50 Usaha Rumahan di Indonesia

Berikut ini adalah inforamsi usaha rumahan di Indonesia untuk anda yang membutuhkan referensi membuka usaha rumahan.

Mas Anter Semarang

 

Usaha Mas Anter Semarang ini merupakan usaha jasa yang dibuka oleh Rizka Aldila Haqq.

Ketika masih mahasiswa dia memiliki ide untuk membuka usaha jasa antar barang yang memberinya untung besar.

Sampai sekarang, dia sudah bisa merekrut beberapa mahasiswa untuk kerja part-time.

Meski masih di bangku kuliah, Rizka sudah bisa mengumpulkan penghasilan bersih sebulan di atas IDR 5 juta sebulan.

Jasanya dibanderol dengan harga minimal IDR 10 ribu dan harga akan lebih mahal tergantung tingkat kerumitan.

Usaha “Mas Anter Semarang” ini dimulai sejak November 2011 dan sudah berkembang menjadi jasa antar atau kirim barang yang handal.

Berbagai macam barang bisa dikirim, mulai dari surat/dokumen, aneka paket, bunga, dan barang-barang lainya.

 

Sushi Jowo, Usaha Rumahan di Surabaya

 

Sushi Jowo terinspirasi dari sushi Jepang yang dibuat dengan cara dan bumbu yang disesuaikan dengan lidah orang jawa.

Brand Sushi Jowo dimulai dari dua mahasiswa STIE PerbanasLella Winety dan Adytya Martha.

Suhi Jowo terbuat dari nasi ketan yang digulung dengan isian daging ayam.

Wujudnya sekilas takkan jauh beda dengan lemper, hanya saja pembungkusnya sudah disesuaikan sehingga mirip dengan sushi yakni dengan nori, olahan rumput laut.

Dinamakan Sushi jowo karena produk ini merupakan inovasi sushi asal Jepang dengan bahan dan cara masak khas Jawa.

Perkembangan bisnis Sushi Jawa ini dimulai dari modal yang didapat dari hibah mandiri tahun 2013.

 

 

Naraya Batik, Purworejo Jawa Tengah

 

Naraya Batik adalah usaha rumahan yang bergerak di industri tekstil dengan fokus membuat batik tulis dan batik cap.

Naraya Batik didirikan tahun 2017 oleh Sri Bandu Rahyuni di Loano Purworejo.

Bisnis ini dikelola dengan menggandeng warga sekitar.

Naraya Batik melayani pesana batik untuk kebutuhan seragam sekolah, seragam KKN, segaram ibu-ibu PKK, sampai dengan pesanan pejabat dan personal.

Naraya Batik menyediakan batik cap, batik tulis, dan ada juga batik lukis.

Naraya Batik  melayani pesanan partai maupun pesanan personal.

Setiap pesanan dapat makan waktu lebih lama tergantung pada jenis batik yang dipilih, batik cap akan cepat selesai, tapi batik lukis butuh waktu sampai tiga bulan.

Bleubell Cake, Usaha Roti Bakar Yogyakarta

 

Bluebell Cake dimiliki oleh Santy Subroto, wanita berusia 50 tahunan yang berhasil menyulap rumahnya menjadi lokasi usaha roti bakar yang inovatif.

Roti bakar bleubell Cake milik Santy ini punya ciri khas berisikan pisang keju, cokelat, dan rasa manis lainnya.

Di samping itu, inovasi roti bakar asin membuat Bleubell Cake menarik perhatian masyarakat yogyakarta.

Roti bakar asin Santy berisikan ayam teriyaki, pepper tuna, smoked beef mozarella dan sosis.

Di samping itu ada varian rasa manis nutella cheese dan stroberi.

Modal awalnya hanya IDR 15-20 juta untuk membeli bahan-bahan.

Usaha ini resmi dibuka Oktober 2016 di garasi rumahnya.

 

 

Peternak Tokek, Mojokerto

 

Ingin raih jutaan rupiah per bulan seperti Yoseph Dio dan Devy Putri?

Yoseph dan Devy bisa meraih jutaan rupiah hanya dengan menjual tokek jenis Gecko.

Tokek ini disebut memiliki karakter yang lucu dan bentuknya lucu serta jinak.

Tokek Gecko merupakan tokek asal Pakistan yang digandrungi para pecinta reptil di Indonesia.

Semua itu karena warna kulitnya yang beragam membuatnya nampak berbeda dari tokek lokal yang terkesan mengerikan.

Yoseph beternak tokek di rumahnya, dan menjualnya dengan harga yang cukup fantastis mulai dari IDR 120 ribu sampai IDR 2,5 juta.

Di rumah Yoseph, terdapat banyak Gecko dengan beragam warna kulit mulai dari putih, merah muda, hijau, kuning, hingga krem.

 

Oyoh Jengkol, Kerupuk Jengkol Mojokerto

 

Oyoh Jengkol adalah usaha rumahan yang dirintis oleh Imas Mintarsih dengan modal usaha awal hanya IDR 100.000.

Jengkol di tangan Imas menjadi kerupuk yang enak untuk dikonsumsi.

Imas awalnya ingin meneruskan usaha keluarga yang jualan kerupuk jengkol namun vakum dalam waktu yang lama.

Imas kemudian punya komitmen kuat untuk mengembangkan kembali kerupuk jengkol keluarganya di tahun 2014 dengan brand bernama Oyoh Jengkol.

Hasil produksi awalnya dijual hanya di warung-warung dengan harga IDR 800, namun sekarang sudah dipasarkan lewat media sosial juga.

Harga tiap kemasan senilai Rp 15.000, tiap bulan bisa laku sekitar 500 hingga 1.000 bungkus, sehingga membuatnya mendapatkan omzet sekitar Rp 5-10 juta per bulan.

 

 

Usaha Kripik Sukun, Pulau Untung

 

Umroh, seorang warga Pulau Untung Jawa menekuni usaha rumahan membuat keripik sukun.

Usaha ini sudah berjalan sejak delapan tahun lalu.

Bisnis berawal dari keripik sukun yang dibuat untuk dikonsumsi keluarga sendiri namun setelah tetangga mencicipi banyak yang suka dan minta dibuatkan.

Akhirnya, Umroh berinisiatif menjadikannya bisnis, mulailah banyak pemesan untuk keripik sukunnya.

Awalnya dia memasak hanya 1-2 buah sukun saja setiap hari untuk memenuhi keinginan pelanggannya yang dulunya masih tetangganya sendiri.

Bisnisnya berkembang, keharuman dan rasa kripik sukunnya yang gurih dan enak dikenal hingga luas.

Sekarang omzet Umroh dengan bisnis sukunnya ini sudah bisa mencapai 12 juta per bulan.

Dia bahkan sudah bisa memiliki karyawan untuk membantunya memenuhi keinginan pelanggannya.

 

Peluang Budidaya Ikan Congo

 

Ikan Congo merupakan ikan yang diminati oleh penduduk Amerika dan Eropa.

Di rumah anda bisa membudidayakan ikan Congo dan mengambil peluang emas ekspor ikan ini sampai ke Amerika dan Eropa.

Modal dan cara membudidayakan ikan Congo Tetra ccukup sederhana, yang perlu dilakukan adalah menyediakan akuarium dan merawatnya dengan baik.

Dilansir dari buku 31 Inspirasi Bisnis Di Masa Krisis karya Flona Serial yang diterbitkan pada 2009, hasil penjualan ikan Congo Tetra bisa mencapai IDR 8,9 juta per bulan.

Seperti dikutip dari ekonomy.okezone.com, seekor ikan Congo Tetra dengan ukuran XL dihargai Rp2.750.

Anda bisa mengambil inspirasi bisnis ini sebagai bisnis rumahan.

 

 

Cokelat Tempe Edun, Bandung

 

Cokelat tempe Edun adalah merek produk rumahan yang menarik, rasanya benar-benar tidak kalah dari cunky bar produk pabrikan.

Biasanya coklat berisi almon dan buah, tapi Cokelat Tempe Edun sesuai dengan namanya, berisikan cokelat.

Bisnis yang sudah berjalan selama lima tahun inipun berkembang pesat sampai menembus mancanegara.

Cokelat Tempe Edun yang dipasarkan melalui media sosial Instagram dengan @ivonelinda33 ini dibanderol dengan harga Rp 6 ribu untuk reseller.

Ada dua varian unggulan yakni cokelat tempe original dan cokela tempe rasa pedas.

Cokelat tempe sudah sampai di Jepang, Singapura, Hong Kong dan Nevada Amerika.

 

Cemilan Emping, Serang

 

Produksi rumahan cemilan emping dimulai 12 tahun llau oleh Bahrudin paska keluar dari BUMN PT Krakatau Steel.

Dia berinovasi membuat cemilan dari biji melinjo.

Cemilannya yang dikenal dengan nama emping itu pun berkembang pesat di kota Serang.

Hingga hasil produksinya bisa menembus pasar Arab Saudi, Qatar, Korea Selatan, Thailand, sampai Belanda.

Sekarang rumah produksi rumah emping ini diramaikan oleh 700 orang lebih dan tiap hari mengirim 1-3 ton emping ke toko yang berada kawasan Cipocok Jaya, Serang

Para reseller akan mengambil emping dari toko tersebut.

Sedangkan urusan ekspornya dikerjakan oleh CV Naufan Putra.

 

Usaha emping ini pernah meraih hasil penjualan sampai US$ 4,50.

 

SimaduPisang, Bisnis Nugget Pisang Jakarta

 

Bisnis Nuget pisang ramai dalam dua tahun belakangan.

Bisnis ini dirintis oleh seorang pemuda bernama Novan Nurul Alam.

Bisnis nuget pisangnya dinamakan Simadupisang.

Bisnis rumahan yang dimulai dari tahun 2017 ini dimulai dengan modal hanya 800 ribu.

Usaha kulinernya berkembang pesat berkat respon positif dari konsumen.

Produk simadupisang dipasarkannya melalui media sosial seperti instagram dan WhatsApp.

Ada juga kerjasama dengan ojek online.

Bisnis ini berjalan lancar dan sudah bisa meraih omzet sekitar IDR 15 juta per bulan.

Harga jual pisang nuget per porsinya antara IDR 20.000 sampai IDR 25.000.

 

 

Pengusaha Peci, Makassar

 

Berkah ramadhan sepertinya akan dirasakan oleh pengusaha peci di seluruh Indonesia.

Khususnyarumah produksi milik Abdul Salam Razak di Makassar.

Tahun lalu, rumah produksinya mendapatkan pesanan yang meningkat sampai 300 persen jika dibandingkan hari biasa.

Pada hari biasa, rumah produksinya menerima orderan hanya sekitar 100 peci saja per hari.

Namun, di bulan ramadhan, rumah produksinya menerima orderan sampai 300-500 buah peci.

Usaha peci Abdul Razak meman memiliki keunikan, di mana pecinya dihiasi dengan gambar dan motif yang unik.

Misalnya bendera negara tetangga atau ikon perhelatan Piala Dunia.

Produk peci milik Abdul Razal ini dipasarkan sampai ke Pulau Sulawesi, sebagian Kalimantan, dan Malaysia.

Produk rumahan ini bahkan berhasil meraih omzet sekitar IDR 300 juta per bulan.

 

Aqila Handmade Soap,  Jakarta

 

Bisnis rumahan Aqila Handmade Soap dirintis oleh Nabila pada tahun 2013.

Modal usaha Nabila pertama kali hanya IDR 400 ribu dari suaminya.

Modal tersebut berhasil menghasilkan 10-20 potong sabun.

Produksi sabun Nabila pun meningkat, dan membuatnya bisa melakukan produksi sabun secara bervariasi.

Sabunnya terbuat dari bahan campuran seperti pewarna, pewangi, madu, gandum, susu kambing, kefir, arang, dan herbal kering.

Aqila memiliki tiga varian produk untuk wajah, 1 masker, body oil 1 varian, dan body butter 1 varian.

Harga sabun di rentang IDR 30-120 ribu dan dapat dikirim ke berbagai kota di seluruh Indonesia.

Hasil penjualannya mencapai omzet sekitar Rp 12 juta hingga Rp 15 juta per bulan.

 

 

Songkok dari Rumput Otok, Lamongan

 

Pengrajin songkok atau kopiah, Abdussalam asal Lamongan ini mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitarnya.

Kopiah hasil produksinya berhasil masuk ke pasar lokal dan nasional dengan jaringan penjualan secara retail melalui Lamongan-Mart.

Produksi Songkok atau Kopiah Abdussalam berawal dari keisengan menemukan rumput otok di hutan.

Rumput otot yang didapatnya dari hutan dijemur hingga kering kemudian dipotong.

Setelah itu dianyam menjadi Songkok atau kopiah.

Tak disangka hasilnya bagus dan memiliki banyak peminat.

Songkok yang dikerjakan oleh Abdussalam pun bisa dijual dengan harga IDR 100 juta, dari finance.detik.com dilaporkan bahwa dia mendapatkan omzet sampai IDR 3 juta per bulan.

Setiap hari dia mampu memproduksi sekitar 30 buah songkok.

 

Seni Lukis Taufik Canting, Pekalongan

 

Melukis biasanya mengunakan kanvas, tapi berbeda dengan Taufik yang memilih melukis dengan canting.

Dia sudah melakukan usahanya sejak tahun 1998.

Dia masih menggunakan pewarna jenis akrilik, namun dengan canting dia lebih mudah melukiskan detail objek yang dilukisnya.

Awalnya dia diangap nyeleneh, tapi dia tetap melanjutkan usahanya.

Tak disangka karya lukisnya menarik perhatian penggemar seni di Eropa seperti Perancis dan Jerman.

Hal itu diawalai dari keikutsertaannya di gelaran pameran seni batik di luar negeri.

Sejak saat itu, hasil lukisannya mendapatkan langganan untuk sejumlah butik batik, perkantoran, dan untuk koleksi pribadi.

Objek lukisannya umumnya wayang dan penari daerah.

Satu lukisan dihargai antara IDR 5 juta sampai IDR 12 juta.

 

Alas Kaki Hand Made In Ciomas

 

Produksi alas kaki handmade atau produksi rumahan ditekuni oleh hampir seluruh warga Desa Merkarjaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Hampir 70 persen warga desa menjadi pengrajin alas kaki baik sandal atau sepatu.

Produksi usaha sandal dan sepatu handmade di Ciomas ini sudah berlangsung sejak 1969.

Ada banyak sepatu dan sandal berkualitas yang bisa dibeli secara borongan atau pun eceran.

Para perajin di sana, rata-rata bisa memproduksi sepatu dan sandal sebanyak 50 kodi per minggunya.

Harga jualnya pun cukup murah di mana rata-rata dijual IDR 400.0000 sampai IDR 500.000 saja per kodi.

Perlu diketahui bahwa 50 kodi itu berarti sekitar 1000 pasang sepatu.

 

Perajin Serat Fiberglass, Cengkareng Jawa Barat

 

Di sebuah gang sempit Cengkareng, Jakarta Barat, seorang pengrajin serat fiberglass bernama Agus berhasil mendapatkan jutaan rupiah dari karyanya.

Trend belanja online telah membantunya mendapatkan pelanggan setiap hari.

Agus memproduksi tong sampah dari fiberglass.

Kerajinannya sudah dimulai dari awal tahun 2004.

Modal awalnya hanya IDR 20 juta untuk membeli bahan baku seperti resin, mat, katalis, cat duco dan sejumlah perkakas kerja.

Kerja kerasnya membuahkan hasil, sekarang dia sudah bisa memiliki 8 karyawan.

Produk ruamahannya yang paling laris berupa tong sampah dan manekin untuk salon.

 

 

Lukisan Batu Kali, Kebumen Jawa Tengah

 

Para pengusaha memang selalu menawarkan keunikan seperti yang dilakukan Putut Agus Indra Sakti.

Dia menawarkan batu kali lukis berbagai macam karakter.

Lukisan yang dilakukan di atas batu kali berjeis batu Blonos dan Cadas serta bebatuan lainnya ini telah dilirik pasar macanegaranya.

Di tangan Putut, batu blonos yang biasanya ada di sungai itu disulap menjadi karya seni bernilai tinggi.

Kerajinan lukis batu ini sudah digeluti Putut selama 8 tahun.

Di atas batu dia menggambar binatang, pemandangan, wajah manusia, hingga tokoh-tokoh mitologi.

Karya Putut dijual dengan harga yang bervariasi mulai dari IDR 10.000 sampai IDR 1,5 juta.

 

Shoes and Care Tirta Hudhi, Yogyakarta

 

Bisnis cuci sepatu ini awalnya dilakukan di kamar kost di Yogyakarta.

Dengan modal hanya sikat dan sabun yang dibelinya dengan uang sebesar IDR 400 ribu, Tirta sekarang mendapatkan omzet sampai puluhan juta rupiah.

Sabun yang dibelinya didatangkan dari Amerika, sabun khusus untuk membersihkan sepatu yang masih jarang ditemukan di Indonesia.

Dengan sabun dan sikat tersebut, usahanya berkembang menjadi IDR 15 juta dan sekarang menjadi IDR 40 juta.

Keuntungannya dia gunakan untuk memperluas usahanya dengan membuat gerai sendiri.

Per hari, gerainya dapat membersihkan sebanyak 5 sampai 10 sepatu.

Satu pasang seaptu ditarif dengan harga IDR 30 ribu sampai IDR 120 ribu.

Harga tersebut diterapkan bergantung pada tingkat kesulitan pemulihan sepatu yang harus dikerjakannya.

 

 

Rendang Nenek, Jakarta

 

Rendang Nenek merupakan merek bisnis kuliner yang dibangun oleh Intan Rahmatillah dan Ivan Diryana.

Pasangan suami istri ini memulai pengolahan rendang sapi rumahan sejak lima tahun lalu.

Resepnya berasal dari Padang yang merupakan tanah kelahiran Intan.

Nama rendang nenek sendiri merupakan ide yang dicomotnya karena resep yang didapatnya merupakan resep turun temurun dari nenek keluarga Intan.

Resep rendang Nenek ternyata mendapatkan sambutan positif dari khalayak umum, terutama ketika dipasarkan melalui media sosial.

Orderan tertinggi Rendang Nenek umumnya ketika memasuki bulan puasa dan lebaran.

Banyak orang ingin menyajikan rendang saat berbuka dan ketika lebaran, sebabnya karena rendang merupakan salah satu masakan istimewa di Indonesia.

 

 

Denu Cokelat, Bandung

 

Denu Cokelat merupakan brand choco crust yang dibuat dengan bahan paduan antara cokelat dengan sereal dan dikemas di dalam sebuah botol kaca.

Kemasannya yang unik membuatnya menarik perhatian secara visual melalui media sosial.

Apalagi pemasaran utamanya yang mengandalkan media sosial berhasil mendatangkan pelanggan dari seluruh negeri.

Cokelat Denu memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan cokelat merek dunia.

Harga yang ditawarkannya pun cukup terjangkau, satu botol dijual hanya IDR 50 ribu.

Cokelat ini bisa didapatkan dengan cara memesan via online.

Nugraha Sugiarta‎, Founder Denu Cokelat bahkan mengaku belum membuka toko offline di manapun meski usahanya sudah dimulai sejak tahun 2012 lalu.

Melalui media sosial, penjualan Denu Cokelat sudah mencapai omzet IDR 100 juta dalam sebulan.

 

 

Kerajinan Sampah Plastik, Jakarta

 

Sampah plastik disulap menjadi tas, dompet, sampul buku, hingga payung.

Produk ini mendapatkan perhatian dan laku dijual hingga memperoleh omzet hingga IDR 10 juta per bulan.

Kerajinan dari sampah plastik ini diperkenalkan pertama kali oleh pembuatnya Yanti, pendiri komunitas lingkungan Trashion di puncak acara #BhayPlastik Festival.

Sampah plastik diubahnya bersama ibu-ibu yang tergabung dalam komunitasnya menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Dengan visi mengurangi sampah lingkungan, mereka berhasil menyulap barang yang dianggap tak berguna tersebut menjadi barang yang bernilai jual.

Menggunakan alat jahit, dia membuat plastik menjadi tas yang kuat dan bernilai tingggi dari segi desain dan juga kualitas.

 

Kerajinan Kerang Laminasi, Magelang

 

Usaha keras Prajoko dengan Kerajinan kerang laminasinya membuahkan hasil mencapai pasar mancangera dengan ikut serta pameran Inacraft di Jakarta pada April 2019.

Kerainan Kerang laminasi ini diproduksi mulai tahun 2002 dengan bahan baku berupa cangkang kerang simping atau srimping.

Bahan baku ini bisa didapatkan di kawasan laut Pantura Jawa, Gresik, Demak, Jepara, Brebes dan Cirebon.

Produksi kerajinan kerang laminasi menghasilkan berbagai macam bentuk mulai dari vas bunga, tempat tisu, tempat buah, tempat snack, alas cermin, dan lain sebagainya.

Kerang ini juga bisa diubah menjadi furniture untuk keperluan rumah tangga.

Hasil kerajinan sekarang sudah bisa menembus pasar Amerika Serikat berkat pernah pameran di Korea tahun 2017, Hong Kong tahun 2017, Malaysia dan Inacraft.

 

 

 

Sedotan Bulung Bambu, Bali

 

Produksi sampah sedotan sampah plastik menggunung, kini saatnya untuk berganti menggunakan sedotan dari bahan yang lebih ramah lingkungan.

Misalnya saja mengunakan sedotan dari Bulung Bambu yang diproduksi oleh Yumna Batubara.

Produksi rumahan sedotan ramah lingkungan ini dimulai sejak 2014 silam.

Bisnis sedotan ini cukup unik, meski masih kalah saing dengan produksi sedotan dari plastik di dalam negeri.

Meski demikian, Yunma mendapatkan pasarnya sendiri untuk produk sedotan dari bulung Bambu ini justru diminati di luar negeri seperti Jepang dan London.

Dengan modal 10 juta, Yumna berhasil memproduksi sedotan dari bulung bambu yang diterima di pasar luar negeri.

Dalam sebulan dia bisa mengekspor sebanyak h 30 ribu pcs ke Australia dan ke London.

 

Tanaman Buah Tin, Karawang

 

Membuka usaha bisa berarti membuka peluang bisnis di bidang apapun termasuk bidang pertanian.

Salah satunya dilakukan oleh seorang petani muda asal Karawang yang berhasil meraup untung jutaan rupiah dengan berbisnis tanaman buah Tin.

Petani itu bernama Dede Abdul Halim, dia menawarkan bibit tanaman buah tin dari lahannya seluas 10x 12 meter saja.

Dia membudidayakan bibit tanaman buah tin tersebut dan menawarkannya secara online.

Itulah yang menguntungkan Dede, sehingga bisa membuatnya mengirimkan bibit buah tin sampai memperoleh omzet rata-rata 20 juta per bulan.

Bibit buah tin hasil budidayanya dikirimkan ke Bandung, Purwakarta, Subang bahkan sampai ke Lombok.

Per batang, bibit buah tin dijual dengan harga IDR 20 ribu.

Aksesoris Batok, Jakarta

 

Mendapatkan profit jutaan rupiah dari limbah bukanlah hal yang mustahil bagi Fadli Lidra.

Dia memanfaatkan limbah batok kelapa menjadi beragam aksesori dan dijual dengan harga yang bervariasi.

Batok kelapa di tangan Fadli bisa berubah menjadi cinci, kalung, gantungan kunci dan beragam aksesoris lainnya.

Bisnis yang dimulai sejak tahun 2015 lalu ini dimulai Fadli bahkan nyaris tanpa mudah uang.

Setelah menemukan batok yang sesuai, dia pun memulai proses pembuatan menjadi cincin hingga kalung.

Fadli juga enerima pesanan custom dari pembeli yang kerap datang melalui media sosialnya.

Harga jual produk pun beragam, ada cincin polos yang dijual mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 900.000.

 

 

Pesawat Aeromodelling, Banjarnegara

 

Siapa sangka hobi seperti membuat pesawat aeromodelling bisa mendatangkan pendapatan sampai jutaan rupiah.

Hal itu dialami oleh Warga Desa Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah Eko Setyabudi yang membuat pesawat aeromodelling.

Pesawat ini dibuat dari styrofoam bekas, dari bekas buah sampai dengan bekas kulkas.

Styrofoam itu disulap menjadi pesawat aeromodelling oleh pria lulusan D-III Elektro itu.

Satu pesawat dibanderol dengan harga antara Rp 2,7 juta hingga Rp 6 juta, dan sudah menembus pasar Malaysia dan Bruneidarussalam.

Ada model pesawat yang khusus digunakan untuk akrobatik.

Pesawat buatannya memiliki jarak tempuh yang beragam, ada yang antara 500 meter sampai 1 kilometer dengan remot kontrol sebagai pengontrolnya.

 

Pengrajin Jilbab Samsul Ma’arif, Mojokerto

 

Ketika jilbab menjadi trend fashion, Samsul Ma’rif mendapatkan siraman rejeki yang cukup besar.

Usaha jolbabnya yang dalam skala industri rumahan itu kini sudah memiliki omzet mencapai IDR 150 juta per tahun.

Peningkatan pemesanan itu kerap kali terjadi di bulan ramadhan, menjelang hari raya lebaran, peragntian tahun baru dan di musim haji.

Momen berkah itu didapatnya dengan usaha yang sudah dikerjakannya selama 22 tahun.

Dengan modal usaha awal hanya IDR 32.500, Samsul berhasil menjadi pengrajin yang sukses.

Di karir awalnya dia mendapatkan omzet sekitar 45 juta per bulan.

Sekarang, dia sudah memiliki 12 karyawan, dan setiap hari harus menyelesiakan 10 kodi atau sejumlah 200 jilbab.

 

 

 

Pengrajin Kue Keranjang Bungkus Daun Pisang, Semarang

 

Kue keranjang biasanya dibungkus plastik atau aluminium, kini di kota Semarang kita bisa menjumpai kue keranjang yang dibuat dengan bungkus daun pisang.

Produksi kue keranjang dengan daun pisang ini dijalankan oleh pengrajin rumahan bernama Eng Hwat.

Pemesanan pada hari menjelang imlek, dia bisa memproduksi sampai 10 ton kue keranjang.

Produksinya sendiri menawarkan tiga varian, tidak hanya ada yang dibungkus daun pisang tapi ada juga yang dibungkus keras kaca dan ditawarkan dalam berbagai varian rasa.

Harga kue keranjang Eng Hwat yang bisa tahan lama meski tanpa bahan pengawet ini dibanderol dengan harga Rp 53.000 per kilogram untuk kue keranjang yang idbungkus kertas kaca.

Sedangkan yang dibungkus daun dibanderol dengan harga Rp 56.000 per kilogram.

 

Tahu dan Susu Serasi Bu Khotijah, Semarang

 

Brand tahu dan susu serasi milik Khotijah sangat populer di smearang.

Tahu goreng dan susu kedelai buatan bu Khotijah terkenal segar karena terbuat dari kedelai murni.

Banyak orang datang untuk membeli langsung ke area produksinya supaya bisa melihat proses pembuatannya secara langsung.

Harga tahu per bungkus IDR 10.000 dengan isi 10 buah tahu.

Sedangkan susu kedelainya dijual dengan harga IDR 5.000 per gelas.

Tahu dan susu bisa tahan selama tiga hari jika disimpan di luar kulkas, namun jika disimpan di dalam kulkas bisa tahan selama satu minggu.

Khotijah menegaskan bahwa bahan utama susu kedelai bukan ampas tahu tapi benar-benar sari kedelai asli.

 

 

Dawet Daun Pisang , Bantul Yogyakarta

 

Dawet Daun Pisang Muryati dijajakan di Jalan Samas KM.18, Dusun Warungpring, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.

Aroma dawet daun pisang Muryati memiliki kekhasan aroma daun pisang.

Sementara terkait warnanya sesuai dengan bahan utamanya yakni daun pisang sebagai pengganti terigu.

Rasa dawetnya menjadi terasa lebih segar, dan manfaat daun pisang juga banyak seperti mengandung antioksidan dan polifenol yang baik untuk menurunkan risiko penyakit jantung.

Satu gelas dawet daun pisang dibanderol dengan harga IDR 3 ribu.

 

 

Pengrajin Fiber Glass, Jombang

 

Pengrajin fiber glass di Jombang merasakan omzet selalu naik menjelang natal dan tahun baru.

Salah satu pengrajin beranama Nathalia Apriyanto, kerap menerima pesanan dari gereja-gereja di wilayah Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Ponorogo dan Kediri.

Omzetnya melonjak dari rata-rata Rp 75 juta menjadi Rp 100 juta dalam sebulan.

Harga souvenir yang ditawarkan rata-rata Rp 2.500-4.000.

Bentuk-bentuk souvenir yang ditawarkan pun beragam, namun khusus untuk natal ada gantungan kunci dan replika salib, serta pernak-pernik bernuansa natal.

Nathalia dibantu oleh 25 pekerja di rumahnya untuk menjawab pesanan dari gereja di sekitar rumah produksinya.

 

Jenang Teguh Raharjo, Ponorogo

 

Jajanan kuliner jenang legendaris dengan merek “Teguh Raharjo” merupakan industri rumahan yang diperasionalkan oleh Sri Harijati.

Hasil produksi Jenang di industri rumahan ini beragam, antara lain seperti jenang ketan, jenang beras, hingga jenang gaya baru seperti jenang kentang.

Tersedia juga pilihan jenang waluh (labu kuning), jenang mangga, jenang nanas, jenang sirsat, jenang pisang sampai dengan jenang cokelat kurma.

Jajanan jenang ini dijual dengan harga IDR 17.500 per kemasan ukuran 3 ons.

Sementara itu, khusus untuk jenang wajik memiliki harga spesial yakni IDR 30 ribu dengan berat 3 ons.

Pesanan Jenang biasanya meningkat ketika memasuki bulan ramadhan sampai lebaran.

 

 

Jajanan Madumongso , Kudus

 

Menjelang lebaran banyak makanan manis diperdagangkan.

Di Kudus, ada pengrajin Madumongso yang legit khas dari Kudus.

Jajanan itu diproduksi oleh industri rumahan milik Ny. Qomariah.

Sebagai salah satu pengrajin madumongso, dia kerap mendapatkan pesanan yang tinggi di bulan ramadhan dan menjelang lebaran.

Di hari raya, umumnya orang Kudus dan sekitarnya akan menyajikan madumongso.

Madumongso yang dipasarkan umumnya dibungkus dalam kemasan plastik 500 gram sampai 1 kg.

Sementara untuk harganya dibandeorl mencapai IDR 65 ribu per kemasan.

Madumongso yang memiliki cita rasa yang manis dan legit milik Ny. Qomariah ini dipasarkan melalui sistem mulut ke mulut dan media sosial saja.

 

Umiyakko Javafood , Tempe Magelang

 

Umiyakko Javafood merupakan brand hasil produk rumahan yang berupa tempe kaleng.

Tempe kaleng ini dibuat oleh Dirjaya warga Desa Sucen, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Tempe dipilih sebagai produksi utama karena makanan ini asli dari Indonesaia dan disukai oleh orang dari seluruh dunia.

Hasil produksi tempe yang dikalengkan ini bisa bertahan selama 15 bulan, dengan perlakuan khusus disimpan dalam suhu 175 derajat celcius dan tekanan 3 bar.

Ada empat varian rasa yang ditawarkan yakni gurih, bacem, kari, dan tempe terik. T

Tempa olahannya sudah menembus negara Australia, Qatar, Suriname, sampai Ceko.

Bahan utamanya berupa kedelai lokal dari Pacitan, Wonosari, dan Grobogan.

 

Peci, Garut

Pengusaha rumahan Solehuddin mendapatkan pesanan yang cukup tinggi dari India dan Qatar untuk peci buatannya.

Solehuddin mengaku setiap bulan di luar bulan ramadhan mendapatkan pendapatan berkisar IDR 2 juta sampai IDR 3 juta sata.

Berbeda di bulan puasa sampai lebaran, omzetnya bisa naik sampai IDR 12 juta per bulan.

Kenaikan omzet ini mmebuat para perajin yang bekerja dirumahnya harus bisa menyelesaikan 60 kodi setiap hari.

Peci-peci hasil industri rumahnya ini juga sudah merambah pasar nusantara.

Peci yang ditawarkan solehuddin beragam, ada peci dengan aneka motif dan ada yang polos.

Satu peci dijual dengan harga kisaran IDR 15 ribu sampai IDR 50 ribu.

 

 

Kerajinan Mozzaic Kaca Label Surya Citra Mozzaic , Bantul, Yogyakarta.

 

Suyanto mengubah serpihan kaca menjadi kerajinan bernilai tinggi.

Di tangannya dan dengan pare pengrajin yang bekerja dengannya, serpihan kaca berubah menjadi kotak tisu, cermin, vas bunga, kap lampu, jam dinding, kaligrafi dan lain sebagainya.

Modal usaha Suyanto di awal karirnya hanya IDR  1 juta untuk membeli amplas.

Usaha yang dimulai sejak tahun 2010 ini perlahan namun pasti permintaan meningkat dan varian produk pun menciptakan varian harga mencapai jutaan rupiah.

Omzetnya pun meningkat, dari yang awalnya hanya IDR 2 juta berubah mencapai 6 kali lipatnya.

Hasil produksi skala rumahan ini sudah mencapai pasar Maroko, Afsel, Jerman, Spanyol, India, Malaysia, China, dan Korea.

 

Helm Retro, Lamongan

 

Awalnya Samsul hadi Susanto adalah seorang petani.

Dia beralih profesi menjadi pengrajin helm retro dan sudah beromzet sampai IDR 500 juta per bulan.

Dia bekerjasama dengan para pemuda di desanya untuk membuat helm retro ini.

Dengan modal awal 200 juta, dia merekrut para pemuda desa untuk melakukan penyablonan, desain, dan menjahit.

Sebanyak 75 pemuda terlibat sebagai pengrajin di sentra produksi helm rumahan milik Samsul Hadi Susanto ini.

Dalam sehari mereka bisa memproduksi sekitar 500-600 helm.

Berbagai ukuran ditawarkan, mulai dari untuk anak-anak sampai untuk orang dewasa.

Helm terlarisnya adalah helm untuk anak-anak seperti helm Tayo, Shiva, Hello Kitty, Spiderman, anak muslim, Upin-Ipin.

 

Keju Indralika, Boyolali

 

Keju Indralika di Boyolali menjadi salah satu brand keju yang meramaikan pasar keju di dunia.

Ketika keju merek internasional masuk ke Indonesia, jangan hanya melirik keju luar negeri saja.

Di Indonesia ada produksi keju lokal yang digawangi oeh Noviyanto, pemuda asli boyolali.

Dia menawarkan brand Keju Indrakila hasil inovasinya ini di tahun 2009 lalu.

Awalnya produksinya dalam skala kecil, namun produksi rumahan Keju Indralika telah berbuah menjadi sentra produksi yang terbilang besar.

Dalam sehari, industri rumahan Keju Indralika ini menghasilkan 50 kilogram keju.

Varian rasanya pun ditawarkan dalam 9 jenis varian rasa.

Keju Indralika merupakan keju jenis Boyobert yang sudah masuk ke pasar nusantara.

 

 

Tangan Rantau, Pengrajin Tas Rotan Lombok

 

Tangan Rantau merupakan brand yang menawarkan tas rotan yang diproduksi oleh Angela Raharjo.

Dia menggaet para pengrajin lokal untuk menyediakan tas rotan yang mendapat pangsa pasar cukup besar di Lombok.

Dengan modal awal IDR 1 juta, dia memperkenalkan brand Tangan Rantau ke sekitar melalui media sosial.

Bisnisnya pun mendapatkan dukungan dari orang tua hingga membuatnya mampu mempekerjakan puluhan pengrajin.

Per bulan, sekarang dia bisa mendapatkan omzet sekitar 18 juta.

Produknya juga sudah berhasil menjangkau pasar nusantara sampai ke Timika dan Aceh.

Sementara tu, harga jual produk brand Tangan Rantau ini berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 600 ribu.

 

 

 

Cokelat Dodol (Chocodot),  Garut Jawa Barat

 

Cokelat Dodol atau Chocodot merupakan produk cikelat yang terkenal akhir-akhir ini.

Produksi Chocodot dirintis dalam bentuk usaha skala rumahan dan terus berkembang sampai bisa mengekspor produknya ke luar negeri.

Pemilik usaha ini bernama Kiki Gumelar, dia menjadi pengusaha yang mampu menghasilkan cokelat yang digemari seluruh penduduk indonesia.

Pemasarannya dimulai dari Garut , dipromosikan sebagai produk oleh-oleh khas setempat.

Usahanya dimulai dengan modal IDR 17 juta, lalu dilakukan pemasaran melalui media sosial dan mengikuti berbagai even pameran.

Hasilnya, produk dan mereknya dikenal dan mendapatkan pelanggan.

Dari yang awal mulanya hanya berproduksi 20 kilogram per hari, kini sudah berkembang mencapai 1 per hari.

 

Juragan Kardus, Jakarta Timur

 

Juragan Kardus adalah sebutan untuk bisnis rumahan milik Dewi Lestari di Jakarta Timur.

Dengan modal tabungan IDR 10 juta, Dewi mulai memasarkan kardus yang dimilikinya.

Akan tetapi, suatu hari dia mendapatkan pesanan 1.000 kardus sebulan.

Akhirnya dia sadar, industri kardus ini memiliki peluang profit yang tinggi.

Dia pun mulai fokus dan setiap hari bisa menerima suplay kardus dari satu pabrik bisa mencapai 1 hingga 2 truk dengan rincian 1000 kardus/ truk dalam sekali kirim.

Kardus-kardus tersebut kemudian ditampung dan dijual kembali oleh Dewi dengan harga beragam mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 20.000.

Penghasilan dari menjual kardus bisa mencapai IDR 300 juta per bulan.

 

Trie’s Cheese, Keju Rumahan Bogor

 

Trie’s Chees merupakan brand merek untuk keju rumahan karya Tri Haryanto.

Usaha rumahannya dimulai sejak 2011 dan pertumbuhan permintaan meningkat per tahun mencapai 20 persen.

Keju buatannya dibutuhkan oleh produzen pizza dan pengusaha kue.

Setiap bulan, Tri mengolah minimal 4.000 liter susu sapi segar.

Dalam setiap bulan dia mampu menjual paling sedikit 400 kilogram .

Varian keju Trie’s Cheese yang ditawarkan ke pasar beragam antar alain keju edam, mozarella, paneere, serta cheese cream.

Harga keju beragam, mulai dari IDR 140.000 per kilo.

Omzetnya dalam sebulan bisa berkisar antara IDR 65 juta sampai IDR 100 juta.

 

 

Haliya, Produk Jahe Aceh

 

Haliya merupakan brand yang fokus menjual produk jahe.

Hasil produksi Haliya dikelola oleh Aidil di Lhokseumawe.

Aidil membangun industri rumah tangga itu karena melihat hasil panen jahe tetangganya yang melimpah.

Dia bisa memproduksi 600 produk Haliya per bulan dengan ukuran dari 15-100 gram.

Bisnisnya dibantu oleh dua orang karyawan dan sudah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) atau Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Bahan baku jahe diambilnya dari petani sekitar dengan harga IDR 16.000 per kilogram.

Untuk memproduksi 600 produk haliya per bulan, dia membuthkan 50 kilogram jahe per bulan.

 

Bisnis Gipang dan Berondong, Tulungagung

 

Bisnis Gipang dan Berondong rumahan milik Siti Rohayah sedang gundah, karean peminat berondong dan Gipang tak banyak.

Berondong dan gipang buatan industri rumahannya bersama 40 karyawan ini dijualnya IDR 500 per biji.

Untuk mendapatkan keuntungan yang banyak dia harus menjual dalam jumlah banyak juga.

Rata-rata per hari rumah produksinya bisa memperoduksi sekitar 1.000 bal gipang dan berondong.

Dalam 1.000 bal gipang terdapat 500 bungkus gipang, demikian juga dengan berondong.

Dalam sehari 1.000 bal ini harus terjual habis supaya dapat untung sampai IDR 14 juta dan bisa memberinya upah kepada 40 orang karyawannya.

 

Kerupuk Sermiyer, Blora

 

Kerupuk Semiyer merupakan makanan khas dari Blora yang diproduksi dengan bahan dasar Ketela pohon.

Sermiyer merupakan kerupuk khas dari daerah Ngawen.

Salah satu pengusaha Sermiyer, Lmaijan kerap mendapatkan pesanan yang tinggi di bulan ramadhan dan idul Fitri.

Sermiyer terkenal sebagai kerupuh yang gurihnya khas sehingga enak dihidangkan untuk menjamu tamu atau untuk teman minum teh dan kopi.

Bahan utama Sermiyer adalah ketela pohon yang mana satu karung ketela pohon seharga IDR 150 ribu.

Dengan satu karung ketela pohon tersebut, Lamijan bisa menghasilkan sekitar 1500 lembar kerupuk sermiyer.

Cita rasa gurih dihasilan dari bumbunya yang berupa bawang putih, ketumbar, garam secukupnya dan daun seledri.

 

 

Sambel Roa, Sulawesi Utara

Sambel Roa, Sulawesi Utara telah menjadi salah satu oleh-oleh khas daerah tersebut.

Sambal Roa enak dijadikan teman makan.

Sambal yang diproduksi dalam skala industri rumahan ini dibuat oleh Agnes warga Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Usahanya dimulai dari tahun 2012 dengan niat sebagai peluang memperoleh penghasilan tambahan.

Dia baru mulai fokus memasarkannya pada tahun 2018 dan memproduksi 50-60 buah sambal dalam sehari.

Dalam sehari dia bisa menghabiskan 70-100 kilogram ikan roa yang merupakan bahan utama pembuatan sambal roa.

Ikan Roa didapatnya dari Morotai dan 1 kilo ikan roa, bisa dibuat menjadi 30 botol sambal yang membuatnya berhasil meraih omzet sekitar 20 juta per bulan.

 

 

Sambelado Kepiting , Balikpapan

 

Sambelado Kepiting diproduksi dalam skala rumahan oleh Rita Erna Suzana.

Dia mulai mengkreasi Sambelado Kepiting kemasan pada pertengah tahun 2015.

Kepiting menjadi bahan utama karena belum ada yang memproduksinya di area sekitar tempat tinggalnya.

Awalnya, skala produksinya sangat kecil dengan modal IDR 3 juta.

Dia pun menjual sambelnya baru di kalangan orang yang dikenalnya.

Akan tetapi, proses pertumbuhan usahnya terbantu dengan adanya pengenalan produk dari mulut ke mulut.

Dia menyajikan dua kemasarn ukuran 175 gram dan 200 gram.

Keberhasilannya melambungkan Sambelado kepiting sampai ke Eropa.

Dia juga dinobatkan sebagai Best of The Best cipta oleh-oleh Balikpapan pada UKM Fair 2018.

 

 

Nasi Cumi Hitam Madura Pak Kris, Malang

 

Nasi Cumi hitam madura pak Kris hadir di Malang dengan sebuah warung sederhana.

Pak Kris menyajikan makanan rumahan asli Madura tersebut kepada warga Malang dan pendatangnya.

Cumi hitam yang disajikan di warung makannya diambil di antara cumi-cumi pilihan.

Cumi hitam itu disajikan dengan nasi hangat, ditambah dengan mi, serundeng kelapa, pepes tuna, dan sambal pencit menambah selera makan.

Harga satu porsi nasi cumi hitam Madura Pak Kris ini IDR 17.000.

Selain itu ditawarkan juga cumi premium, yakni cumi hamil yang punya rasa maknyus dengan harga IDR 25.000.

Ada juga cumi super dengan ukuran jumbo dengan harga IDR 50.000.

 

 

baca juga

1000.001 Ide Bisnis UKM Dengan Modal Mulai 100 Ribu

Peluang Bisnis Minuman Dengan Modal 100 Ribu

350 Daftar Waralaba Dan Franchise Mulai Dari 1 Juta sd 1 Milyar

Panduan Bisnis Online Terlengkap

Bisnis Rumahan Minyak Goreng Home Industri

 

Wader Goreng, Bantul

 

Wader Goreng merupakan usaha kuliner yang dirintis oleh Supriyadi di Bantul Yogyakarta.

Usaha ini terlihat sepele yakni menggoreng ikan wader, ikan air tawar ukuran kecil yang bisa didapat di air tawar.

Usaha ini sudah meraih omzet sampai IDR 90 juta per bulan.

Dia bekerja dengan 12 karyawan untuk memproduksi ikan wader goreng yang dipasarkannya ke 79 toko oleh-oleh dan rumah makan di kawasan Kabupaten Sleman dan Kotamadya Yogyakarta.

Rata-rata dalam satu hari, rumah produksi wader Goreng Supriyadi menggoreng sekitar 200 kilogram wader.

Usaha yang dimulai dengan modal awal hanya IDR 60 ribu ini sudha berkembang sampai jutaan rupiah.

Demikian pemaparan 50 usaha rumahan di Indonesia yang semoga bisa menginspirasi Anda.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours