. Setiap tas dari Cerita Wastra adalah hasil karya yang didesain untuk memberikan nilai lebih bagi pemiliknya, baik dari segi estetika maupun fungsi.

Salah satu produk andalan Cerita Wastra adalah tas pastel. Tas ini memiliki ukuran yang relatif kecil, namun memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup besar, menjadikannya sangat ideal untuk digunakan sehari-hari. Selain itu, tas pastel juga populer karena terbuat dari bahan kain Angkinan yang lembut dan memiliki warna mencolok. Harga yang dibanderol untuk tas pastel berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 750.000, tergantung pada ukuran dan bahan yang digunakan.

baca juga

    Keberhasilan Cerita Wastra tidak hanya terbatas di pasar lokal. Usaha yang dijalankan oleh Gita ini juga telah merambah pasar internasional. Salah satu pencapaian yang paling membanggakan adalah ketika Cerita Wastra berhasil menembus pasar Cina. Produk tas dari Cerita Wastra dijadikan sebagai oleh-oleh dari PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) saat kunjungan ke Negeri Tirai Bambu. “Tas yang banyak diminati di Cina memang tas dengan warna khas mereka, seperti merah dan hijau,” jelas Gita.

    Cerita Wastra tidak hanya bertujuan untuk memproduksi aksesori fesyen yang stylish, tetapi juga ingin terus memperkenalkan kain-kain tradisional Sumatera Selatan yang memiliki nilai budaya tinggi. Gita berkomitmen memanfaatkan kain daerah dalam menciptakan produk berkualitas yang dapat diterima oleh pasar luas. 

    “Kami berkomitmen untuk terus memanfaatkan kain daerah dan menciptakan produk berkualitas. Salah satu langkah penting kami agar Cerita Wastra tetap eksis adalah dengan mengikuti berbagai perlombaan dan pameran untuk mewakili Sumsel di tingkat nasional,” kata Gita.

    Salah satu pencapaian terbaru Cerita Wastra adalah menjadi salah satu dari 5 UMKM Champions Sumsel dalam ajang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI-BBWI) 2024. Cerita Wastra berhasil lolos setelah bersaing dengan lebih dari 1.400 peserta dari seluruh Indonesia. Prestasi ini menunjukkan bahwa produk lokal, ketika dipadukan dengan kreativitas dan komitmen pada kualitas, dapat bersaing di level yang lebih tinggi.

    Dengan menggabungkan keindahan kain tradisional dan kebutuhan fesyen modern, Cerita Wastra telah menunjukkan bahwa produk lokal dapat memiliki tempat tersendiri di hati konsumen. Gita Riska berharap Cerita Wastra dapat terus berinovasi dan menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai kekayaan budaya melalui wastra Indonesia.

    Kehadiran Cerita Wastra di pasar tidak hanya memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya melalui produk-produk yang kreatif dan berkualitas tinggi. Meskipun saat ini Cerita Wastra masih berfokus pada pasar domestik, terutama konsumen dari Pulau Jawa dan Bali, Gita tetap memiliki ambisi untuk memperluas jangkauan usahanya hingga ke pasar global. Dengan semakin tingginya minat terhadap produk-produk lokal yang berkualitas, Cerita Wastra berharap dapat mewakili Sumatera Selatan di kancah internasional, membawa cerita dari setiap helai kain tradisional ke seluruh dunia.

    “Kami berkomitmen untuk terus memanfaatkan kain daerah dan menciptakan produk berkualitas.”

    Gita Riska

    Pendiri Cerita Wastra

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Scroll to Top